Soloensis

Tolong…. hargai aku

IMG-20240310-WA0007

     Andai saat itu aku tau arti dari pesan tuhan pasti aku tidak akan seperti ini lagi. Aku salah satu siswa yang bersekolah di salah satu smp di kota ku nama ku Aulia saat itu aku baru saja masuk sekolah dan selayak nya anak baru ada masa pengenalan MPLS itu nama yang sering di sebut. Saat awal masuk aku memiliki teman bernama Glenda dia baik, tapi ia bernbeda dengan ku waktutu jam istirahat sholat dhuhur pun di laksanakan. Banyak guru dan siswa mengira aku Kristen mungkin karena muka ku dan kulit ku yang lumayan dominan lebih putih. Saat awal kelas 7 aku mulai di dekati oleh seorang kakak kelas tapi itu sudah biasa dan awam. Tapi di saat itu juga aku berkenalan dengan Diny ia teman satu kelas ku juga tetapi saat berjalan nya waktu banyak hal yang terjadi aku juga dekat dengan inisial N ini dia awal nya baik bahkan sering mengikutiku kemana pun sampai kadang ia menemaniku ke kantin, belajar ,bahkan mencari guru pun ikut. 

        Ada satu waktu dimana aku dan Glenda sedang ke kantin mendengar percakapan salah satu kakak kelas 9 yang berbicara bahwa N itu tidak baik mungkin karena dia agak friendly ke semua cowok bahkan guru pun tau dia dekat dengan siapa saja. Sampai pada saat nya kami bertiga bertengkar hebat aku,Glenda, dan N saling menjauh karena kesalah pahaman yang belum lurus bahkan tidak bertahan lama pertemanan itu. Akhir nya aku curhat dengan Diny dan Fiona mereka berdua orang nya ramah dan cearfull abis kayak aktif di kelas dan ambisius banget. Saat aku cerita ke mereka berdua aku juga sering main sama mereka tanpa sadar aku juga mulai mengikuti arus di mana aku berlayar. Awal nya aku tau ini salah tapi aku udah tidak nyaman sama situasi nya jadi aku berusaha buat memikirkan yang lalu. Akhir seiring berganti nya waktu ada salah paham antara aku dengan N karena cowok yang dia suka, tapi masalah itu tiba-tiba mngehilang dan tidak terdengar lagi. 

     Pada saat ujian tengah semester 2 aku berada di kelas 9F sampingku ada kakak kelas dan dia lumayan pinter. Saat itu aku sudah selesai mengerjakan tapi entah kenapa Glenda meminta jawaban kepada diriku bahkan setelah masalah itu. Akhir nya aku memberikan jawaban kepada nya, tapi disisi lain aku bingung bagaimana bisa dia tidak marah lagi. Saat bel berbunyi tiba aku dan teman ku keluar dari ruang ujian dia sama sekali tidak bilang terima kasih atau apapun itu. Bahkan aku dengar dia membicarakan ku di belakang. Aku bingung, ragu dan selalu merasa bahkwa aku penyebab nya bahkan di saat aku tidak tahu masalah apa yang aku perbuat. Aku mencoba menjauh dan lebih fokus kepada nilai dan prestasi. Saat pembagian rapot aku mendapat rangking 1 dari 30 siswa di kelas. Aku senang tetapi di saat itu juga aku jadi perbincangan apa yang salah dengan ku apa aku menyaingi nya. Bahkan aku jadi bahan perbincangan di grup saat itu juga aku minta maaf. Aku juga menjabat jadi sekertaris ya berat sih karna hanya aku yang di andalkan.

        Kenaikan kelas pun tiba aku masih tetap berada di rangking 1, mungkin itu hanya sementara benar saja saat aku kelas 8 nilai ku mulai stabil dan tidak seperti dulu.tetapi aku mencoba untuk berusaha agar nilai ku naik, aku juga mengikuti banyak keoragnisasian seperti PMR, Pramuka, dan yang lain bahkan di umur 14 tahun aku menjadi calon konselor sebaya , aku juga mengikuti banyak seminar bersama sekolah. Di tahun ini mungkin tahun terakhir ku di sekolah tapi aku berusaha agar bisa masuk di sekolah impianku. Walau aku di remehkan bahkan aku juga di tuduh oleh N. Saat itu awal kejadian nya seperti ini di awal kelas 8 ada ujian tari dan aku juga ikut dalam ujian, awal nya hanya biasa saja sampai akhir nya di rumah ada no asing yang bilang “Lia, tadi waktu ujian kamu ngejek aku nyendit ya”. WHATT.. seketika aku bingung dan berfikir aku salah apa tapi di fikiran ku aku Cuma bilang dia kurang luwes waktu nari. Aku menjawab nya “Bntr, kamu tau itu dari siapa ?” aku pun masih berfikir sambil bertanya kepada Diny apa tadi aku berbicara sesuatu yang tidak baik. Aku juga di terror sebelum nya dengan hal yang mirip tapi ini oleh anak baru dia bilang bahwa ada yang bilang muka nya aneh padahal aku tidak pernah mikir seperti itu. 

      2 bulan setelah kejadian berlalu aku juga dapat perlakuan yang tidak enak dari teman ku yang berbeda kelas mungkin dasar nya bercanda tapi sakit hati bangetdia bilang aku tu gendut , gemoy dan lebih tinggi dari cewek umum. Bahkan dia sampe bilang kalo aku gak bakalan daprt cowok yang suka sama aku. Bahkan dia bilang kalo dia bakal lebih sukses dari aku. Aku nangis bahkan sampe gak berani ngomong sama siapapun sampe 1 minggu lebih badan ku sakit sampe minum obat dan bahkan terus saja kepikiran dengan omongan nya itu. Mungkin aku memang jauh berbeda dengan perempuan lain yang cantik,kurus,dan lucu bahkan sampai sebegitunya kamu berbicara sampai memberikan doa yang jahat. 

     Saat ini dia sudah tidak satu kelas dengan ku, tapi hal itu masih ku simpan sampai saat ini bahkan aku berusaha membuktikan bahwa dia salah. Semua orang memiliki hak atas hidup mereka, bahkan manusia juga memiliki hak dalam jalan mereka kedepan. Aku hanya perlu membutuhkan dukungan dari lingkungan yang mendukung bahkan kedua orang tua ku walau tidak tau semua masalah ku di sekolah mereka pasti tau bahwa setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing .

      Aku meyakini bahwa aku memiliki bakat dan tekad yang kuat untuk lebih kuat kedepan nya bahkan aku membuktikan nya dengan prestasiku saat ini tapi karna sakit hati itu aku jadi belajar bahwa pandangan setiap orang terhadap dirimu pasti berbeda hanya saja bagaimana cara mu mengatasi pandangan buruk terhadap dirimu dari mereka. 

      Dari judul yang saya ambil memiliki arti di balik nya yaitu bagaimana seorang korban yang selalu di adili tanpa batas bahkan bagaimana cara korban mengatasi perbedaan diantara nya mungkin ada beberapa part cerita yang menceritakan pembullyan dan ketidak adilan. Semoga dari verita ini kita bisa belajar arti nya perbedaan yang ada di sekitar bahwa tidak semua orang yang bermata sipit, berkulit putih pasti beragama nasrani atau yang lain bahkan juga sebalik nya karena di luar indonesia menenyakan perihal agama adalah hal tabu jadi sebaiknya katakana tidak untuk pembullyan dan katakana iya dalam perbedaan. 

Nama : Aulia Khairunnisa Andriani

Asal sekolah: SMP Negeri 2 Surakarta 

    Apakah tulisan ini membantu ?