Soloensis

Perbedaan Ras Tidak Menjadi Pembatas

“tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”- Gus Dur

     Toleransi atau tasamuh adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang “tidak menyimpang dari hukum berlaku” di suatu negara, di mana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan oleh orang lain selama masih dalam batasan tertentu. Toleransi atau toleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti “menanggung”, “menerima dengan sabar”, atau “membiarkan”. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi seperti rasisme walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Toleransi terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak. ( https://g.co/kgs/aU4Mq8p )

     Berbicara soal toleransi, tentu hal tersebut banyak kita temui di kehidupan sehari-hari. Baik toleransi dalam agama, toleransi pendapat, toleransi aliran agama, toleransi antar ras, toleransi antar budaya, dan masih banyak lagi. Mengenai toleransi antar ras, saya pernah menjumpai fenomena tersebut. Saat saya sedang duduk di bangku SMP, saya mempunyai teman sekelas yang memiliki ras berbeda dengan rata-rata teman sekelasnya, sebut saja namanya Adi. Adi memiliki ras yang berbeda dengan rata-rata teman sekelasnya. Dia memiliki kulit yang hitam, tubuh besar, dan mata sipit. Namun, dia anak yang percaya diri dan menerima perbedaan tersebut. Dia juga anak yang pintar, di beberapa pelajaran dia mendapat nilai yang unggul dari teman sekelasnya.

     Adi seorang anak yang pandai bergaul, dia tidak membeda-bedakan dalam berteman. Terkadang dia mendapat teman yang iseng memperlakukannya, suatu hari temannya pernah memanggilnya “ireng” yang artinya “hitam” dalam bahasa Jawa. Adi mendengar panggilan tersebut bersikap biasa saja dan bahkan ikut menertawakannya, dia merasa julukan tersebut bukanlah hal yang masalah baginya karena yang temannya katakan memang benar dan ia menyadari hal itu. Temanya mengatakan seperti itu bukan mereka tidak suka ataupun membenci, mereka masih menjadi teman baik dan tidak ada masalah di antara mereka. Keduanya masih berkabar dan saling membantu.

     Dari fenomena tersebut kita menyadari bahwa dengan adanya perbedaan tidak membuat seseorang menjadi dikucilkan, perbedaan justru menciptakan ciri khas setiap manusia. Toleransi mengajarkan kita bagaimana cara menerima perbedaan serta meminimalisir terjadinya konflik perpecahan sosial. Kita harus menerima perbedaan, dengan itu kita akan lebih mencintai diri sendiri dan belajar menghargai perbedaan yang ada.

 

Nama : Rani Nahari Az Zahro

Sekolah : SMAN GONDANGREJO

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Solopos Institute

    Add comment