Soloensis

Beda Budaya Tetap Keluarga

22A814D4-E6BC-4C1D-A1A7-523456B8F41B
Menghadiri Pernikahan teman sekomunitas (laki” dari minangkabau, wanita dari jawa)

Hidup di Jawa walaupun sedikit pasti tau tentang budaya Jawa. Namun, gimana rasanya punya teman-teman yang berbeda suku dengan kita?

Aku punya pacar asli orang Kabupaten Agam. Ya, orang Minangkabau tentunya. Namanya Ikhsan tapi aku panggil Isan hanya biar gampang saja penyebutannya, dia merantau ke Jawa, terkhusus di Kota Solo untuk menimba ilmu di Institut Seni Indonesia Surakarta. Kami bertemu di sini. Kami berdua memang berbeda, agak asing bagiku mengenai adat-adat yang diceritakan oleh Isan. Begitu juga dengan Isan yang kurang akrab dengan budaya-budaya di sini.

Di Solo, Ikhsan mempunyai komunitas mahasiswa-mahasiswa Minangkabau yang berkuliah di Solo dan sekitarnya. Isan memperkenalkan aku dengan teman-teman komunitasnya, namanya komunitas Kabar Minang. Awalnya agak canggung karena dari segi bahasa dan dialek kami berbeda. Kami bertukar cerita bagaimana tentang adat kami masing-masing. Teman-teman Isan bercerita bahwa di Minangkabau yang menurunkan suku yaitu seoang wanita. Karena Minangkabau menganut sistem matrilineal atau garis ibu. Jadi intinya kalau wanita Minang menikah dengan laki-laki Jawa atau diluar Minangkabau maka mash tetap dapat mewariskan sukunya. Berbeda dengan laki-laki minang yang menikah dengan perempuan di luar Minangkabau maka garis sukunya putus. Dengan kata lain keturunannya tidak dapat memiliki suku Minangkabau. Namun demikian teman-teman dan juga Isan bilang kalau jaman sekarang tidak sedikit yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Aku bercerita mengenai adat pernikahan di Jawa. Seru sekali bisa bertukar cerita dengan mereka.

Aku sering diajak diberbagai acara komunitas Kabar Minang. Walau hanya sekedar menonton mereka sedang latihan bermusik, menari hingga menemani mereka pentas di salah satu acara kampus. Namun hal tersebut tak membuat kita terlihat ada sekat. Aku juga mempunyai komunitas pertunjukan yang kebetulan sedang membuat acara di daerah Paar Kliwon, acaranya cukup menarik. Karena bagi saya acara dengan balutan pertunjukan budaya merupakan sesuatu hal yang langka. Salah satu teman di komunitas saya berinisiatif untuk mengundang Kabar Minang menjadi salah satu performer di acara tersebut. Walaupun kedua komunitas ini memiliki latar belakang yang berbeda, namun dapat menjadi keluarga karena kami semua tidak saling menjatuhkan antar Suku dan tidak ada yang saling mengunggulkan. Dan Surprisingly kami masih berteman hingga sekarang karena saling menerima dan menghargai berbedaan diantara kami.

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Bonny_Bhinastiti

    Add comment