Soloensis

Muslim ikut Membangun gereja di solo

du5T3cQ1zP

 

Joko prasetyo adalah anak dari bapak parto dia seorang pekerja tukang bangunan d daerah Karanganyar. Saat ini usianya 32 tahun. Dia seorang anak yang sangat energik dan bersemangat dalam bekerja dan taat beribadah. Cita-cita nya adalah menjadi pendakwah

Menurutnya, pendakwah itu adalah kewajiban bagi umat islam dan dia berusaha selalu belajar memperdalam ilmu agamanya sehingga dia mampu menjadi pendakwah yang baik dan bisa membari maanfaat kepada sesama

Namun dia pernah mendapatkan masalah dalam pekerjaan nya, ketika itu dia mendapatkan pekerjaan membangun gereja di daerah notosuman, Solo. sebagai bentuk profesionalitas pekerjaan nya dia tetap bekerja dengan semaksimal mungkin agar supaya hasilnya memuaskan kliennya, namun dilain sisi ada teman dan tetangganya yang memberikan komentar negatif kepadanya karena seorang muslim membangun tempat ibadah non muslim. Karena itulah joko mencari pengetahuan mengenai apa yang dia alami kepada orang yang memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Dan joko pun bertanya kepada takmir masjid pak sunarto, setelah mendengar curhatan dari joko, pak takmir pun mengumpulkan para pemuda masjid di desanya terdebut guna untuk memecahkan masalah tersebut, 

Rapat antara takmir dan pemuda masjid pun segera d lakukan dan mendapatkan hasil berupa membuat acara pengajian di desanya. Dengan mendatangkan dua narasumber ahli yang memang sudah tidak diragukan lagi ilmunya. Dalam kajian tersebut dijelaskan bahwa hal yang di alami joko termasuk dalam kategori bermuamalah dengan non muslim, dan itu di perbolehkan karena Rosulullah Muhammad SAW pernah bermuamalah dengan non muslim.

Di dalam hidupnya, Rasulullah SAW banyak sekali berhubungan secara sosial (bermuamalah) dengan non muslim, baik dengan orang kafir, musyrik, Yahudi, Nasrani, Majusi, dan lainnya dalam berbisnis, hidup bertetangga atau usaha-usaha tertentu. Hubungan tersebut lebih karena ada keterkaitan sosial sebagai makhluk sosial. Dalam konteks ini, muamalah Rasulullah SAW yang tidak berhubungan dengan urusan agama (ritual).

Salah satu contoh adalah ketika Nabi SAW masih berjuang pada awal dakwah di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy yang memusuhinya justru banyak yang menitipkan harta mereka di tangan Rasulullah SAW karena dianggap orang yang jujur dan amanah (al-Amin) sejak kecil. Posisinya sebagai orang yang dikenal sangat jujur, gelar sejak kecil tidak pernah dicabut meski Rasulullah saw. diangkat menjadi utusan Allah SWT. dan mendapat tantangan dan dimusuhi oleh masyarakatnya sendiri. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di tangan beliau masih banyak harta titipan milik orang-orang kafir yang harus dikembalikan terlebih dahulu. Suatu sikap yang mungkin sulit terjadi bagi orang biasa, dimusuhi oleh mereka yang titip harta, tetapi Rasulullah SAW tetap memegang amanah.

Setelah mendapat wawasan dari pengajian tersebut teman dan juga tetangganya joko pun mengerti akan kondisi yang di alami joko dan bisa memahaminya bahwa itu di perbolehkan namun ada batasan-batasannya, yang terpenting akidahnya tetap terjaga dan dalam proses pembangunan hanya sebatas bekerja, antara atasan dan bawahan. Joko pun akhirnya paham dan tetap bekerja menyelesaikan pekerjaan membangun gereja, karena tidak ada yang perlu d khawatirkan akan hal tersebut, karena distu joko hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya mencari nafkah dan sadar akan toleransi beragama, joko pun juga merasa lebih lega dan tidak merasa terbebani lagi dalam pekerjaannya

Karena kejadian ini joko malah menjadi lebih bersemangat dalam mencari ilmu agama, dalam benak hatinya mengakatan kalau segala sesuatu masalah yang ada d dunia ini sudah ada cara menyelesaikan dengan menambah ilmu wawasannya

 

 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment