Soloensis

Buka Puasa

flat-friendsgiving-illustration-with-friends-having-dinner-table-together_23-2150931322
Gambar: Freepik

     “Halo….Selamat siang Bu Ika, mohon maaf acara buka bersama anak-anak kelas 8.6 apakah jadi dilaksanakan,  Tanya Mama Gerardo?” ( seorang istri pak pendeta).  Sambil berjalan menuju kelas dengan tas hitam yang selalu digendong,  saya  menjawab   dengan handphone , “ Mohon maaf , Mam. Nanti saya telepon balik, ya!” ditemani  daun pucuk merah di depan kelas 8.6 bergoyang indah siang itu, seakan menemaniku  menuju ke kelas, Di pojok kelas duduk sendiri anak perempuan  masih menghabiskan  makan siomay  yang dicampur saos tomat  menambah menarik warna siomay di plastic itu. Sesekali anak perempuan itu merasakan pedas dengan satu tangan sebelah kanan di goyang-goyangkan di depan mulut seolah-olah seperti kipas.

     Tanpa menyadari kalau Guru Bahasa  Indonesia sudah memasuki ruang kelas tersebut.  Terlihat seorang anak yang duduk dibangku depan dekat meja guru mengayunkan kipasnya karena keringat membasahi jidatnya, sambil menyapa “ Selamat Siang, Bu Ika?”  Selamat siang jawabku. sambil terlihat anak-anak sudah memasuki kelas dan duduk di tempat masing-masing, dengan senyum saya  menyapa anak-anak, “Selamat siang, anak-anak?” Selamat siang, Bu Ika? Jawab anak-anak serempak. Membuka buku absen anak- anak kelas 8.6 , menanyakan kehadiran siswa-siswi.

     Hari itu yang tidak hadir Deo karena sakit. Untuk membuat konsentasi belajar anak-anak, di awal pembelajaran diawali dengan membuka tepuk semangat  , sangat antusias  anak-anak melakukannya. Mengingatkan  pembelajaran kemarin ,anak-anak bersahutan menjawab struktur teks pidato…Bu….pernyataan posisi, tahap argument, dan pernyataan penguatan posisi. Luarbiasa kalian anak-anak hebat. Sembari memberikan tugas pada anak-anak untuk mengidentifikasi struktur teks pidato, naskah teks pidato dibagikan , anak- anak mengerjakan secara berkelompok.

     Kala itu cuaca sangat panas,. Selesai  mengajar di kelas di ruang staf kepala sekolah , saya  mengambil handphone dari dompet kecilku berwarna biru, jemari manisku mulai memainkan dengan menekan tombol handphone dan munculnya sebuah nama Mama Gerardo. “Halo , selamat siang Mama Gerardo?”. Terjadilah sebuah pembicaraan . “Saya sangat senang Bu Ika kalau diadakan buka bersama meskipun  beragama Kristen saya  mendukung kegitan positif tersebut, besuk saya bawa oseng-oseng daun papaya, masakan saya mantab lho Bu Ika ,kata Mama Gerardo”. Begitu antusiasnya Mama Gerardo tersebut. . “ Iya Mam, terimakasih atas perhatian dan partisipasinya, besuk kita informasikan lagi.

     Melalui WA group paguyuban orangtua siswa kelas 8.6 ,saya gunakan sarana  berkomunikasi dengan orangtua siswa mengenai persiapan buka bersama .  Ide itu sering saya lakukan sebagai walikelas disetiap  bulan Ramadhan agar anak-anak dapat merasakan  toleransi keberagaman dalam menghormati teman-temannya menjalankan ibadah  puasa. komunikasi antara orangtua semakin terjalin . terpilihlah Mama Andreas sebagai ketua pelaksana kegiatan buka bersama dan  terbentuklah sebuah kesepakatan  pelaksanaan buka bersama  dilaksanakan Hari Sabtu dan semua makanan dibagi-bagi yang membawa dari para orangtua.

     Ada yang membawa snack, nasi , sayuran ,laukpauk, buah sampai es buah. Begitu ikhlasnya para orangtua yang biasa menjalankan ibadah di Gereja  Hari Sabtu tanpa ada yang protes mengubah jadwal ibadah di Hari Minggu. Demi pelaksanaan buka bersama kelas 8.6 berjalan lancar. Sebagai walikelas merasa bangga dan haru pada ketulusan hati para orangtua serta begitu  kompaknya. Tibalah pelaksanaan buka puasa , dilaksanakan di halaman SMP Negeri 3 Surakarta dimulai pukul 16.30 Menit. Namun, Para orangtua sudah mulai berdatangan sejak pukul 15.00 WIB. Mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk meletakkan semua makanan, anak-anak pun juga sangat antusias mempersiapkan tempat dan sarana prasarananya.

     Bersama orangtua anak-anak bergotongroyong ada yang mengambil meja di kelas untuk diletakkan di depan kelas sebagai tempat untuk meletakkan makanan dan minuman. Meja di balut dengan taplak bunga-bunga semakin menambah indah tempat prasmanan tersebut. Satu demi satu diletakkanlah toples es yang berisi nasi yang masih panas, sayur-sayuran mulai dari sop ayam, sambal goreng ati ayam, paklay,asem-asem kikil, bakmi goreng, ayam goreng, kerupuk udang goreng, semangka dan es buah. Tidak ketinggalan pula dipersiapkan kurma dan sosis basah dan roti sebagai hidangan pembuka . di sela-sela anak- anak bersama orangtua mempersiapkan segalanya, terdengarlah sebuah pembicaraan dari Mama Andreas yang sekaligus sebagai ketua pelaksana kegiatan tersebut, “Ini pengalaman pertamaku membeli kurma”karena sebelumnya aku belum pernah membeli kurma, seperti ada yang aneh. Pembicaraan pun juga gayung bersambut dilanjut Mama Gerardo , “Aku juga disapa oleh tetangga, tidak biasa-biasa masak oseng daun pepaya banyak kemudian aku jawab untuk pelaksanaan buka bersama di sekolah anakku”, jawabku.

     Akhirnya tetanggaku mengatakan kalau sebuah keberagaman beragama yang terjalin sangat bagus di SMP Negeri 3 Surakarta. Persiapan tempat dan sounsystem pun juga sedang dipasang. Tikar di gelar . Alhamdulillah cuaca sangat mendukung , begitu cerah dan tidak ada mendung sedikit pun. Dengan diawali pembawa acara yang membacakan rangkaian acara, maka acara buka puasa pun di mulai. Acara di buka oleh prakata dari ketua pelaksana ( Mama Andreas ) ,dilanjutkan sambutan dari saya sebagai walikelas 8.6 dan sambutan dari Kepala SMP negeri 3 Surakarta.  para orangtua yang tidak bertugas mempersiapkan makanan dan minuman ,duduk bersama di tikar yang sudah disediakan. Suasana begitu hanyut indah sebuah keberagaman yang terjalin. Kepala SMP Negeri 3 Surakarta memberikan apresiasi yang sangat luarbiasa dengan terlaksananya acara buka bersama  oleh kelurga besar kelas 8.6.

     Semoga tidak hanya terjalin saat ini saja namun sampai kapan pun akan terjalin erat. Setelah Pak Iwan, S.Pd. salahsatu guru di SMP Negeri 3 Surakarta mengisi tauziah ,persiapan buka puasa, terdengarlah adzan magrib tanda semua dapat berbuka puasa, sebuah pemandangan yang sangat apik ,komando dari Mama Andreas sebagai ketua   pelaksana ,yang beragama Kristen dan Katholik baik itu anak-anak dan orangtua siswa mempersilakan yang makan berbuka puasa terlebih dahulu untuk makan dan minum. Bahkan berlalu lalang mengambilkan  kurma dan minuman teh. Setelah berbuka puasa dengan minum the dan menyantap snack dilanjutkan sholat magrib.

     Saat itulah, baik anak-anak dan orangtua siswa yang beragama Kristen dan Katholik menyantap snack dan minuman. Sholat magrib selesai dijalankan dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang telah dipersiapkan sejak sore tadi, toleransi pun terlihat kembali,  mendahulukan yang berbuka puasa , dan setelah semua yang beragama islam mengambil hidangan dan es buah, bergantian yang beragama Kristen dan Katholik mengambil hidangan yang telah disajikan. Sayup-sayup terdengar suara adzan isak dari masjid lain. Akhirnya kami yang beragama islam melaksanakn sholat isak dan dilanjutkan sholat tarawih secara berjamaah. Namun ada juga sebagian siswa maupun orangtua siswa yang beragama islam tidak menjalankan sholat karena menstruasi. Melanjutkan dengan membersihkan tempat. Kegiatan buka bersama berakhir pukul 20.30 WIB. Siswa siswi dan orangtua merasa lega dan senang agenda buka bersama berjalan lancar.

     Namun, sebelum saya pulang, Mama Gerardo mendatangi saya di kantor sambil merangkul saya dan berucap , “Maturnuwun Bu Ika, meskipun kita berbeda keyakinan namun Bu Ika tidak membeda-bedakan, saya merasa senang sekali, puji syukur oseng-oseng daun papaya yang saya bawa habis laris di makan, teruskan kegiatan seperti ini Bu Ika. ” ucapan itu mengingatkan saat pengambilan raport semester gasal di kelas. Mama Gerardo terakhir mengambil raport, sembari berucap, “ Pripun nggih bu Ika , Gerardo itu masih manja sekali, kalau tidak saya persiapkan tidak mau makan dan belajar, saya tidak bisa membayangkan kalau saya pergi”. Bahkan Mama Gerardo mengatakan kalau sebelum saya berangkat di acara buka bersama , ayahnya Gerardo , menyuruh saya jangan sampai ada yang tertinggal ,  dipersiapkan dan segera berangkat agar tidak terlambat. Gerardo yang jarang sekali berbicara dengan ayahnya karena bukan mempunyai masalah , karakter Gerardo yang pendiam yang menyebabkan Gerardo jarang berbicara dengan ayahnya, Sore itu sebelum berangkat, ayahnya juga berucap, “yang sopan kalau diacara buka bersama, Do.”  Dengan bahasa jawa, Mama Gerardo mengatakan “ Kulo remen sanget, Bu Ika. Papahnya Gerardo mau berbicara dengan Gerardo.”

     Satu bulan sudah berlalu , seperti tidak percaya, terkirim sebuah lelayu di di depan meja kantor Bapak Ibu guru , tertulis sebuah nama yang tidak asing lagi bagiku. Dia adalah Mama Gerardo. Seperti tak percaya karena selama ini tidak terdengar berita di group WA paguyuban kelas kalau Mama Gerardo sakit. Akhirnya saya memastikan bergegas menujuke ruang kelas 8.6 , ternyata benar Gerardo tidak masuk sekolah. Saya menanyakan pada siswa siswi ,”Sakit apakah Mama Gerardo ?” “tidak sakit Bu, jawab Andreas” tadi malam saat mengantarkan kakaknya yang akan bekerja, dan  ditabrak mobil  oleh orang yang tidak bertanggungjawab atau tabrak lari. Tercengang saya mendengar cerita dari salah satu siswa.

     Akhirnya dengan ijin Kepala sekolah, kami semua seluruh siswa siswi kelas 8.6 berangkat bersama-sama takziah ke rumah Gerardo. Terdapat beberapa Bapak Ibu guru ikut takziah. Perjalanan kami tempuh selama tiga puluh menit dari sekolah menuju ke rumah duka. Kami bertemu dengan beberapa orangtua siswa kelas 8.6 yang sejak tadi sudah datang ke rumah duka. Tak ada airmata yang tidak turun dengan deras , kami semua saling berpelukan dengan mama-mama orangtua siswa siswi kelas 8.6. setelah itu,kami duduk . terdengar kidung-kidung agama Kristen. Sesaat saya duduk bersama orangtua siswa, saya didatangi oleh seorang wanita dengan mengenakan hijab berukuran besar, sambil menyalami saya dan berkata, “ Apakah Ibu yang bernama Bu Ika,” iya, jawabku. Perkenalkan saya kakak dari Mamanya Gerardo. Seminggu yang lalu sebelum kejadian ini, Mama Gerado sempat mengatakan pada saya, “Mbak, aku seneng banget karo  wali kelasse Gerardo, jenenge Bu Ika,  Tidak membeda-membedakan agama, mengadakan acara buka bersama di sekolah dengan kami yang Nasrani,” aku dapat tugas membawa  oseng-oseng daun papaya.”semoga kelak Gerardo duduk di bangku SMA , menemukan walikelas seperti Bu Ika.” Itu ucapan terakhir kakak saya  saat bertemu dengan saya.

     Hikmah yang bisa kita petik dari kegiatan tersebut dilakukan  bersama teman-teman dan sesederhana apapun kegiatan jadikan momen paling penting sebagai acuan motivasi hidup dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial bersama teman sejawat, serta hal ini akan meyakini langkah bahwa kehidupan akan terasa lebih  indah kalau dijalani dengan rasa bahagia dan bersama. Kita memang tidak sama tapi kita bekerja sama.         

 

Nama: Ika Lastyowati, S. Pd

Sekolah: SMPN 3 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment