Soloensis

Hikayat Kenaikan

Tahun ini perayaan Isra Mi’raj lebih berwarna karena berbarengan dengan perayaan Kenaikan Isa Al Masih yang dirayakan oleh umat Nasrani. Banyak kesamaan pada dua perayaan besar tersebut. Sama-sama dirayakan oleh umat beragama yang pemeluknya menjadi mayoritas di Indonesia. Yang kedua, sama-sama dirayakan pada tanggal lima Mei untuk kalender masehi. Dan sama-sama merayakan kenaikan.

Kenaikan dalam perayaan Isra Mi’raj maupun dalam perayaan kenaikan Isa Al Masih merepresentasikan terangkatnya keluhuran budi dan kemuliaan seorang tokoh agama. Markus mencatat bahwa sesudah Tuhan Yesus menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada murid-murid-Nya, terangkatlah ia ke sorga, lalu duduk disebelah kanan Allah (Markus 16:19). Perjalanan Nabi Muhammad juga disejarahkan oleh Allah melalui kitab-Nya, Al-Quran dalam surat al-Isra’ ayat pertama. Dalam Isra, Nabi Muhammad berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu dalam mi’raj, Allah naikkan Nabi Muhammad ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.

Sebagai mukmin, sudah seyogyanya mengimani sepenuh hati terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj. Namun, perayaan kenaikan Isa Al Masih pun bukan suatu kesalahan yang harus di lawan sekuat tenaga. Perayaan hari besar dalam suatu agama yang tidak kita amini sudah seharusnya dijadikan momen bersejarah. Menyejarahkan peristiwa yang menjadi bagian dari peradaban dunia semacam kenaikan Isa Al Masih dan sejarah umat Nasrani atau umat lainnya, mari dijadikan hiasan pemikiran untuk mewarnai cakrawala pengetahuan.

Bukan masalah boleh tidaknya, halal haramnya. Peradaban umat non muslim memang harus dipahami sebagai suatu sejarah. Bukan berarti pula mengamini. Manusia bagian dari sejarah dan harus menjadi pelestari sejarah, bukan malah memberangus dan membumi hanguskan. Kenaikan Isa Al Masih menjadi sejarah naiknya seorang tokoh agama ke haribaan Allah karena pengorbanannya, dan wibawanya. Dan isra’ Mi’raj juga menjadi sejarah panjang yang harus dikenang umat Islam. Sejarah untuk melenyapkan kesedihan Nabi Muhammad karena kehilangan tumpuan hidup.

Salat yang menjadi ibadah wajib seorang muslim pun tak luput dari bagian sejarah Isra Mi’raj. Konsisten menjalankan ibadah salat lima waktu dengan berjamaah, membiarkan seorang beragama menjalankan kegiatan keagamaannya dan merayakan perayaan hari besar agamanya berarti kita telah merawat dan melestarikan sejarah. Pun melindungi sejarah dari tangan-tangan jahil manusia-manusia modern berotak abad jahiliyah yang akan merusak sejarah dan peradabannya untuk menjadi hikayat anak dan cucu kita.

Sejarah Isra dan Mi’raj juga diabadikan dalam kitab Maulid al-Barzanji karangan Sayyid Ja’far Bin Husain Bin Abdul Karim al-Barzanji. Dengan syair yang indah, Sayyid Ja’far al-Barzanji selain menuliskan bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW ber-Isra dan Mi’raj yang banyak muslim ketahui selama ini, Sayyid Ja’far al-Barzanji juga menuliskan pertemuan antara para Nabi dengan Nabi Muhammad dari langit pertama hingga langit ketujuh.

Dengan ruh dan jasad yang sadar Nabi Muhammad dinaikkan ke langit pertama bertemu dengan Nabi Adam as dalam keadaan yang agung. Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Lalu dilangit ketiga bersua dengan Nabi Yusuf dalam keadaan sangat tampan. Naik pada langit keempat melihat Nabi Idris yang derajat dan tempatnya ditinggikan oleh Allah SWT. Nabi Muhammad bertemu Nabi Harun yang disukai oleh Bani Israil di langit kelima. Dan di langit keenam melihat Nabi Musa yang pernah menerima firman-Nya secara langsung. Terakhir di langit ke tujuh bertemu Nabi Ibrahim.

Pertemuan Nabi Muhammad dengan para Nabi yang tidak dapat diterima secara akal sehat memang harus diimani oleh seluruh umat Islam. Pun dengan pengorbanan Nabi Muhammad yang harus meminta ‘dispensasi’ untuk salat wajib yang seharusnya dijalankan umat muslim sebanyak lima puluh kali menjadi lima kali sehari, harus menjadi sejarah yang dapat diceritakan secara turun temurun. Serta menjadi ladang untuk apresiasi umat muslim terhadap pengorbanan Nabi Muhammad dengan melaksanakan salat wajib lima waktu secara konsisten.

Kenaikan Isa al-Masih dan Nabi Muhammad mencerminkan pengorbanan mereka untuk umatnya didunia. Maka, selamat menghayati cerita tentang kenaikan. Semoga Allah menerima kehambaan dan penghambaan kita. Serta dihitung sebagai perawat hikayat kenaikan. Amin ya Rabb.

Apakah tulisan ini membantu ?

Priastriana nur

Santri, suka sekali ngopi, sambil baca buku ditengah malam....

View all posts

Add comment