Soloensis

KEBAKTIAN DAHULU, FOGGING KEMUDIAN

WhatsApp Image 2023-04-09 at 11.45.17

Akibat adanya warga yang terserang demam berdarah, bapak RT Kampung Ngronggah Desa Sanggrahan memerintahkan untuk diadakan fogging. Ini disebabkan rasa khawatir warga yang lain jika berdampak pada mereka. Warga Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol, Sukoharjo itu merasa bersyukur jika diadakan fogging.

Oleh karena itu, warga meminta bantuan relawan untuk melaksanakan fogging. Relawan itu terdiri berbagai latar belakang agama, bahasa dan asal daerah yang berkumpul menjadi satu.

Sebelum pelaksanaan di hari Minggu bulan Februari 2023, terlebih dahulu para relawan melakukan sarapan bersama warga. Yang mana dari penyedia hidangan maupun relawan terdapat berbagai agama berkumpul disana.

Pada tanggal 25 Februari tersebut terdapat berbagai menu hidangan. Ada soto bersama tempe goreng maupun bakwan, tidak lupa juga kerupuk , kecap dan sambal. Selain itu makanan favorit anak-anak yang bernama ayam goreng pun tersedia. Untuk minuman juga bervariasi mulai dari kopi, teh, dan es sirup. Kami melakukan sarapan bersama-sama sambil saling tegur sapa dengan warga.

Walaupun sebagian sudah sarapan, tetap tersedia sarapan yang lain untuk warga dan relawan beragama Kristen. Mereka melakukan kebaktian terlebih dahulu sebelum ikut bergabung bersama kami.

Seusai sarapan, fogging pun dilaksanakan dari rumah warga sampai tempat ibadah. Semua dilakukan dengan berurutan agar lebih maksimal manfaatnya. Meskipun warga berbeda-beda agama, semua tetap di lakukan “pengasapan“.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan di hari Minggu sekitar pukul 8 pagi. Walaupun demikian, warga maupun relawan yang beragama Islam memulai lebih awal. Ini karena beberapa warga dan relawan ada yang ibadah di gereja. Semua saling memaklumi ibadah agama satu dengan yang lainnya.

Setelah warga dan relawan beragama Kristen selesai melakukan ibadah, mereka bergabung dengan kami. Tidak lupa mereka sarapan terlebih dahulu yang disediakan warga beragama Islam. Setelah makan pagi itu, mereka lebih semangat untuk menyelesaikan fogging ini.

Para relawan pun saling bergantian melakukan giat  tersebut. Semua bekerjasama untuk tujuan yang sama yaitu pencegahan supaya mengurangi jumlah suspect demam berdarah.

Disamping agenda fogging ini, para relawan beserta masyarakat tetap melakukan kegiatan lain dengan bekerja sama. Meraka tidak memandang latar belakang agama maupun asal daerah untuk bisa membangun masyarakat yang saling menghargai. Terbukti dengan adanya kegiatan gotong royong yang penuh semangat antara satu dengan yang lainnya.

Selain dari relawan lain, peran serta satlinmas juga berperan aktif ketika masyarakat membutuhkan. Tak jarang orang-orang mengatakan satlinmas tidak mau ikut kerja bakti. Akan tetapi satlinmas disini juga ikut andil dalam pelaksanaan pengasapan nyamuk ini. Walaupun dari berbeda agama tetap membantu kegiatan ini.

Dari pihak Desa Sanggrahan pun ikut serta dalam suksesnya fogging tersebut. Dengan menyediakan alat perlindungan diri (APD) dalam pengasapan nyamuk ini. APD itu sama seperti APD untuk virus yang dahulu ada disini. Kami para relawan menggunakannya untuk melindungi kami dari hal yang berbahaya.

Bagi kami relawan, bisa berkontribusi kepada masyarakat itulah yang terpenting. Meskipun dari latar belakang berberda, kami relawan memperlakukan semua sama. Baik beragama Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu maupun Konghucu. Juga berbahasa daerah berbeda dan asal daerah tidak sama.

 

 

 

Dengan semakin beragamnya agama di Indonesia ini, kita sebagai relawan harus tetap berjiwa toleransi yang tinggi. Mereka yang mengatakan relawan itu cuma satu komunitas agama tertentu maupun fanatik agama. Kami tidak demikian, akan tetapi kami juga menghargai relawan yang lain.

Dengan demikian kita sebagai relawan walaupun bermacam-macam agama tetap terasa seperti saudara. Baik dalam kegiatan fogging maupun gotong royong lain tetap saling menolong seperti saudara sendiri. Ini menunjukkan bahwa ” berbeda tetap saudara “.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment