Soloensis

TETESAN TOLERANSI

53d4e038c8e80cbf081a691d857aa53b

Hai perkenalkan nama saya nana, saya ingin bercerita sedikit tentang kehidupan saya di antara 2 keluarga yang berbeda agama yaitu agama Islam dan Kristen. Dulu ibu saya beragama Islam tetapi setelah itu beliau memilih untuk menganut keyakinan agama Kristen karena akan menikah. Saat itu ibu saya beragama Islam kemudian menikah dengan bapak saya yang beragama kristen. Pada zaman ibu dan bapak saya melakukan pernikahan beda agama itu diperbolehkan. Setelah orang tua saya menikah, ibu saya memantapkan hati untuk berpindah ke agama ke Kristen. 

Orang tua saya sama-sama 7 bersaudara. Ibu saya anak ke-2 dari 7 bersaudara, sedangkan bapak saya anak ke-4 dari 7 bersaudara. Orang tua saya dikaruniai 3 anak, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, yaitu saya. 

Waktu saya kecil saya belum menyadari bahwa keluarga antara orang tua saya itu berbeda agama. Sebenernya saya juga sering sekali main dikeluarga ibu saya, dan saya juga sering melihat tante saya sedang sholat. Tapi disitu saya masih anak kecil, jadi bertanya-tanya “ini tante baru ngapain si” tidak taulah saya, saya merasa diri saya yang dulu sangat tidak tau apa-apa. Tetapi setelah saya beranjak remaja, saya yang sudah bersekolah dijenjang SD, mendapatkan pelajaran agama dan mempunyai teman yang berbeda agama. Seperti islam, katholik dan Hindu. 

Dari situ saya mulai menyadari bahwa keluarga saya yang dari pihak orang tua saya itu berbeda. Keluarga ibu yang meyakini agama Islam dan keluarga bapak yang meyakini agama kristen. Saya juga tahu dari acara-acara besar seperti bulan puasa, lebaran, dan natal yang dilakukan keluarga ibu dan bapak. 

Walau keluargaku dan keluarga dari pihak bapak berbeda keyakinan dengan keluarga ibu saya, itu bukan menjadikan penghalang dan masalah bagi kita untuk saling mendekatkan diri. Kita saling menghargai dan menghormati satu sama lain walau berbeda keyakinan.

     Pada waktu hari besar agama Islam (Hari Raya Idul Fitri) saya dan keluarga saya ikut keluarga ibu saya untuk merayakannya. Pada Hari Raya Idul Fitri pada tahun lalu adanya virus corona di Indonesia. Pada bulan juni tahun 2019, tepatnya tanggal berapa saya lupa.

Hari pertama pada Hari Raya Idul Fitri, suasana pagi hari yang sangat menyejukkan. Matahari yang menyebarkan sinarnya seakan ingin berbagi sebuah kebahagiaan yang membuat pagi kami menjadi sangat indah, kami sekeluarga besar sudah mulai berkumpul di teras rumah kakek saya dengan penampilan rapi. Yang perempuan memakai mukena dan yang laki-laki memakai baju koko dan sarung. Mereka mau menunaikan sholat Ied yang diadakan di tempat yang sangat luas. Saat mereka menunaikan sholat Ied, saya di rumah menata makanan atau snack. 

Setelah mereka selesai menunaikan ibadah sholat Ied dan berganti pakaian. Saya dan keluarga saya melakukan sungkem atau bisa dikatakan saling meminta maaf jika ada kesalahan atau apapun yang dilakukan terutama kepada yang lebih tua dan sepantaran. Setelah itu kita pergi ke rumah saudara yang masih 1 garis keluarga. Kita disana melakukan sungkem dan makan bersama. Tak lupa juga kita ziarah kepada leluhur.

Singkat cerita sudah hari raya Idul Adha, keluarga saya juga diberi daging qurban. Kita juga melakukan bakar-bakar bersama, ada daging sapi, daging kambing, sosis, dan lain-lain. 

Waktu kami sekeluarga merayakan hari natal pada tanggal 25 Desember kita juga saling berbagi. Orang tua saya mengundang kerabat dekat walau berbeda keyakinan. Pagi itu pada tanggal 25 Desember kami sekeluarga pergi ke gereja pada pukul 07.00 untuk menunaikan kewajiban sebagai umat Kristen yaitu ibadah pada saat hari Natal. Pulang dari gereja banyak kerabat yang datang untuk berkumpul bersama merayakan hari natal. Saat malam hari tiba keluarga saya berkumpul untuk melakukan bakar-bakar sebagai bentuk saling menghormati walau berbeda keyakinan.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment