Soloensis

Persahabatan di Dalam Tali Perbedaan

people-from-different-races-cultures_23-2148198544 (1)
Gambar: Freepik

Saya Fabianus Elang Agung Pambudi dari SMP Negeri 19 Surakarta, Ini kisah hidupku

     Aku merupakan salah satu anak yang mudah bergaul dan mudah memiliki teman. Masa-masa kecilku adalah masa yang indah yang di hiasi oleh keberagaman agama. Aku beragama Katholik dan teman-temanku mayoritas beragama Islam. Dikarenakan di kampungku mayoritas beragama Islam dan aku termauk anak yang mudah bergaul jadi aku memiliki banyak teman yang beragama Islam.

     Dulu memang di kampungku mayoritas beragama Kristiani tetapi dari tahun ke tahun sudah banyak warga yang berpulang ke surga dan banyak pula yang pindah rumah. Karna tidak memiliki teman lagi maka aku mencoba berteman dengan banyak anak-anak RT sebelah yang beragama Islam. Dan disinilah kisah 4 sahabat yang saling menghargai dan mendukung satu sama lain.

     Elang, Valen, Fadhil, Vino adalah 4 anak yang sering bermain dan terkenal di kampungku. Aku dan Valen merupakan teman dekat, kami sudah saling mengenal dari TK. Meski berbeda agama tetapi kami tetap berteman. Meski terpisah setelah kami berbeda sekolah saat hendak naik SD. Kamipun bertemu kembali saat kelas 4. Karna aku kesepian teman-temanku pergi akupun bersepeda keliling kampung.

     Aku bertemu Valen dan temannya yang bernama Fadhil yang ternyata satu kampung. Akupun bersahabat kembali dengan Valen dan sahabat baru yaitu Fadhil. Kami bertemu Vino saat sedang bermain game di rumah Valen, Vino datang untuk membeli es yang di jual oleh tantenya Valen. Dari situ kami mengenal Vino, anak Surabaya yang pindah ke Solo karena ada urusan keluarga.

     Kami sangat dekat hingga aku sering bermain di halaman Masjid untuk sekedar main game,  bermain bola, petak umpet dan berbincang-bincang di Masjid. Aku memiliki satu kejadian lucu di saat hari Jumat aku hendak bermain di Masjid saat siang hari karena Valen, Fadhil, Vino sudah menunggu.

     Aku di beri sebungkus nasi ayam oleh Ustad di masjid tersebut karena sedang ada Jumat berkat untuk anak-anak. Akupun menolak karena aku tidak ikut Sholat Jumat di Masjid tetapi Ustad tersebut memaksaku dan akupun mengambilnya lalu mengucapkan terimakasih dengan malu. Suatu hari aku di ajak Valen, Fadhil, Vino ke Masjid seperti biasa tetapi tidak untuk bermain. Aku di ajak mereka untuk bermain air di bak mandi Masjid sekalian membersihkannya,

     Akupun kebingungan tetapi aku ikut masuk ke bak mandi tersebut dan membantu membersihkannya. Kamipun pulang dengan penuh canda tawa dan basah kuyub. Akupun pernah di ajak Takbiran di Masjid dan keliling kampung membawa sound sistem untuk menyambut Lebaran di esok hari.

     Kami sudah bisa mentoleransi perbedaan satu sama lain mulai dari hal kecil seperti berhenti bermain saat adzan Ashar dan adzan Maghrib hingga menunggu selesai sholat dan menungguku pulang Gereja ketika ingin bermain game di malam hari. Kami tidak memandang perbedaan seperti contohnya Vino, kami menerimanya dengan baik walau bahasa dan kebiasaan yang relatif berbeda dengan kami.

     Kami berteman tidak memandang kasta dan agama kami berteman dengan semua orang yang ingin berteman dengan kami. Kamipun di pertemukan kembali di satu sekolah yang sama yaitu SMP Negeri 19 Surakarta.

 

Fabianus Elang Agung Pambudi

SMPN 19 Surakarta

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment