Like Like Love Haha Wow Sad Angry 87211 Tim PKM-M COSFLOW Univet Bantara Sukoharjo telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Gedong, Ngadirojo, Wonogiri pada 4 mei 2019. Kegiatan pelatihan yang dilakukan...
Soloensis adalah situs web (website) yang bermaksud mengembangkan masyarakat warga, kewargaan, atau civil society di ranah Internet. Website ini menampung konten yang dapat diunggah oleh setiap orang yang sudah terdaftar di website ini. Sebutan untuk setiap orang yang terdaftar adalah “warga Soloensis”.
Copyright © 2020. Suported by Solopos.com. Powered by WordPress
ira lianasari
![Jumlah pengunjung di kawasan wisata Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar terpantau turun seiring beredar informasi tak benar mengenai pelaksanaan rapid test di kawasan tersebut.
.
Diduga, calon pelancong takut menjalani rapid test sehingga mereka urung berwisata ke Tawangmangu. Kondisi itu tentu saja dikeluhkan pengelola wisata. Pengelola wisata kawasan Tawangmangu menduga calon wisatawan salah memahami kegiatan rapid test acak itu.
.
Calon pelancong ada yang beranggapan rapid test sebagai syarat masuk kawasan wisata Tawangmangu. Padahal, nyatanya tidak. Petugas hanya mengambil sampel belasan dari seratusan wisatawan.
.
Pengelola wisata Sakura Hills, Parmin Sastro, menyampaikan sejumlah orang menelepon ke kantor pelayanan Sakura Hills dan mengakses nomor WhatsApp (WA) miliknya untuk menanyakan hal tersebut.
.
"Sejak Kamis [29/10/2020] sore sampai Jumat siang itu banyak yang minta informasi apakah masuk wisata harus melaksanakan rapid test. Itu pertanyaan yang muncul di akun medsos kami maupun telepon dan WA langsung. Persepsi itu muncul dari masyarakat luar kota khususnya. Setiap masuk wisata harus melakukan rapid test," tutur Parmin saat berbincang dengan Solopos.com melalui telepon selular, Jumat (30/10/2020).
.
Imbas dari informasi yang kurang pas dan beredar di media sosial itu berdampak terhadap pengunjung kawasan wisata di Tawangmangu, termasuk Sakura Hills.
.
Parmin menyampaikan rata-rata pengunjung Sakura Hills pada hari biasa 100 orang hingga 150 orang per hari. Saat akhir pekan, pengunjung rata-rata 500 orang. Pengunjung naik tiga kali lipat pada libur panjang ini. Dia mencatat 1.430 orang pada Kamis.
.
"Begitu muncul informasi kurang pas itu, pengunjung kami pada Jumat sampai pukul 16.30 WIB hanya 530-an orang. Kemudian muncul edaran dari Pemkab itu. Meluruskan pemahaman masyarakat tentang rapid test di Tawangmangu. Mudah-mudahan bisa mendongkrak kembali kunjungan wisata di Tawangmangu," ungkapnya. (...)
.
*Baca selengkapnya di SOLOPOS.COM](http://instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net/v/t51.2885-15/e35/c0.135.1080.1080a/s150x150/123399094_753504058566882_8167929314881252896_n.jpg?_nc_ht=instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net&_nc_cat=1&_nc_ohc=YPjtyAA0PFYAX-ZSVxP&tp=16&oh=9d0908d494a86140b1a1a9f290e42170&oe=5FC6847E)
![Aktivitas kegempaan Gunung Merapi dalam sepekan terakhir tercatat lebih tinggi dibandingkan pekan lalu. Kondisi ini menguatkan prediksi erupsi gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY itu semakin dekat.
.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan aktivitas kegempaan Gunung Mereapi dalam kurun 23-29 Oktober 2020.
.
Selama kurun waktu itu, tercatat 81 kali gempa vulkanik dangkal dan 864 kali gempa multifase. Selain itu, 10 kali gempa low frekuensi, 376 kali gempa guguran, 286 kali gempa hembusan, dan tujuh kali gempa tektonik.
.
“Intensitas kegempaan pada minggu [pekan] ini lebih tinggi dibanding minggu lalu,” kata dia kepada Harian Jogja, Jumat (30/10/2020).
.
Sebagai perbandingan, pada Kamis (22/10/2020) BPPTKG mencatat kegempaan Gunung Merapi selama sepekan antara lain 167 kali gempa hembusan, 63 kali gempa vulkanik dangkal, dan 433 kali gempa multifase.
.
Selanjutnya, terjadi 23 kali gempa low frekuensi, 170 kali gempa guguran, dan 16 kali gempa tektonik. Jumlah ini juga lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya lagi.
.
Meski aktivitas kegempaan meningkat, secara visual morfologi area kawah Gunung Merapi berdasarkan foto dari sektor tenggara pada Jumat tidak menunjukkan perubahan terhadap kondisi pada Kamis (22/10/2020).
.
Adapun volume kubah lava Gunung Merapi pada Kamis (29/10/2020) yakni sebesar 200.000 meter kubik. “Tidak teramati adanya material magma baru,” ungkap dia.
.
Sementara itu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dari EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 4 cm per hari. Meski terjadi hujan, tidak dilaporkan munculnya lahar atau penambahan aliran di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi. (...)
.
*Baca selengkapnya di SOLOPOS.COM](http://instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net/v/t51.2885-15/e35/c0.91.1079.1079a/s150x150/123032942_1249570588740193_4265532728793011819_n.jpg?_nc_ht=instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net&_nc_cat=101&_nc_ohc=4RjhGOcJHmMAX-fkB9H&tp=16&oh=50c4af8f922c15b5b2717a1f61a6da04&oe=5FC88DC1)
![Objek wisata Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, bakal buka kembali mulai Minggu (1/11/2020).
.
Rencananya, objek wisata yang dikelola Pemkab Klaten itu untuk sementara hanya beroperasi pada hari libur dan akhir pekan.
.
Bukit Sidoguro menjadi salah satu objek wisata yang tutup sejak pandemi Covid-19 merebak pertengahan Maret 2020. Bukit Sidoguro menawarkan suasana alam perbukitan dengan panorama Rawa Jombor dan persawahan.
.
Plt Kepala Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho, memastikan protokol kesehatan ketat tetap dijalankan saat Bukit Sidoguro kembali dibuka untuk kunjungan wisata mulai Minggu.
.
Ada kewajiban menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Juga ada pembatasan jumlah pengunjung. Sementara jam buka objek wisata pukul 06.00 WIB hingga sore.
.
“Batasan pengunjung tetap ada sesuai aturan secara bertahap dari 20 persen hingga 50 persen. Kalau kondisi sebelum pandemi, pada akhir pekan jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000-an orang per hari,” kata Nugroho kepada Solopos.com, Jumat (30/10/2020).
.
Nugroho menjelaskan untuk sementara Bukit Sidoguro Klaten hanya buka untuk wisata pada akhir pekan atau Sabtu dan Minggu serta hari libur.
.
Alasan tak buka saban hari lantaran masih ada proyek penataan pada objek wisata tersebut. “Kami belum putuskan untuk buka setiap hari karena masih ada kegiatan [penataan]. Jadi kami pilih hanya buka pada akhir pekan dan hari libur agar tidak mengganggu proyek pembangunan,” jelas Nugroho. (...)
.
*Baca selengkapnya di SOLOPOS.COM](http://instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net/v/t51.2885-15/e35/c0.88.1079.1079a/s150x150/123126406_392472725464272_6754846332141000406_n.jpg?_nc_ht=instagram.fcgk6-1.fna.fbcdn.net&_nc_cat=100&_nc_ohc=RIy8hdyW22sAX_CpL07&tp=16&oh=bbd49b6b96c5b7b3c3876c275534d8e7&oe=5FC612C5)
