Soloensis

Pola Hidup Sehat

Kesehatan adalah nikmat yang tidak ternilai harganya, berat apa pun seorang yang sakit rela menukar seluruh hartanya demi mendapatkan kesembuhan dan kesehatan. Kesehatan yang telah dirusak oleh pemiliknya akan sangat sulit untuk kembali seperti sedia kala, jalan yang bijak ialah mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Maka dari itu dapat kita temukan dalam satu hadis Nabi mengingatkan umatnya bahwa ada dua nikmat yang sering sekali dilupakan dan terabaikan, kedua nikmat itu ialah nikmat sehat dan waktu kosong.

Untuk dapat selalu mengkonsumsi kebutuhan hidup tidak hanya sekedar mengenyangkan perut saja tetapi, yang lebih utama ialah konsumsi yang mengandung kualitas terbaik. Namun sayangnya generasi remaja muslim millennial sekarang lebih gemar mengkonsumsi hal yang sifatnya memberi pengaruh kurang baik dari pada yang menyehatkan. Ini merupakan pola konsumsi yang telah menjadi gaya hidup masyarakat zaman now sekarang ini di mana mereka senantiasa memakan makanan yang disebut dengan istilah “Junk Food” atau “Fast Food” dari pada makanan bergizi yang diterangkan dalam alquran maupun sunnah Rasulullah SAW.

Adapun konsep hidup sehat adalah salah satu yang diperlukan untuk generasi remaja saat ini. Bahwasanya sebaiknya sebelum memilih dan mengkonsumsi berbagai macam produk olahan makanan maupun minuman memperhatikan aspek halal dan Thayyib di dalamnya. Halal menurut Mu’jam Al Wasith adalah barang yang tidak haram, mengonsumsinya tidak dilarang agama. Sedang makna thayyib, menurut keterangan Syekh Ar-Raghib al-Isfahani menyebutkan bahwa thayyib secara umum artinya adalah sesuatu yang dirasakan enak oleh indra dan jiwa. 

Kita harus memperhatikan sesuatu yang masuk ke dalam tubuh dan pikiran, karena hakikat diri kita adalah apa yang kita sering atau rutin kita makan. You Are What You Eat, dengan demikian hidup bukanlah semata-mata hanya untuk makan tetapi makan untuk hidup. Ada ungkapan bijak yang berbunyi “Mensanacoporesano, yang memiliki makna di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang kuat”.

Perilaku hidup sehat menjadikan seseorang tidak hanya menjadi bugar dan segar namun dengan menekankan niat bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah maka, kita akan mendapat keuntungan yang berlipat. Kebugaran fisik sangat dibutuhkan dalam segala aktifitas terutama kegiatan ibadah ritual.

Banyak contoh ibadah yang menuntut kita mempersiapkan diri. Satu contoh ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik ialah shalat. Dalam rukun Fi’liyah ibadah shalat diwajibkan pengamalnya melakukan Tuma’ninah, yaitu gerakan berhenti sejenak agar dapat meresapi dan menikmati bacaan shalat kita tersebut. Tuma’ninah dalam sholat akan memberikan manfaat ketenangan batin yang akan menimbulkan peningkatan endorphin yang menstimulasi efektivitas dan pembentukan energi. Juga meningkatkan kadar sel darah yang sangat berperan dalam fungsi kekebalan tubuh. Serta menurunkan kadar hormone cortison darah yang jika kadarnya terjaga rendah akan mencegah resiko kerusakan jaringan. Tiga efek ini telah dibuktikan dengan penelitian S3 nya, DR. M.Soleh dari Universitas Airlangga, yang meneliti ketiga kadar zat tubuh tersebut pada dua kelompok santri yang shalat.

Banyak cara untuk mendapatkan tubuh yang bugar dan sehat, seorang muslim dapat menerapkan konsep kesehatan yang ditemukan dalam ajaran agama lain seperti yoga maupun pola makan vegetarian atau dengan mengedepankan gaya hidup yang terdapat dalam dunia modern sekarang ini.

Namun apabila merujuk pada ajaran Rasulullah maka seseorang yang mengamalkan sunnah Rasulullah secara disiplin dapat dipastikan akan memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Kesehatan yang diajarkan Rasulullah bukan hanya berfokus pada aspek jasmani semata namun, turut juga memperhatikan aspek rohani yang merupakan sumber kebahagiaan hakiki manusia. Seperti berolahraga, ada beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah begitu besar perhatiannya dalam menekankan berolahraga, diantara kegiatan yang sering Rasulullah kerjakan ialah memanah, menunggang kuda, berburu dan berenang. Adab Rasulullah ketika makan, diantaranya berdoa, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, duduk lurus (tidak bersandar), menutup makanan dan minuman, mencuci mulut setelah makan (sikat gigi), tidak meniup makanan, menjilat jari setelah makan, makan menggunakan tangan kanan, mengambil makanan yang terdekat, mengambil dengan 3 jari kanan, mempersilahkan yang lebih tua, dan tidak mencela makanan. 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Widia Kartika

    Mahasiswa UINSU Semester I

    View all posts

    Add comment