Soloensis

Lucunya Fasilitas Berbasis Teknologi di IAIN Surakarta

Pada dasarnya kebutuhan manusia tidaklah terbatas, ketika suatu kebutuhan terpenuhi, akan muncul kebutuhan lain yang lebih kompleks dan semakin tak terbatas. Contohnya adalah internet, kini semakin mudah dan cepat untuk mendapatkan akses internet. Dengan hanya membeli paket kuota beberapa giga, kita dapat mengakses banyak aplikasi berbasis online di smartphone kita, bahkan smartphone kini bisa dipakai sebagai hotspot untuk berbagi akses internet ke laptop maupun smartphone lain yang memiliki fungsi wifi. Bukan hanya internet saja, di zaman yang semakin canggih banyak alat-alat berteknologi yang semakin inovatif untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia.

Di IAIN Surakarta, kampus tempat saya menimba ilmu, ada beberapa fasilitas berbasis teknologi yang menurut saya masih kurang memadai. Seperti adanya beberapa kamera cctv yang terpasang di beberapa sudut kampus, tetapi hanya dimanfaatkan untuk memantau saja jarak jauh saja, tanpa didukung kemampuan merekam aktifitas yang terpantau. Bagi saya itu sia-sia, apakah penjaga harus 24 jam melihat ke layar pemantau, dan apakah satpam dapat merekam di dalam ingatannya setiap detail kejadian yang terpantau di layar pemantau, tentu itu mustahil, apalagi harus selalu memandang layar tanpa henti, berharap tidak kecolongan momen tak terduga, seperti pencurian atau kejadian apapun yang butuh barang bukti berupa saksi atau video untuk menganalisis kasus yang terjadi tersebut. pernah ada kasus pencurian sepeda motor di kampus, dan ada kamera cctv yang sebenarnya memantau kejadian itu tetapi karena fungsinya hanya memantau tanpa merekam, cctv itu tidak berguna sama sekali, karena tidak dapat menolong untuk memberikan bukti yang otentik berupa rekaman kejadian yang sebenarnya terjadi. Bukankah itu hanya sebuah hiasan tanpa fungsi.

Fasilitas yang lain yaitu berupa hotspot gratis yang banyak terdapat akses pointnya di setiap gedung. Ketika kuota menipis atau butuh akses internet gratis tanpa khawatir kuota internet terkuras, biasanya saya pergi ke kampus untuk wifian. Namun pengelolaan akses hotspot di IAIN Surakarta masih kurang profesional, karena setiap orang yang datang ke kampus bebas mengakses internet gratis ini, tak terkecuali warga luar kampus dan anak-anak kecil yang sudah membekali diri dengan smartphone ataupun laptop. Jika ini terus dibiarkan, akan ada dampak buruk yang lebih banyak daripada dampak positifnya. Seperti suatu malam ketika saya wifian ke kampus, banyak anak kecil yang masih asik mengakses wifi gratis tersebut, padahal jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, anak seumuran mereka akan lebih baik jika sudah pulang dan istirahat istirahat dirumah agar besok tidak mengantuk saat mengikuti pelajaran di sekolah, dan apakah orang tua mereka tidak khawatir anaknya masih belum pulang di jam yang semalam itu.
Masalah lain adalah ketika mahasiswa IAIN yang butuh internet untuk mencari bahan membuat tugas, malah dibuat kesal dengan akses internet yang lemot dikarenakan terlalu banyak orang yang menggunakan wifi gratis tersebut, ibarat jalan raya jika semakin banyak yang memakai, pasti tidak akan lancar dan bahkan bisa jadi macet. Untuk mengatasi hal tersebut sebenarnya bisa dengan cara mendaftarkan setiap mahasiswa aktif IAIN surakarta ke database pengelolaan hotspot, jadi nanti kalau ingin akses internet di wilayah kampus bisa login dengan NIM dan nama mahasiswa, seperti yang telah di lakukan oleh UIN Jogja. Jadi orang lain selain Warga kampus tidak akan mengakses layanan internet dengan semau mereka sendiri tanpa memperdulikan mahasiswa yang benar-benar membutuhkan akses internet.

Kontrol akses internet sebenarnya tidak hanya cukup disitu, pihak kampus harus konsisten dengan menyediakan akses internet juga harus bisa memfilter atau menyaring situs situs yang berbau porografi dan memiliki dampak negatif bagi pengaksesnya. Bisa dengan langsung memblokir situs yang merugikan tersebut secara pribadi atau bekerjasama dengan profider atau penyedia layanan internet untuk menyaring konten-konten negatif tersebut. Namun sayangnya semua permasalahan mengenai wifi tersebut masih belum ada tindakan nyata dari pihak kampus.

Sekarang beralih ke LCD Proyektor, banyak kelas di kampus saya yang tidak terpasang LCD Proyektor permanen, jika ada pun, itu beberapa masih bermasalah. Gambar yang di proyeksikan jadi berwarna kuning, warna yang nyeleneh, dan banyak ketidakberesan dari kualitas proyektor di kampus. Seringkali ketika dosen mengajar, kita harus meminjam ke akademik dengan jaminan kartu mahasiswa atau kartu identitas lain yang sejenis. Betapa repot dan tidak praktisnya prosedur untuk mendapat sebuah fasilitas LCD proyektor, yang seharusnya sudah terpasang secara permanen di setiap ruang kelas dan memiliki kualitas yang baik, agar dapat dipakai saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dari ketiga fasilitas yang saya bahas yaitu cctv, hotspot gratis, sampai LCD Proyektor, memang sudah ada fasilitasnya, akan tetapi fungsinya masih kurang maksimal, karena kurangnya kepedulian kampus dan acuhnya orang yang memakai fasilitas itu, sehingga menganggap itu suatu hal yang lumrah. Padahal jika mau berbenah, semua fasilitas itu akan dapat berfungsi dengan baik dan maksimal. Mungkin kampus IAIN Surakarta membutuhkan sebuah lembaga atau organisari kepengurusan yang bertugas menangani permasalahan-permasalahan di bidang fasilitas yang berbasis teknologi tersebut.

Menurut gagasan pribadi saya, akan lebih baik jika ada sebuah (unit kegiatan mahasiswa) UKM, lembaga, ataupun komunitas yang dapat mengurus dan mengelola fasilitas tadi. Sperti jika ada UKM IAIN IT Club, maka salah satu agenda kegiatannya adalah mengupgrade system keamanan berbasis teknologi di IAIN surakarta dan meremajakan atau memperbaiki peralatan teknologi yang rusak dan kurang berfungsi dengan baik. Jika cctv dirasa tidak berfungsi sebagaimana fungsinya, UKM ini bisa mengagendakan membelikan hardisk khususu untuk dipasang ke cctv yang sebelumnya hanya bisa memantau saja, agar dapat merekam sesuai fungsi utamanya. Kemudia di permasalahan LCD Proyektor, jika ada yang rusak total ataupun hanya bermasalah pada gambar yang di refleksinkan, IAIN IT Club bisa meremajakan atau memperbaiki LCD yang bermasalah tersebut. Kemudian mengenai Hotspot gratis, dapat di lakukan pengelolaan database dari server pusat, agar penyaringan situs berbahaya, pendaftaran mahasiswa aktif IAIN Surakarta ke database, dan pemantauan lalulintas data, bisa berjalan lancar dan membuat para pengguna lebih aman dan nyaman.

Namun sayangnya saya belum menemukan UKM yang berbau IT di IAIN Surakarta, padahal jika itu ada, akan dapat menghandle banyak permasalahan fasilitas berbasis teknologi di IAIN Surakarta. Saya sudah berniat untuk mendirikan komunitas IT tersebut, namun kesulitan mencari orang yang memiliki fisi dan misi yang sama dengan saya, yaitu ingin untuk menjadikan kampus IAIN Surakarta sebagai kampus yang berbasis teknologi, dan tidak kalah dengan kampus lain yang lebih besar. Tidak hanya ilmu agamanya saja yang menonjol, tetapi prestasi di bidang IT juga harus ada. Semoga kedepan atau kapanpun itu sebelum saya lulus dari IAIN Surakarta, saya bisa merasakan terwujudnya UKM IAIN IT Club, entah saya sendiri yang mendirikan, atau akan ada orang lain yang mendirikannya.

Apakah tulisan ini membantu ?

Muhafi_ali_Fakhri

Saya seorang yang sangat gemar dengan IT, suka bermain badminton, hobi menggambar, dan meskipun saya laki-laki, memasak merupakan kegemaran saya.. :D saya muslim, dan masih kuliah di IAIN Surakarta..

View all posts

Add comment