Soloensis

Keindahan toleransi di KKN (Kuliah Kerja Nyata)

IMG_20230409_142917
Kkn tahun 2019 di Desa Curug Kabupaten Kendal

Keindahan toleransi di KKN (Kuliah Kerja Nyata)

 

Pengalaman ini terjadi di tahun 2019, tepatnya saat kegiatan KKN.  Kebetulan saya kuliah di salah satu kampus di Semarang yang yayasannya dikelola oleh yayasan Katolik dan mahasiswanya juga mayoritasnya beragama non muslim. Tepatnya yaitu Universitas Khatolik Soegijapranata. 

 

Walaupun kampus ini dinaungi oleh yayasan Khatolik, namun jiwa toleransi kampus sangatlah tinggi. Banyak mahasiswanya yang muslim, bahkan kampus juga menyediakan kantin dan temat ibadah untuk mahasiswa muslim. Dan pendidikannya pun tidak mengharuskan mahasiswanya belajar dan mengikuti sesuai yayasan, namun membebaskan yang muslim untuk berbadah dan berkegiatan sesuai agama masing2 tanpa menyinggung satu sama lain.

 

Tahun 2019, saat kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata), saya ditempatkan di desa Curug Kabupaten Kendal dengan kelompok 5 orang. Di antara kami 5 orang ini hanya saya yangg beragama muslim,sedangkan  4 sisanya kristen. Perbedaan ini tidak menjadikan kami jauh. Justru kami semakin akrab seperti saudara dan saling mengingatkan satu sama lain. Terutama mengenai ibadah dan makanan. Disaat mereka mendengar adzan bahkan disaat subuh, mereka selalu mengingatkan saya dan membangunkan saya untuk ibadah sholat. Begitupun saat mengaji, mereka bersemangat untuk menemani dan mengantarkan saya ke masjid yang kebetulan jarak antara rumah dan masjid itu sekitar 2 km. Bahkan mereka juga tidak segan meminta untuk diajarkan menggunakan hijab. Begitupun sebaliknya, di hari sabtu atau minggu saya selalu mengingatkan mereka untuk beribadah ke Gereja. 

 

Suatu hari salah satu teman kami pulang ke semarang. Dan esoknya saat kembali membawa beberapa bungkusan makanan untuk kami di pos. Disaat kita kumpul di ruang tamu, tiba tiba saya tertarik dengan sesuatu yang ada di balik kotak makan. Dengan cepat saya membuka dan mencium aromanya seperti daging sapi panggang. Dan tanpa saya sadari saya hampir memakan, lalu dengan cepat teman saya merebut makanan itu dan berteriak ke saya. Ternyata daging yang hampir saya makan adalah daging babi yang mana seorang muslim tidak boleh memakannya. Dan seketika saya tertegun, mereka tau apa yang seorang muslim boleh lakukan atau makan, dan berbaik hati selalu mengingatkan. 

 

Dari pengalaman ini saya sadar bahkan perbedaan kami ini tidak menjadikan kami jauh, namun menjadikan kami untuk belajar dan mengerti tentang perbedaan kami, semakin kami saling mengenal semakin kami akrab sampai seperti saudara sendiri, dan pengalaman ini sangat berharga dan selalu terkenang bagi saya.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment