Soloensis

DSM dan Sahabat Subuh Bali Gelar Talk Show Ramah Lingkungan “Masjid Ramah Lingkungan & Kesehatan Keluarga”

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Denpasar (Bali) – Menyambut bulan suci Ramadhan Lembaga Kemanusiaan Dompet Sosial Madani (DSM) dan Komunitas Sahabat Subuh Bali mengadakan kegiatan Talk Show Ramah Lingkungan bertema Masjid Ramah Lingkungan dan Kesehatan Keluarga. Kegiatan Talk Show ini diselenggarakan di Masjid Muhammad berlokasi di Jalan Imam Bonjol  No 335 Denpasar. Kegiatan Talk Show ini mengahadirkan pembicara-pembicara yang ahli dalam bidangnya seperti KH Mustafid Amna,Lc, MA (MUI Bali), Ustadz Nur Asyur Konselor Keluarga, dr Fuad Adi Rosyadi (Praktisi Kesehatan), Muhammad Nur Sholeh (Manager Dompet Sosial Madani). Talkshow ini pun berbebda dengan kebanyakan talk show yang pernah diadakan sebeblumnya. Pasalnya setiap jamaah yang hadir diberikan botol minuman isi ulang (tumbler) dan sajian jajan yang dibungkus oleh daun pisang.

Pembicara pertama KH Mustafid AmnaLc MA memaparkan bahwa  menjaga lingkungan baik dirumah maupun dilingkungan pemukiman  adalah ikhtiar nyata manusia. Saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali melalui komisi lingkungan memiliki program gaya hidup hijau dengan membagikan bibit dau kelor ke masyarakat di daerah Singaraja. MUI Bali mendukung masyarakat untuk bergaya hidup hijau kendati belum ada fatwa dari MUI Pusat.

“MUI Bali hanya menghimbau dari perkumpulan pengajian dan Majelis Taklim untuk masyarakat bisa bergaya hidup hijau” jelasnya

Ketika ditanya mengenai pemanfaatn limbah air wudhu yang sudah dipakai untuk diolah seperti air bersih untuk digunakan kembali masyarakat. KH Mustafid Amna berujar  belum ada tekhnologi seperti yang ditanyakan.

“Untuk tekhnologi seperti pengelolaan air limbah pemakaian wudhumenjadi air bersih belum ada. Mudah-mudahan kedepan ada. Limbah air wudhu saat ini kebanyakan digunakan untuk menyiran tanaman saja”tambahnya

.

Berlanjut ke pembicara kedua, Ustadz Nur Asyur menungkapkan  bahwa ada kriteria yang membuat hidup menjadi bahagia salah satunya adalah lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik penunjang kehidupan.

“Tidak akan bahagia jika tidak memiliki lingkungan yang baik. Sebentar lagi akan memasuki Bulan Ramadhan. Banyak ummat yang terlalu berlebih membeli makanan berbuka sehingga tidak seimbang jumlah anggota keluarga yang menyantap sajian berbuka puasa.Banyak sajian berbuka yang berlbihan hingga dibuang mubazzir dan akan menjasi sampah. Maka dari itu jangan berlebihan membeli sajian berbuka puasa dan menambah sampah untuk dibuang” paparnya.

Sedangkan pembicara ketiga dr Fuad Adi Rosyadi mengajak para jamaah yang hadir untuk menjaga kebersihan keluarga melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

“PHBS bisa dilakuakn dengan selalu mencuci tangan ketika akan menyantap makanan, menguras air bak mandi sehingga tidak ada jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah, pembuatan jamban untuk buang air kecil dan besar” tandasnya.

Pembicara terakhir, Muhammad Nur Soleh mempresentasikan yang konse terhadap gaya hidup hijau.

“DSM  mengedukasi masyarakat dengan mengajak masyarakat memanfaat lingkungan dan gaya hidup hijau  sekitar dengan menanam  metode hidroponik” ungkapnya.

Cara mengedukasi masyarakat lainnya untuk bergaya hidup hijau dan mengurangi limbah plastik yang membuat bahaya banjir adalah dengan kosep 3 AH ala DSM

“Cegah dengan tindakan edukasi dan penyadaran akan bahaya yang ditimbukan dari limbah, Pilah dengan membawa botol minuman sendiri dan tidak membuang makanan yang berlebih dan terakhir Olah melalui penggunaan kembali  bahan –bahan yang berpotensi menjadi limba seperti plastik” imbuhnya.

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    HERDIAN ARMANDHANI

    BLOGGER, CITIZEN JOURNALIST, TRAVELLER

    View all posts

    Add comment