Soloensis

Hidup Melayani

wedding-grooms-character_603843-3777
Gambar: Freepik

     Pada setiap hari raya, sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa saling menjaga dilakukan setiap kali masing masing agama merayakan hari raya masing-masing. Salah satunya pada perayaan Natal tahun lalu.

     Gabungan TNI-Polri, Banser, dan beberapa pihak lainnya turut serta dalam mempersiapkan perayaan Natal. Pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sangat terasa, terutama saat saya melakukan latihan menjelang tugas Natal. Adanya pengamanan tersebut membuat kami, umat Kristen, merasa lega dan aman saat perayaan Ekaristi Natal.

     Begitu juga saat perayaan Idul Fitri para umat Kristiani, Hindu, dan Buddha turut serta dalam menjaga kekhidmatan dalam solat Id yang diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia.

    Tak luput ketika hari raya Nyepi, umat lintas agama mengambil andil dalam kesunyian yang sedang umat Hindu dalami, khususnya di daerah Bali.

     Toleransi beragama di Indonesia adalah anugerah terbesar bagi penduduk Indonesia. Sangat jarang menemukan toleransi setinggi ini di negara-negara lain. Kami tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga saling membantu. Indonesia sangat terbuka dengan keberagaman, dan sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk melestarikannya.

     Dalam konteks ini, “melayani” bukan berarti menjadi pembantu atau pelayan. Hanya dengan memperhatikan sesama kita, kita sudah melakukan “pelayanan”. Umat beragama saling “melayani” satu sama lain, untuk memenuhi kebutuhan iman masing-masing. Cerita ini mengajarkan kita untuk mau melayani sesama kita yang beragam, berbeda agama, berbeda ras, suku, maupun etnis. Ini adalah esensi dari toleransi dan kerukunan hidup beragama di Indonesia.

 

Satrio Ernesto Utomo

SMPN 19 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment