Soloensis

Disiplin

DISIPLIN

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.

Masalah disiplin pelajar merujuk perbuatan atau salah laku yang melanggar peraturan yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah. Salah laku yang sering di lakukan oleh pelajar termasuklah mencontek, melawan guru, bully dan sebagainya. Oleh karena itu sebagai usaha perlu di lakukan untuk mengurangkan masalah tersebut.

Masalah disiplin dalam kalangan pelajar dewasa ini tidak boleh di pandang ringan. Malah perlu di beri perhatian yang serius. Kelurga merupakan factor penting dalam pembentukan disiplin di sekolah karena disini lah asas disiplin di peroleh sebelum pelajar menjejakan kaki ke alam persekolahan. Ahli keluarga merupakan orang yang bertanggung jaawab memperkenalkan nilai – nilai murni dalam kehidupan. Kasih sayang yang mereka peroleh akan menimbulkan kesadaran dan bertanggung jawab sebagai anak dan pelajar.

Seterusnya , pihak sekolah juga boleh menangani disiplin pelajar dengan cara memperketat pelaksanaan peraturan sekolah, mengenakan hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat supaya menjadi teladan kepada pelajaran lain. Guru – guru juga perlu di beri kuasa sepenuhnya untuk melaksanakan peraturan sekolah selain tanggung jawab yang dipukul oleh guru disiplin. Persatuan ibu, bapak, dan Guru juga mesti memainkan peranan untuk menangani masalah disiplin para pelajar.

Selain itu, media turut memainkan peranan untuk mengatasi masalah disiplin pelajar. Media massa, khusussnya internet dan tv tidak seharusnya terlalu mementingkan keuntungan, sebaliknya harus berperan membentuk, mendidik, dan menanamkan kesadaran kepada penonton. Program – program yang bercirikan  ke ganasan dan bully patut di hentikan terus penayangannya karena di khawatiri akan mendatangkan  kesan  negative  kepada  pelajar-pelajar.

Mata pelajaran pendidikan islam. Pendidikan moral dan etika dalam system pendidikan adalah sangat penting dalam usaha untuk mengajar dan mendidik pelajar. Pendidikan agama yang kuat akan dapat mengelakkan pelajar daripada melakukan perkara – perkara yang negaif. Nilai – nilai moral akan di peroleh pelajar daripada melakukan perkara – perkara yang negative.

Kesimpulannya, salah laku dan kemerosotan disiplin pelajar  akan berterusan sekiranya pihak yang terlibat  enggan bergandeng tangan untuk mencapai langkah bersama sama menangani masalah ini.

A.    Peran Keluarga

Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem nasional), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antarpribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.

Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.

Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

B. Kerja Sama antara Keluarga dengan Sekolah

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan kerja sama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah tidak mau tahu, bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.

C. Peran Media Massa dalam Pendidikan Karakter

Media masa dapat memainkan peranan besar dalam pendidikan non formal dan informal, yaitu dalam transfer informasi tentang materi pendidikan. Media massa mampu memberikan informasi yang sangat kaya, uptodate bahkan kualitas informasinya pun sangat baik dan tinggi, serta dapat mentransformasikan nilai-nilai pendidikan melalui informasi yang didesiminasikan yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat terutama dalam perbaikan martabat manusia.

Media massa juga sudah menjadi instrument utama dalam modernisasi proses pendidikan, diantaranya mempercepat proses penuntasan wajar pendidikan, terutama bagi peserta didik yang berada di daerah pinggiran. Untuk itu dalam memainkan perannya mencerdaskan bangsa, media massa mampu menampilkan balance argumentation dan ada juga keseimbangan antara hal yang positif dan negatif, sehingga informasi yang didapat diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.

Akan tetapi, pesatnya perkembangan media informasi saat ini, yang merupakan imbas dari kebebasan pers, mendorong media massa untuk lebih berorientasi bisnis. Sehingga akhir-akhir ini, berita yang muncul di media massa adalah berita-berita komersil, yang entah disadari atau tidak, justru menghancurkan konsep pendidikan karakter. Sehingga, untuk keberhasilan propaganda pendidikan karakter, sebaiknya media massa lebih arif dalam pemilihan berita ataupun tayangan yang akan ditampilkan. Sebab, media massa secara perlahan namun efektif, mampu membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadi dan kehidupannya. Itulah mengapa, nilai-nilai yang terkandung dalam pemberitaan media massa seharusnya memberikan manfaat. Atau setidaknya mengembalikan manusia kepada kodratnya sebagai makhluk sosial dan berbudaya. Sehingga pemulihan dan perbaikan martabat generasi muda dapat segera dilakukan. Tentu saja peran media massa ini akan lebih berhasil apabila ada kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, peserta didik serta orang tua dalam mewujudkan pendidikan berkarakter di Indonesia.

 

Kesimpulan

Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya.Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai disiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lainyang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama. Keluarga harus menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata.

 

 Saran

Kedisplinan harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban dilingkungan rumah dan sekolah. Sehingga harus di ciptakannya peraturan yang berisi sanksi – sanksi yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar Hak Asasi Manusia mana pun.

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Sinta Ramadhayanti Saragih

    Add comment