Soloensis

Toleransi di Atas Tanah Berbudaya

multicultural-concept-illustration_114360-25402
Gambar: Freepik

     Namaku Ayudya dan sejak kecil, aku suka dengan budaya Jawa terutama dengan tari tradisional. Suatu hari, aku mendapatkan kesempatan untuk belajar menari pada sebuah sanggar tari di kota yang sangat berbudaya, yaitu kota Solo. Sanggar ini terkenal dengan keberagaman anggota yang berasal dari latar belakang sosial, agama, dan suku yang berbeda-beda.

     Setelah beberapa minggu belajar di sanggar tari tersebut, aku mulai merasakan keberagaman pendapat di antara sesama anggota sanggar tersebut. Perbedaan pendapat yang paling sering terjadi biasanya mengenai tata cara menari atau cara memainkan musik. Ada beberapa anggota yang merasa lebih nyaman dengan tata cara mereka sendiri dan menganggap bahwa cara mereka adalah yang terbaik, sementara anggota lain mengikuti tata cara yang sudah disepakati bersama.

     Aku sebagai anggota baru di sanggar tari tersebut, sering merasa bingung dan ragu. Aku tidak tahu persis harus mengikuti tata cara yang mana, dan tidak ingin memicu konflik dengan anggota lain. Namun, ada salah satu guru yang melihat kebingunganku, beliau memberikan saran dan mengajarkanku untuk lebih terbuka dan menghargai pandangan dari anggota lain.

     Dengan berlatih dan mengikuti tata cara yang berbeda-beda, aku mulai merasakan bahwa setiap pendekatan memiliki keistimewaan tersendiri. Aku mulai merasa lebih menghargai keberagaman pandangan dan mulai menyadari bahwa keberagaman tersebut sebenarnya bisa dikolaborasikan sehingga membentuk ide-ide baru yang kreatif dalam menari maupun menabuh.

     Aku juga semakin menyadari bahwa dialog terbuka dan menghargai perbedaan pendapat sangat penting dalam mencapai keberhasilan dalam sebuah tim. Dengan mendiskusikan tata cara menari atau cara memainkan musik dengan anggota lain, lalu mencari solusi terbaik yang tidak hanya memuaskan satu pihak, tetapi juga memenuhi kebutuhan lainnya.

     Dalam proses tersebut, aku belajar untuk lebih memahami orang lain dan lebih respect pada pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pandangan pribadiku. Aku juga belajar mendengar pendapat anggota lain dan secara positif mendukung ide-ide tersebut saat itu diperlukan.

     Pada suatu saat aku dan anggota lainnya tampil di panggung besar dan berhasil menampilkan penampilan yang memukau dan lengkap dengan keberagaman ide. Dalam keberhasilan itu, aku menyadari betapa pentingnya kepemimpinan yang baik, dialog yang terbuka, dan kemampuan untuk menghargai perbedaan pendapat sebagai kunci keberhasilan dalam sebuah tim.

     Dalam pengalamanku di tanah yang berbudaya ini, aku belajar bahwa toleransi dan menghargai perbedaan pendapat memang tidak mudah, tetapi seiring dengan adanya dialog terbuka, keinginan untuk mengerti dan bersama-sama mencapai kesuksesan, toleransi pun akan menjadi lebih mudah dicapai. Kepedulian pada orang lain selalu menjadi kunci utama dalam menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang terbaik.

 

Ayudya Veronika

SMPN 19 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment