Soloensis

Penerapan Sumpah Pemuda ala Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

pexels-ahmad-syahrir-758742
Sumber: Pexels.com

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sebuah peristiwa bersejarah pada tahun 1928 yang mengguncang tanah air, dimana menjadi titik bali bersatunya seluruh kaum muda di Indonesia yang juga memiliki peran besar dalam pergerakan dan kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu, ditetapkan tiga hal utama yang menjadi tonggak kehidupan masyarakat Indonesia. Pertama, pengakuan akan bertumpah darah yang satu, yaitu pada tanah air Indonesia. Kedua, pengakuan bangsa yang satu, yaitu bangsa Indonesia. Ketiga, penjunjungan yang tinggi terhadap bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia.

Setiap tahunnya Hari Sumpah Pemuda dihayati dengan berbagai cara yang dilakukan di seluruh pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke. Seluruh elemen masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa, juga turut meramaikan peristiwa bersejarah tersebut. Mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda, turut memiliki hak dalam seremoni perayaan tersebut, salah satunya adalah mahasiswa dari jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda tidak hanya bisa dirayakan, melainkan juga harus diterapkan seluruh hal yang terkandung di dalamnya. Ada banyak cara dalam menerapkan Sumpah Pemuda, termasuk versi mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia. Berikut beberapa cara-caranya:

Pengadaan penyuluhan eksistensi dan esensial Bahasa Indonesia

Karena fokus utama jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Indonesia itu sendiri, maka cara pertama yang termudah adalah melakukan penyuluhan mengenai bahasa nasional tersebut. Mulai dari unsur historisnya sampai pentingnya menggunakan bahasa persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Mengetahui makna dan esensi dari Bahasa Indonesia kepada masyarakat akan menumbuhkan rasa cinta serta bangga terhadap bahasa nasional. Pada sisi lain juga mendorong globalisasi Bahasa Indonesia menuju kancah global dalam berbagai bidang seperti kerajinan, tradisi, sampai pariwisata lokal Indonesia.

Gerakan pengajaran nasional sampai internasional

Mahasiswa pendidikan dibentuk untuk menjadi seorang pendidik yang baik dan memiliki integritas tinggi, termasuk dalam Bahasa Indonesia. Menjadi pengajar berarti dapat melakukan pengajaran di seluruh pelosok negeri, bahkan ke negara-negara lainnya. Gerakan pengajaran di nasional dapat berupa pengadian di sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil, menjadi relawan di komunitas pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan gerakan pengajaran di level internasional contohnya adalah pengadaan pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang tujuannya melatih pelajar luar untuk fasih dalam menggunakan Bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari.

Menumbuhkan toleransi dalam diri peserta didik

Proses pengajaran seorang mahasiswa pendidikan tentunya tak lepas dari peserta didik sebagai salah satu unsur utama proses belajar. Dalam proses tersebut, pengajar akan mentransferkan ilmu yang positif untuk diterapkan, salah satu yang dapat diajar adalah toleransi. Indonesia dengan penuh keberagaman diantara masyarakatnya, menuntut untuk adanya toleransi atau bersikap tenggang rasa terhadap perbedaan yang ada di lingkungan nasional. Adanya rasa toleransi ini akan membuat kehidupan menjadi lebih harmonis dan mencegah adanya tindakan negatif antar sesama masyarakat.

Peleburan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam dunia pendidikan

Dunia pendidikan Indonesia yang dihiasi nilai-nilai Sumpah Pemuda akan membentuk calon generasi yang memiliki semangat dan ambisi untuk berkontribusi lebih terhadap bangsa dan negara. Oleh karena itu, penting bagi para elemen dan unsur pendidikan untuk saling bersinergi dalam menanamkan nilai Sumpah Pemuda kepada para pelajar dan seluruh elemen itu sendiri.

 

Ada lebih banyak cara lagi yang dapat dilakukan dalam menerapkan Sumpah Pemuda dalam perspektif seorang mahasiswa pendidikan. Sumpah Pemuda dapat berperan besar dalam perkembangan kualitas pendidikan yang nantinya akan menjadi wadah bagi para generasi muda Indonesia. Tidak lupa pula, Hari Sumpah Pemuda harus tetap dimaknai oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tidak lepas dari kehidupan sehari-hari dalam ranah berbangsa dan bernegara.

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment