Krisis Dalam Akuntansi Manajemen di Era Global
Penulis :
1. Muhammad Ilham K
2. Nugroho Fahrul M
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Semarang
Drs. Osmed Muthaher, M.si
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Semarang
Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang terjadi.Untuk mempertahankan eksistensi didunia usaha, perusahaan dapat membuat suatu laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi kepada pengguna laporan. Akuntansi dengan standar yang berlaku, adalah alat yang digunakan manajemen (dengan bantuan akuntan) untuk menyajikan laporan keuangan. Dalam menyajikan laporan keuangan tentunya tidak terlepas dari kebijakan manajemen dalam memilih metode yang sesuai dan diperbolehkan. Dalam proses penyajian laporan keuangan, potensial sekali terjadinya ‘asimetri informasi’ atau aliran informasi yang tidak seimbang antara penyaji (manajemen) dan penerima informasi (investor dan kreditor). Dalam hal ini yang memiliki informasi lebih banyak (manajemen) “diduga” potensial memanfaatkannya informasi yang dimiliki untuk mengambil keuntungan maksimal.
Salah satu contoh kasus : Pada bulan Mei 2015, Toshiba mengejutkan seluruh dunia saat menyatakan bahwa perusahaannya tengah melakukan investigasi atas skandal akuntansi internal dan harus merevisi perhitungan laba dalam 3 tahun terakhir. Pengumuman tersebut sangat tidak disangka karena Toshiba telah menjadi lambang perusahaan Jepang yang sangat kuat. Setelah diinvestigasi secara menyeluruh, diketahuilah bahwa Toshiba telah kesulitan mencapai target keuntungan bisnis sejak tahun 2008 di mana pada saat tengah terjadi krisis global. Krisis tersebut juga melanda usaha Toshiba hingga akhirnya Toshiba
melakukan suatu kebohongan melalui accounting frauds enilai 1.22 milyar dolar Amerika.Tindakan ini dilakukan dengan berbagai upaya sehingga menghasilkan laba yang tidak sesuai dengan realita.
Pada tanggal 21 Juli 2015, CEO Hisao Tanaka mengumumkan pengunduran dirinya terkait skandal akunting yang ia sebut sebagai peristiwa yang paling merusak merek Toshiba sepanjang 140 tahun sejarah berdirinya Toshiba. Delapan pimpinan lain juga ikut mengundurkan diri, termasuk dua CEO sebelumnya. Nama Toshiba kemudian dikeluarkan dari indeks saham dan mengalami penurunan penjualan yang signifikan. Pada akhir tahun 2015, Toshiba telah merugi sebesar 8 milyar dolar Amerika. Hal ini di sebabkan karena jika dikaitkan dengan earning management dan agency theory timbulnya kasus tersebut karena ;
1. Adanya campur tangan manajemen dengan menggunakan judgement dalam proses penyusunan dan pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri
2. Dalam kasus manipulasi laporan keuangan oleh Toshiba , telah terjadi erning management dengan pola Income Maximization yaitu dengan tujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Dengan perencanaan bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan.
Adanya konflik antara kepentingan manajemen (Agent) dan pihak komite audit (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya.
3.Dalam agency theory diasumsikan bahwa masing-masing individu semata-mata
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Dari kasus ini pihak manajemen (agent) mempunyai lebih banyak informasi baik mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga manajemen lebih mempunyai kesempatan dalam memanipulasi laporan keuangan yang dihasilkannya, dan konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.
Dari kasus diatas, jika dikaitkan dengan teori Sebagai seorang akuntan manajemen harus memiliki objektivitas, diantara adalah :
- Memberikan laporan secara objektif dan wajar.
- Menyampaikan semua informasi yang relevan supaya dapat dipahami laporannya dan memberikan rekomendasi.
- Tidak memanfaatkan informasi yang bersifat rahasia demi keuntungan pribadi, kelompok atau pihak ketiga.
Integritas Akuntan Manajemen
Akuntansi manajemen juga harus memiliki etika dan integritas seperti di bawah ini :
- Menjauhi konflik kepentingan.
- Menjauhi semua aktivitas yang bisa mengakibatkan keraguan atas kemampuan mereka dalam menjalankan tugas sebagai akuntan manajemen.
- Tidak menerima segala bentuk hadiah, tanda mata atau yang lainnya supaya integritas tetap terjaga.
- Tak menghambat pencapaian organisasi atau perusahaan.
- Mengkomunikasikan semua batasan secara professional.
- Mengkomunikasikan berbagai informasi serta kebijakan mengenai profesi.
- Tak melakukan kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan agar kecurangan seperti ini bisa diantisipasi yakni
- Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi yang salah tidak boleh dipertahankan. Kesalahan-kesalahan sudah terakumulasi dari tahun- tahun sebelumnya sehingga terdapat dua alternatif, yaitu di restatement atau dikoreksi.
- Manajemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat, disclosore
- Memperbaiki komunikasi antara auditor dengan pihak-pihak yang berinteraksi, yaitu manajemen, Komite Audit, dan auditor intern. Dengan komunikasi yang efektif, maka data dan bukti yang terkumpul akan semakin akurat dan memadai, juga menghindari perselisihan dengan Komite Audit.
- Membangun pengawasan yang efektif di tubuh perusahaan.
- Perbaikan sistem akuntansi dan konsistensi penerapan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di perusahaan.
Kesimpulan
Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah selain untuk alat pertanggungjawaban manajemen juga sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan, tetapi dalam kasus ini manajemen telah memanipulasi laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya.
Pentingnya kejujuran dalam membuat laporan keuangan. Hal tersebut bukan hanya penting sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap publik maupun investor.Akan tetapi hal tersebut juga penting bagi perusahaan sendiri karena dari laporan keuangan biasanya perusahaan menganalisis bagaimana perkiraan tahun mendatang dan menjadi dasar pengambilan keputusan. Apabila laporan keuangan yang menjadi dasar hal tersebut sudah tidak layak, tentu hasil akan jauh dari yang diharapkan dan bahkan bisa berimbas pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://etikabisnis-kasus.blogspot.com/2016/05/pelanggaran-etika-bisnis-pada- akuntansi.html
https://integrity-indonesia.com/id/blog/2017/09/14/skandal-keuangan-perusahaan-toshiba/ https://msa15.blogspot.com/2012/02/teori-keagenan-dan-earning-management.html https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agency-theory/
Add comment