Soloensis

Perpecahan Kekeluargaan karena perbedaan keyakinan

•Nama Erwin Budi 

•judul “Perpecahan Kekeluargaan karena Perbedaan Keyakinan

 

Waktu itu adik dari bapak saya,menikahi seorang perempuan namun berbeda agama diantara keduanya

Dari perbedaan itu,adik dari bapak saya memutuskan untuk ikut dalam keyakinan sang perempuan,awalnya bapak saya melarangnya dengan berbagai cara supaya adiknya tidak mengikuti si perempuan,dan memilih perempuan lain diluar sana yang sama dalam berkeyakinan,namun cara tersebut tidak dihiraukan adiknya dia tetap ingin mempertahankan si perempuan dan memutuskan pindah agama

 

Dari perselisihan itu,terjadi kelonggaran dalam berkomunikasi,tidak ada komunikasi antara kakak dan adik yang cukup lama,bahkan dengan rumah yang saling berdampingan sekalipun,setiap kali mereka saling melihat,pandangannya sangat tajam,seakan akan akan terjadi peperangan,

Setelah cukup lama berbulan bulan tidak saling berkomunikasi,

Akhirnya keduanya memiliki kesadaran,bahwa dengan tidaknya berkomunikasi tidak akan memunculkan solusi/memecahkan perkara yang sedang terjadi,apalagi masih termasuk dalam 1 kekeluargaan

 

Akhirnya ada kesadaran masing masing untuk mengembalikan suasana keharmonis dalam keluarga yang sejak kecil dulu saling bermain bersama²,dan mereka merasa bersalah hanya karena berbeda keyakinan kekompakan seorang kakak beradik jadi hancur,padahal dari kecil kemana mana selalu bersama,maka adanya persoalan ini tidak bisa mereka biarkan

 

Setelah itu mereka saling bertemu dan diadakan musyawarah bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi dalam lingkup keluarga,serta mengembalikan suasana keluarga yang harmonis tanpa ada saling membenci satu sama lain.

 

setelah mereka berbincang bincang dan saling menerima pendapat satu sama lain,

akhirnya terdapat kekompakan kembali dalam keluarga,tidak ada lagi saling membenci satu sama lain

 

Sejak hari itu,masing masing keluarga telah terjalin kerukunan

Bahkan mereka tidak akan pergi melainkan adiknya pasti selalu membersamainya,dan ketika tiba waktu beribadah,masing masing saling mengingatkan,walaupun saling berbeda keyainan,

Semenjak itu kekeluargaan kami terjalin kembali kerukunan dan saling menghargai perbedaan keyakinan dalam beragama

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment