Soloensis

Ruang Baru untuk Nuga

Ruang Baru untuk Nuga

Oleh Ayu Aryanti Putri

(Guru SMA N Gondangrejo)

Kisah hidup sahabat saya yang bernama Nuga merupakan contoh nyata dari perjalanan yang penuh tantangan, tetapi juga penuh dengan keberanian dan ketekunan dalam menghadapi masa lalu yang sulit. Setiap orang memiliki keunikan dan perbedaan yang membuat mereka istimewa. Namun, seringkali kita terjebak dalam pola pikir sempit yang menghakimi dan merendahkan orang lain hanya karena mereka berbeda dari kita.

Ketika masih berada di sekolah dasar, Nuga mengalami masa-masa yang sulit. Dia menjadi korban bullying oleh teman-temannya. Tubuhnya yang kecil membuatnya menjadi sasaran empuk bagi teman-temannya yang kurang memahami pentingnya menghargai perbedaan.  Dia tidak hanya diserang secara verbal, tetapi juga dimintai uang ketika di sekolah. Ini adalah pengalaman traumatis yang meninggalkan bekas yang dalam pada dirinya. Puncaknya adalah ketika dia meminta Ayahnya untuk memindahkannya ke sekolah baru. Pada awalnya keluarga tidak memahami alasan di balik keinginannya, sampai akhirnya dia jujur kepada ayahnya bahwa dia telah menjadi korban bullying di sekolah, hati ayah Nuga seketika hancur. Keputusan untuk memindahkannya ke sekolah lain untuk mencari lingkungan yang lebih aman dan mendukung menjadi priotitas utama bagi keluarga Nuga.

Meskipun pindah sekolah memberinya kesempatan untuk memulai kembali, trauma masa lalu tetap melekat pada dirinya. Nuga tumbuh menjadi anak yang pendiam dan cenderung menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Walau dia menunjukkan kemajuan di bidang akademis, tetapi sulit baginya untuk sepenuhnya terbuka dan percaya pada orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Ayah Nuga, seperti kebanyakan orang tua lainnya, merasa cemas dan khawatir tentang sikap Nuga yang cenderung menutup diri dan enggan bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Keputusannya untuk kuliah di kota yang berbeda membuka jendela baru bagi perubahan dirinya. Bergabung dengan lingkungan yang berbeda di kampus, dia bertemu dengan teman-teman yang mendukung dan inspiratif. Mereka memberinya semangat baru dan membantunya melepaskan diri dari belenggu masa lalu.  Melalui proses ini, Nuga mulai mengatasi rasa ketakutan dan ketidakpercayaan yang dia rasakan sejak dulu.

Namun, ketika lulus kuliah dan harus kembali ke rumah, meskipun dia mulai membuka diri dan menemukan kepercayaan diri yang baru, tetapi rasa tidak nyaman dengan lingkungan tempat tinggalnya masih menghantuinya. Dalam langkah berani untuk mencari kedamaian dan kenyamanan, Nuga memilih untuk mencari tempat tinggal yang baru. Ini adalah langkah yang tidak mudah, tetapi langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju kesembuhan dalam menghadapi ketidaknyamanannya.

Nuga, sebagaimana yang saya saksikan, baik-baik saja dengan lingkungan yang baru. Di sana, dia merasa diterima dan dihargai, dan dia dapat mengekspresikan dirinya dengan lebih bebas. Namun, ketika dia kembali ke lingkungan tempat tinggalnya, rasa tidak nyaman dan kecemasan menghampirinya. Ini bukanlah karena Nuga tidak mau bersosialisasi, tetapi karena luka-luka emosional yang dalam akibat dari pengalaman bullying yang dia alami.

Sebagai seorang sahabat dari seorang yang menjadi korban bullying, saya telah menyaksikan betapa sulitnya bagi Nuga untuk merasa nyaman dan diterima dalam lingkungan tempat tinggalnya. Yang dia butuhkan adalah pemahaman dan dukungan atas kondisi yang dia alami. Saya ingin mengajak ayah Nuga untuk memahami bahwa memaksa Nuga untuk berada di lingkungan tempat tinggalnya yang tidak nyaman tidak akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Sebaliknya, kita perlu memberinya ruang dan dukungan kepadanya. Nuga tidak butuh dipaksa untuk berubah, dia butuh dipahami dan diterima apa adanya. Lingkungan yang mendukung dan penuh kasih akan memberinya ruang untuk menyembuhkan diri dan membangun kembali kepercayaan diri yang hilang.

Saya yakin bahwa dengan kasih sayang dan dukungan keluarga yang tulus, Nuga akan mampu mengatasi trauma masa lalunya dan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan berdaya. Mari kita bersama-sama memberinya lingkungan yang aman dan mendukung untuk bisa menciptakan ruang baru yang penuh dengan harapan serta membangun dunia yang lebih baik di mana setiap individu merasa aman, dihargai, dan diterima.

    Apakah tulisan ini membantu ?