Soloensis

Keberagaman di Era Gen Z

group-people-from-different-races_52683-14984

Namaku Adellya Rahmawati. Panggil saja aku Adel. Aku adalah seorang siswi di SMPN 18 Surakarta yang saat ini tengah duduk di bangku kelas delapan. Sebagai seorang yang lahir pada tahun 2010, aku termasuk ke dalam golongan Generasi Z. Maka dari itu, kali ini aku ingin sedikit menjelaskan tentang apa itu keberagaman di era Generasi Z seperti yang aku ketahui dan aku alami sendiri di kehidupan sehari-hari.

Generasi Z atau yang dikenal juga sebagai Gen Z, merupakan sebuah sebutan bagi sekelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa. Para peneliti dan media populer mengklaim bahwa mereka yang lahir di tahun 1997 hingga tahun 2012 merupakan termasuk dari golongan Gen Z.

Lalu, apa hubungan Generasi Z dengan keberagaman? Sebagai seorang yang lahir di tengah perkembangan teknologi, Gen Z tumbuh dalam era yang menekankan keberagaman dan Inklusivitas. Hal ini terbukti karena Gen Z telah mempengaruhi dan mempercepat perubahan sosial dan budaya dalam banyak aspek kehidupan, khususnya terkait dengan keberagaman.

Gen Z cenderung memiliki latar belakang multi-ras atau multi-etnis dibandingkan generasi sebelumnya yang membuat sebagian besar dari mereka tidak mempermasalahkan suatu perbedaan. Melalui representasi dalam media, Gen Z belajar tentang berbagai budaya, tradisi, agama, dan perspektif yang berbeda sehingga mempengaruhi pandangan generasi ini tentang isu-isu keberagaman.

Di Indonesia sendiri, kita bisa melihat banyak dari Generasi Z yang bersatu dalam keberagaman. Mereka saling menghargai, berbaur dengan baik, dan bahkan mereka saling bertukar informasi serta mencari tahu tentang perbedaan yang ada untuk menambah wawasan satu sama lain. Karena tumbuh berdampingan dengan teknologi, maka banyak dari mereka yang sudah memakai gadget dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, tak jarang bagi Generasi Z untuk mengekspresikan diri secara bebas khususnya dengan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Whatsapp, dll.

Hasilnya, banyak dari mereka yang berkenalan antara satu sama lain dengan berbagai perbedaannya yang memunculkan rasa menghargai keberagaman di dalam diri. Dan hal ini pernah aku alami sendiri dimana aku berkenalan dengan orang lain melalui media sosial. 

Namun, Gen Z juga tak luput dari tantangan. Generasi ini sering terjebak di antara harapan tradisional dari orang tua dan masyarakat dengan keinginan mereka untuk merayakan keberagaman. Mungkin beberapa dari kalian ada yang pernah dibandingkan dengan zaman orang tua kalian sendiri? Ya, itu adalah itu adalah perbedaan pemikiran suatu generasi. Sehingga banyak dari orang tua yang kurang memahami anak mereka. Sebagai upaya untuk menghadapi tantangan, Gen Z sering kali berada di garis depan gerakan sosial, memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

Dengan dapat membuka akses ke suatu informasi dan platform digital, Gen Z memiliki alat untuk mempengaruhi perubahan pada skala yang belum pernah ada sebelumnya. Pandangan Gen Z yang inklusif dan pemahaman yang mendalam tentang keberagaman membuat generasi ini dianggap siap untuk memimpin dunia ke arah yang lebih terbuka dan inklusif di masa depan.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena Anda telah berkenan untuk melihat dan membaca karya tulis saya, dan saya mohon maaf jika ada salah kata serta segala kekurangannya yang belum tercantum dalam karya tulis saya tersebut. Nah, sebelum saya akhiri karya tulis ini, ada satu pantun yang akan saya tuliskan

Biru laut seperti kolam, 

Ikan paus pandai menyelam

Dari lubuk hati yang paling dalam, 

Saya tutup karya tulis ini dengan salam

“Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Identitas Penulis :

Nama     : Adellya Rahmawati

Sekolah :SMPN 18 Surakarta

Kelas      : VIII

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment