Soloensis

Jumat Pagi, Belajar Saling Memahami

IMG-20230401-WA0030
Ilustrasi

Jumat Pagi, Belajar Saling Memahami 

Pagi itu hari Senin, itu adalah hari pertama teman saya masuk kerja di sebuah lembaga keuangan. Hari itu teman saya masuk sebagai karyawan baru menggantikan karyawan sebelumnya yang resign (keluar). Seperti biasa karyawan baru harus memulai perkenalan diri. 

Pada hari itu teman saya mengenalkan diri kepada karyawan lain. Pada saat itu saya menceritakan jobdesk, tugas dan pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawab teman saya yang baru masuk itu.

Singkat cerita tiba hari Jumat pagi saat itu seperti rutinitas biasa sebelum memulai aktivitas karyawan berkumpul untuk membaca zikir, tahlil dan membaca Asmaul Husna. Dan untuk teman saya yang baru ini agak kebingungan krena memang belum saya beritahu sebelumnya untuk kegiatan ini. 

Pada akhirnya dia ikut duduk dan mengikuti acara Jumat pagi itu. Walaupun saya perhatikan dia agak tidak nyaman dengan kegiatan tersebut. 

Tibalah akhirnya saat makan bersama dia juga ikut makan karena mungkin menghargai yang sudah membawa makanan. Siang harinya dia bertanya kepada saya untuk acara pagi tadi dan saya jelaskan itu memang kegiatan rutin setiap Jumat pagi dan termasuk budaya wajib perusahaan. 

Acara itu sebagai wujud rasa syukur dan doa agar diberi kelancaran dalam melaksanakan aktivitas bekerja selama satu hari. Adapun soal makanan yang tadi dihidangkan memang sudah kesepakatan bahwa jatah yang membawa digilir antar karyawan nanti setiap minggu. 

Begitu setiap hari kami menjalani aktivitas dalam pekerjaan masing-masing, dan kebetulan kami duduk bersebelahan di tempat kerja jadi kami banyak bercerita tentang kegiatan masing-masing di luar pekerjaan. Berawal dari itu juga dia bertanya lagi kenapa ada kegiatan seperti itu setiap Jumat pagi dan kenapa harus digilir jatah saat membawa makanan. Lalu saya menjawab lagi dengan jawaban yang sama yaitu sebagai ungkapan rasa syukur dan doa kita kepada Allah Swt sebelum menjalani aktivitas pekerjaan, dan mengapa harus digilir jatah makanannya karena kita niatkan sebagai sedekah untuk membersihkan harta kita dari hasil gaji yang kita terima setiap bulannya dari perusahaan.

 

Begitu setiap jumat setiap bulan dilalui akhirnya dia sekarang senang mengikuti kegiatan jumat berkah tersebut karena dianggap dia baru menemukan lingkungan kerja yang religius dan nyaman. 

Saat giliran dia membawa jatah makanan pasti dia usahakan membawa makanan yang enak entah dari usahanya beli atau bangun pagi untuk masak tapi yang jelas dia sekarang punya prinsip bahwa bersedekah harus dengan wujud yang terbaik.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment