Soloensis

Masih Selfie? Swafoto Yuk?

Pembaca tentu tidak asing dengan istilah selfie. Selfie merupakan singkatan dari self potrait, yaitu foto yang di ambil oleh diri sendiri. Di korea, selfie lebih terkenal dengan sebutan selca (self camera). Selfie biasa dilakukan dengan menggunakan kamera digital atau kamera ponsel.

Ketenaran kata selfie pada 2013 membuat Oxford Dictionary menyatakan kata tersebut sebagai Word of the Year kemudian secara resmi kata selfie masuk ke sumber referensi kamus daring bahasa Inggris Oxford Dictionary. Kamus tersebut mengartikan selfie sebagai gambar diri sendiri yang biasanya diambil dengan telepon pintar atau webcam untuk diunggah ke jejaring sosial.

Hal yang perlu diketahui adalah Oxford Dictionary Onlines berbeda dengan Oxford English Dictionary, meskipun berasal dari induk yang sama. Oxford Dictionary Onlines melakukan adaptasi lebih luwes, lebih cepat, dan lebih progrestif untuk mendaftarkan kata-kata baru yang muncul. Sementara, Oxford English Dictionary lebih kaku dan selektif dalam menyerap kata baru.

Lantas bagaimana dengan swafoto? Swafoto merupakan kata terjemahan dalam bahasa Indonesia dari kata selfie. Kata swafoto pernah muncul pada beberapa media massa. Kata ini merupakan ciptaan baru yang kreatif dan lebih mengindonesia. Swafoto merupakan kata benda (nomina) tetapi mungkin agak sulit untuk menciptakan kata kerja (verba) yang terasa pas. Berswafoto terasa agak mengada-ada, sedangkan mengambil swafoto mungkin terlalu panjang. Misalnya dalam kallimat “wah, pemandangannya bagus, berswafoto yuk?” atau “wah, pemandangannya bagus, mengambil swafoto yuk?”. Tentu kalimat tersebut akan terasa sangat aneh bagi pengguna bahasa Indonesia. Kemungkinan pengguna bahasa Indonesia akan lebih memilih ngeswafoto sebagai bentuk kata kerja dari swafoto. Kalimat “wah pemandangannya bagus, ngeswafoto yuk?” terasa lebih enak didengar daripada dua kalimat sebelumnya yang menggunakan kata berswafoto dan mengambil swafoto.

Sampai saat ini masih sangat jarang terdengar pengguna bahasa Indonesia memakai istilah swafoto dalam bentuk apa pun. Baik dalam bentuk kata benda maupun kata kerja. Mungkin karena pengguna bahasa Indonesia masih belum terbiasa dengan kata tersebut dan cenderung lebih familiar dengan kata selfie. Kalimat “wah, pemandangannya bagus ya, sefile yuk?” tentu terdengar lebih akrab bagi pengguna bahasa Indonesia.

Saat ini posisi bahasa Indonesia mulai tergeser oleh bahasa asing. Globalisasi telah menempatkan bahasa Inggris pada posisi yang strategis sehingga masyarakat Indonesia dituntut untuk menguasai bahasa Inggris. Tidak dapat dipungkiri, bahwa posisi bangsa Indonesia sebagai negara berkembang mengharuskan masyarakatnya menguasai bahasa asing sebagai sarana untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya. Namun posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu tetap harus dipertahankan agar tidak tergeser oleh bahasa asing.

Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahasa Indonesia memili fungsi sebagai lambang kebanggaan, lambing kebangsaan, dan identitas nasional. Selain itu, bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat pemersatu bangsa.

Pelestarian bahasa Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus agar bahasa Indonesia tidak semakin tergeser oleh bahasa asing. Bahasa merupakan jati diri bangsa. Jangan sampai jati diri bangsa tergeser oleh globalisasi. Bahasa Indonesia harus senantiasa dijaga, dilestarikan, dibina, dan dikembangkan agar tetap memenuhi fungsinya sebagai sarana komunikasi modern yang mampu membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Apakah tulisan ini membantu ?

Ririn

I love reading and I love writing!

View all posts

Add comment