Soloensis

Pembullyan di Bangku SD

school-bullying-with-student-cartoon-characters_1308-118070
Gambar: Freepik

     Hai perkenalkan saya adalah siswi SMP kelas 8 yang bersekolah di daerah Surakarta. Di sini saya ingin menceritakan sedikit pengalaman yang pernah saya alami pada saat Sekolah Dasar. Selamat membaca ya!

     Beberapa tahun yang lalu, saat saya menduduki bangku sekolah dasar, saya mengalami kejadian yang kurang mengenakan, yaitu pembullyan. Pembullyan itu terjadi selama sekitar 2,5 tahun, dari saya kelas 2 sampai di kelas 4. Kejadian tersebut dikarenakan saya yang berbeda agama dengan mereka yang membully saya. Saya difitnah telah mengempeskan ban sepeda teman saya dan dimintai ganti rugi 15.000, dan juga saya disuruh suruh untuk membelikan mereka makanan dikantin. Saya juga diancam agar tidak memberi tahukan pembullyan ini kepada kedua orang tua saya.

     Kejadian tersebut terjadi cukup lama, sering kali saya dijauhi oleh semua teman di sekolah saya. Mereka disuruh oleh pembully itu agar tidak berteman dengan saya. Semua teman teman saya di sekolah takut kepada si pembully tersebut. Saya dibully oleh 3 teman kelas saya, namun salah satu dari mereka tidak melakukan pembullyan yang berlebihan. Saya sempat ditawari untuk berteman dengan pembully pembully itu, namun dengan syarat saya harus mau melakukan apa yang mereka suruh, karena saya dulu pernah ingin mempunyai teman, saya menerima tawaran tersebut. Namun, itu tidak berjalan dengan waktu yang lama, karena saya merasa sudah cukup lelah dengan tuntutan dari mereka, Dan saya semakin dijauhi oleh teman teman saya dan pembully itu.

     Namun pada akhirnya pembullyan tersebut berhenti ketika adanya pandemi yang melanda di Indonesia. Karena pada saat pandemi Covid-19 semua murid belajar di rumah, saya merasa aman karena sudah tidak ada yang membully saya di sekolah. Pada saat kelass 5 SD dan sudah masuk ke sekolah kembali, saya mendapatkan teman baik, dan yang paling saya kagetkan adalah salah satu pembully itu ingin menjadi teman dan sahabat saya. Dan pembully itulah yang menyuruh nyuruh saya ini itu, dan bisa dibilang “ketua geng” yang membully saya. Saya cukup trauma dengan kejadian yang terjadi sebelumnya, yaitu pada saat ia membully saya, namun saya tetap menjadikan dia teman saya walaupun tidak terlalu dekat.

     Waktu sudah berjalan cukup lama dan pada akhirnya, saat saya kelas 6 SD saya memiliki teman yang cukup banyak, dan sudah bisa bergaul dengan teman sekelas saya. Saya juga memiliki seorang sahabat yang selalu mensupport saya dalam keadaan apapun. Masih ingat dengan yang saya ceritakan tentang salah satu dadi pembully yang tidak melakukan bullying yang berlebih? Ya benar orang itulah yang sekarang menjadi sahabat saya. Dia orang yang baik menurut saya, dia membully karena dia disuruh oleh 2 orang yang membully saya sebelumnya.

     Dari kelas 6 sampai sekarang saya kelas 8, saya berteman baik dengan dia. Dan saya bersyukur bisa bertemu dengan orang orang baik pada saat saya di SMP ini, saya mempunyai teman banyak di SMP ini. Dan untuk kejadian pembullyan pada saat saya di Sekolah Dasar sudah mulai saya lupakan, tetapi saya tetap tidak menceritakan kejadian tersebut kepada kedua orang tua saya, dan lagipun kejadian tersebut sudah cukup lama, saya ingin lebih fokus kedepannya, saya tidak ingin mengingat kejadian tersebut.

      Sekian cerita dari saya, dan ini pengalaman pribadi saya sendiri. Semoga di sekolah sekolah lain tidak ada pembullyan lagi, karena pembullyan bisa menyebabkan dampak besar bagi korban yang mengalaminya, bisa saja sampai depresi, gangguan jiwa, dan lain lain. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan saya. Terimakasih!

 

Nama : Euaggelion Ciesar Febyola

Sekolah : SMP NEGERI 11 SURAKARTA

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment