Soloensis

Dengan menulis, ide kita terdokumentasI

Menulis sangat diperlukan oleh semua orang khususnya pelajar atau mahasiswa, karena dengan menulis fikiran kita bisa terlatih untuk berfikir kreatif dan pandai dalam memahami sesuatu. Karena kita terbiasa melakukannya setiap hari.
Ada perempuan yang berjasa dan bisa diteladani di negara ini seperti kartini (palawan nasional kelahiran jepara), tetapi namanya tidak se terkenal Kartini, Rohana Kudus misalnya dia merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia yang berasal dari kota Gadang Bukittinggi kabupaten Agam Sumatera Barat beliau juga memperjuangkan hak-hak wanita pada masa itu bahwa wanita itu tidak hanya mengurusi rumah dan dapur, tetapi wanita berhak untuk mengaktualisasikan dirinya ke dunia luar untuk mendapatkan penghasilan dengan jerih payahnya sendiri tidak melulu mengandalkan gaji dari suami, tetapi jika memiliki penghasilan sendiri perempuan itu bisa lebih mandiri.
Dia juga merupakan perintis Pers Nasional, sudah mulai mengajar membaca dan berbagi ilmu dengan teman sebayanya namun tidak tau apa yang menyebabkan dia tidak terkenal seperti Kartini meskipun jasa-jasanya cukup untuk disebut sebagai pahlawan nasional.
Rohana Kudus tidak se eksis Kartini mungkin karena beliau tidak membuat tulisan sebanyak Raden Ajeng Kartini dalam suratnya kepada sahabatnya Di Belanda yang diabadikan didalam buku “habis gelap terbitlah terang” terjemahan Armijn Pane, beberapa judul surat kartini adalah Berkenalan, Pada kakiku Ternganga jurang, jika mendapat izin dari bapak, mendapat karib timbul harapan, dan sebagainya
Diantara sahabat- sahabat Kartini yang pertama adalah Ny. Estelle H Zeehandelaar, yang kedua adalah Ny.M.C.E Ovienk-Soer yaitu seorang asisten residen Jepara saking dekatnya, sampai Kartini menyebutnya ibu. Yang ketiga, Tn. Prof.Dr.G.K.Anton dan nyonya di Jerman. Pernah mengunjungi Jepara.keempat, Dr. N.Adriani seorang ahli bahasa. Kelima, Tn.H.H Van Kol , keenam, Mr Abe]ndanon yang ]kartini sebut sebagai abang, putra dari Mr.Abendanon.

Rasa malas merupakan salah satu alasan seseorang untuk tidak menulis, menurut kebanyakan orang menulis itu membutuhkan banyak energi dan waktu untuk melakukannya, padahal jika kita mau meluangkan waktu sedikit saja di malam hari sebelem tidur misalnya tulis apapun yang ada di fikiran kita itu akan membantu melatih keterampilan menulis dalam diri kita. Menulis diary juga bisa membantu keterampilan menulis kita.
Seperti Raden Ajeng kartini ketika menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda yang kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan R.A Kartini untuk melepaskan kaum perempuan dari diskriminasi yang membudaya di zamannya. Dengan tulisannya itu Kartini dikenal banyak orang sehingga namanya dikenal sampai saat ini.
Dengan kita menulis apapun yang ada difikiran kita akan terdokumentasikan dengan baik dan akan dibaca oleh banyak orang jika memang itu di bukukan seperti Kartini.
Alasan lain seseorang tidak menulis adalah kurangnya pengetahuan yang dimiliki, sehingga bingung apa yang harus ditulis dan di bagikan kepada khalayak banyak, apalagi kita sebagai seorang yang dianggap kaum intelektual seharusnya perbanyak membaca apapun dan menulis apapun yang ada didalam pemikiran kita.
Fenomena mahasiswa saat ini adalah sudah jarangnya mahasiwa yang memiliki buku bacaan minimal untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran di kampus, selebihnya adalah untuk menambah ilmu dan menambah wawasan kita.
Mahasiswa saat ini lebih sering membeli kuota internet dibandingkan untuk membeli buku, dengan asumsi bahwa jika sudah memiliki kuota kita akan bisa memperoleh informmsi dari berita atau wacana online, namun sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu karena ser]ingkali mahasiswa itu membuka wacana yang lain.

Apakah tulisan ini membantu ?

Qurrota Ayun

Add comment