Soloensis

Malam Kita Bertemu

realistic-magical-dreams-background_23-2149687803
Gambar: Freepik

Duarrr….

Gemuruh suara petasan dilangit-langit malam nampak begitu indah. Banyak mata tertuju pada cahaya yang bersinar itu. Namun, berbeda denganku. Diantara tengahnya keramaian karnaval malam itu Aku memilih fokus pada lingkungan sekitarku.

Aku merasa takjub, ternyata banyak sekali baju adat nan elok yang belum pernah Aku lihat disajikan dimalam karnaval tahun itu. Ada yang berpakaian adat Jawa, ada yang adat Aceh, ada yang adat Bali, adat Papua dan sebagainya. Mungkin bila ku sebut bisa penuh sudah tulisan disini.

Saat yang lain sedang sibuk memperhatikan petasan malam Aku berkeliling sembari melihat sekitar. Diantara banyaknya kostum yang Aku lihat tadi ada satu yang begitu tertanam dibenakku, saat melihatnya saja mataku bisa langsung berbinar-binar.

Entah apa yang kurasakan sangat tak bisa dijelaskan. Badanku seperti bergerak sendiri dan langsung menghampirinya. Yaa benar saja Aku mengajaknya berkenalan. Sorot matanya yang tajam, postur tubuhnya yang gagah, kostum yang dia kenakan, warna kulitnya yang eksotis begitu cocok dan serasi dipakainya. Hal itu membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Kebetulan sekali Aku sangat tertarik dengan baju adat Papua dan itulah kostum yang ia gunakan. Sontak Aku memperkenalkan diriku dan mengajaknya berbincang-bincang. Saat dia mulai memperkenalkan diri Aku merasa terkejut ternyata logatnya dalam berbahasa Indonesia sangat aneh dan kaku. Ada hal yang membuatku merasa lebih terkejut yang benar saja bukan hanya kostumnya yang Papua namun dia juga orang keturunan Papua. Ini sangat fantastis.

Dari sini Aku tambah merasa penasaran dengannya. Mendengarnya berbicara seperti sedang mengenal hal baru, karena memang bahasa yang Aku gunakan adalah basaha Jawa tentunya sangat berbeda dengan dia.

Obrolan kita tak hanya sebatas memperkenalkan identitas dasar diri, namun kita juga saling mengenalkan budaya masing-masing daerah. Sambil berjalan-jalan menikmati meriahnya malam karnaval dan aneka makanan tradisi yang dijual disana.

Disana aku mengajaknya mencicipi berbagai makanan khas Jawa. Dia bilang bahwa makanan di Jawa sangatlah lezat. Di Papua juga tak kalah enaknya namun rempah di Jawa sangatlah beranekan ragam. Itulah yang membuatnya berbeda.

“Heiii Nakk….”

Kami menengok ke belakang, ternyata dia sudah ditunggu kedua orang tuanya untuk pulang. Karna malam sudah semakin larut, langsung saja dia berpamitan denganku dan menghampiri orang tuanya. Aku hanya bisa melihatnya perlahan berjalan menjauh dariku. Aku sangat sedih, pertemuan ini berasa begitu cepat. Padahal banyak sekali yang belum aku beritahukan kepadanya tentang Jawa. Sialnya lagi kita berdua belum sempat berbagi nomor telepon.

Namun tak apa, malam itu akan tetap kukenang dan takkan pernah kulupakan. Aku berharap semoga suatu saat kita bisa dipertemukan diketidaksengajaan berikutnya.

 

Nama: Tri Via Ayu Lestari

Asal sekolah: SMA N Gondangrejo

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment