Soloensis

Jejak Toleransi Agama di Lingkungan Sekolah

D4670062-EA78-4425-86D3-349399CCE54C
credit: Nova app

Di lingkungan sekolah kami, perjalanan toleransi agama menjadisebuah cerita yang menggugah hatiSayabersama teman-teman sekelastanpa disadari terlibat dalam pengalaman yang memperkaya jiwa dan membangun jembatan persaudaraan lintas keyakinan

 

Suasana di sekolah kami seperti labirin keberagaman agama. Dengan siswa yang mewakili berbagai keyakinan, kami memulai perjalanan ini dengan keinginan untuk lebihmenghargai dan memahami perbedaan yang ada diantara kami.

 

Salah satu momen kunci dalam perjalanan ini adalah saat sayadan teman-teman saya mendiskusikan sesuatusaya meminta izin kepada mereka semua untuk melaksanakan ibadah siangdan mereka memberikan waktu kepada saya untuk melaksanakan ibadah terlebih dahulu. Selain itu, saat saya merayakan hari besar di agama saya, teman-teman dan keluarga saya yang berbeda keyakinan memberi ucapan selamat hari raya kepada keluarga saya yang merayakan. Begitu juga sebaliknya, saat mereka sedang merayakan hari raya, saya juga memberi ucapan selamat hari raya kepada mereka. Saat itu juga saya merasakan kekuatan dari pengalaman tersebut; di sana, di tengahkeramaian perbedaan, kami menemukan keseimbangan dan keharmonisan.

Saat kita berdiskusi di dalam kelas, kami berbicara tentang nilai-nilai etika yang mendasari ajaran agama masing-masingTerlepas dari perbedaan ritus dan ritual, kami menemukan banyak kesamaan dalam ajaran moral yang mengajarkan kasih sayangkejujurandan rasa hormat kepada sesama manusia

 

Tentu saja ada tantangan di sepanjang perjalanan iniBeberapadari kami mungkin merasa tidak nyaman atau tidak sepenuhnyamengertiTetapi melalui diskusi terbuka dan dialog yang dipandu oleh guru, kami belajar untuk menghormati danmenerima perbedaanserta mencari pemahaman bersama.

 

Perjalanan toleransi agama di sekolah kami bukanlah sekedartugas atau pelajaranmelainkan sebuah pengalaman hidup yang mengubah. Kami siswa dari berbagai keyakinantidak hanyatumbuh dalam pengetahuan agama, tetapi juga dalam merasakan keterhubungan yang mendalam sebagai satu keluarga sekolah

 

Sekolah kami bukan hanya tempat pembelajarantetapi jugatempat dimana keajaiban harmoni terwujudJejak toleransi agama ini bukanlah akhirmelainkan panggilan untuk terus membuka hati dan mengembangkan rasa hormat kepada setiap keyakinanmembangun dunia dimana kerukunan antaragama adalah sebuah kenyataan.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Ni Ketut Devita Setya Kaliyani Subawa Ni Ketut Devita

    Add comment