Soloensis

SOP SOLOPOS

Salah satu kegemaran saya adala mendirikan atau membuka outlet makanan khas Solo pada beberapa event penting yang diselenggarakan di kawasan Solo Raya, meliputi tujuh kabupten-kota eks Karesidenan Surakarta. Ketika ada event wisata di Kebun Teh Kemuning tepatnya di lereng barat gunung Lawu yang diikuti oleh sekitar tujuh-ratus peserta terdiri dari sejumlah pejabat dan para pelaku usaha industri pariwisata perwakilan dari kabupaten-kota. Acara yang dikemas dalam format gathering di lereng gunung yang sejuk dan dingin tersebut saya prediksikan bisa menjadi arena penjualan SOP SOLO yang selama ini menjadi andalan bisnis saya. Ketika saya mendaftar untuk membuka outlet, dibritahu bahwa hampir semua outlet menggunakan label SOLO, misalnya Lontong Solo, Tahu Kupat Solo, Bakso Solo, Timlo Solo dan masih banyak lagi yang tampil dengan label SOLO, maklum memang Solo lebih populer dibanding nama enam kabupaten se SoloRaya. Untuk itulah saya berfikir keras agar outlet saya bisa memiliki nama yang lebih populer dari nama kota Solo, dengan harapan mampu bersaing dengan outlet lainnya dan mampu laris-manis. Akhirnya tanpa mohon ijin kepada yang empunya nama saya menggunakan nama SOP SOLOPOS karena saya percaya ini akan bisa menarik perhatian pengunjung, dan yang lebih nekad lagi saya mencantumkan di-banner kata-kata sakti yang berbunyi : ”dimasih oleh Jon Koplo, Tom Gembus, Gendhuk Nicole dan Lady Cempluk. Setiap pengunjung yang lewat menjadi tertawa dan hampir semua mampir di outlet saya untuk makan SOP SOLOPOS sekaligus bertanya : ”mana yang bernama Jon Koplo, Tom Gembus, Gendhuk Nicole dan Lady Cempluk ?”. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam SOP SOLOPOS dagangan kami habis ludes, sementara outlet yang lain sepi nyenyet alias tanpa pembeli. Trimakasih Solopos, ternyata dikau sangat populer dan melekat erat dihati masyarakat.#soloensis.

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment