Soloensis

Iklannya Cespleng

Waktu itu saya membaca iklan Solopos di kolom peluang. Saya tertarik ada pengiklan yang mengiklankan tempat kulakan aneka daster batik dengan harga mulai Rp 12.000,-. Saya telpon si pengiklan dan saya mengatakan akan ke rumahnya untuk melihat barang dagangannya.

Sesampainya di sana, saya melihat-lihat baju-baju yang dipajang hampir memenuhi ruang tamunya yang sempit sambil ngobrol kesana kemari.

Iseng-iseng saya tanya tentang cara beliau memasarkan barang dagangannya. “Saya cukup beriklan di Solopos, Bu” kata beliau. “Wah efek iklan di Solopos, saya jadi kalang kabut, pesanan banyak sekali. Ini lihat semua mau dikirim ke luar Jawa.

“Memang orang luar Jawa baca Solopos bu?” tanya saya penasaran. “Saya juga tidak tahu. Nyatanya mereka tahu sini juga dari iklan di Solopos.” Jawab beliau dengan yakinnya.

“Bu, sebenarnya saya juga pasang iklan ‘terima les bahasa Inggris’ di koran lain (sebut Koran X), tapi hampir 1 bulan tidak ada respon ya?” tanya saya penasaran
“Lha ibu pasangnya di situ. Pasang iklan kog ndhelik. Ya ndak kebaca. Iklan ya, Iklan Cespleng Solopos. selain banyak dibaca orang, kayaknya iklan kita kalau dipasang di sana kelihatan lebih bergengsi.” Iklannya cespleng, meski hanya dua atau tiga baris.” lanjut beliau seperti kata seorang ahli pemasaran.

Kata-kata ibu itu saya jadikan modal untuk pasang iklan di Solopos plus sedikit harus rogoh kantong lagi demi ingin membuktikan kata-kata beliau.
Yah, benar. Biaya iklan satu minggu terbayar dengan empat calon siswa privat yang mendaftar dan masih banyak sisanya.

Terima kasih ibu atas pencerahannya dan terima kasih Solopos dengan rubrik Iklan Cesplengnya.

Apakah tulisan ini membantu ?

triwardati

saya seorang guru smk swasta di karanganyar

View all posts

Add comment