Soloensis

“Lomba Solo Pos”

Pada tanggal 22 desember 2015 saya tidak sengaja bertemu dengan pengantar Koran di kantor, lalu saya ikut beli Koran harian Solo Pos yang pernah jadi Koran langganan ayah saya sewaktu pulang kerja. Sampai Sekarang Masih Berlangganan Karena Kesibukan dan berbeda rumah dengan orang tua, hanya sesekali saja membeli jika bertemu dengan agen Koran atau membuka e-koran di internet.

Saat Siang Itu Aku Baca Koran Solopos, Di Ruang Tamu tergeletak di meja . Selepas mandi lalu berlari ke ruang tamu dan mengambil Koran Solo Pos ke kamar dan meminta peralatan tulisnya. Saya Menulis Semaunya Setelah ku persiapkan peralatannya untuk menyelesaikan pekerjaanku yang masih belum selesai.

Saat ayahnya pulang kantor, Aku langsung menghambur keluar kamar dan menenteng Koran Solo Pos dan alat tulisnya sambil bertanya ayahnya yang masih belum berganti pakaian. “Ayah…., tulisanku benar tidak yah …? Ayahnya yang baru datang langsung heran, “Ini Dibyo yang menulis sendiri ya …..? Aku Stersenyum. Sendiri mengamati tulisan Aku sambil tersenyum, …Bagus …., Tepuk Salut buat Aku Nuhaa….ya ? …..? Dia berpikir Ayah Aku yang membelikan Koran.

Ayah tidak mengira jika anaknya semangat sekali belajar menulis bahkan membaca Koran Solo Pos atau majalah terutama majalah Pendidikan Masa Depan, yang terkadang sampai jam 9 malam baru mau tidur. Hampir setiap sore sepulang sekolah selalu menarik Koran seadanya yang ada di ruang tamu, tak peduli itu lama atau baru, yang penting belum pernah dia baca atau salin di buku tulisnya yang kian lusuh. Melihat semangat putri sulungnya yang semangat belajar, suamiku setiap hari memintaku untuk berlangganan Solo Pos….. Dan Terima kasih Solo Pos yang bisa menjadi sarana belajar untuk anak-anak kami di rumah…..

Apakah tulisan ini membantu ?

Dibyoharum

sangat baik

View all posts

Add comment