Soloensis

KERUGIAN BERINVESTASI DENGAN CARA BERUTANG

Tulisan ini semata-mata sebagai pengingat diri sendiri. Saya tidak bermaksud menyinggung, atau menyindir orang per orang. Kalau ada kesamaan cerita, itu hanya kebetulan saja. Tulisan ini murni bermaksud mengajak untuk kebaikan. Seandainya tidak sependapat, silakan saja. Semua kembali kepada masing-masing kita yang menjalani hidup.

Utang, adalah kata-kata yang sangat menyakitkan yang sering saya dengar sejak saya masih kecil. Oleh karena di balik utang ada sesuatu yang bisa melukai perasaan, maka sebisa mungkin saya menghindari utang. Ada sesuatu hal yang membuat saya tidak bisa menghindari utang karena keadaan darurat yaitu untuk biaya pengobatan yang jumlahnya puluhan juta.

Setelah itu, saya berdoa kepada Allah agar tidak didekatkan dengan utang. Memang, saya jadi tidak memiliki barang-barang bagus atau barang-barang berharga. Kalau teman saya memiliki barang bagus dengan cara kredit, saya tidak. Saya berkomitmen untuk tidak berutang. Mungkin karena hidup saya yang sederhana inilah, teman saya ada yang bilang kalau saya kurang bersyukur. Loh, kok bisa begitu? Katanya, untuk membeli mobil saja mampu kok saya masih saja memakai motor lawas.

Apa hubungannya motor lawas dengan tidak bersyukur? Saya merasa belum membutuhkan mobil, jadi menurut saya mobil bukan barang yang harus dimiliki. Membeli mobil kalau tidak memiliki uang yang cukup, berarti saya harus bersinggungan lagi dengan utang. No! Mending saya ke mana-mana naik angkutan umum tapi hepi daripada punya mobil tapi harus mikir cicilan dan bunganya.

Setahun yang lalu, suami terpaksa meminjam/utang koperasi agar bisa membayar tanah kerabat yang dijual padanya. Besarnya cukup lumayan. Untuk jasanya saja, suami harus mengeluarkan tujuh ratus lima puluh ribu. Meskipun bunganya dengan system bunga menurun, tetap saja kalau diakumulasi jumlahnya banyak untuk 50 bulan! Akhirnya, saya harus merelakan tabungan emas yang saya miliki untuk melunasi utang koperasi. Biarlah saya tidak memiliki tabungan emas, asal hidup saya tidak dibebani utang.

Alhamdulillah, sekarang tidak punya utang. Saya tidak tergiur berinvestasi kalau saya tidak memiliki uang. Kalau orang lain ingin berinvestasi property dengan cara kredit selama sekian tahun, saya kok tidak tertarik. Mungkin ada yang bilang saya nggaya, sok gitu. Bukan, bukan nggaya. Kalau saya tidak punya uang, mengapa saya memaksakan diri untuk utang demi investasi.

Investasi akan memberikan keuntungan kalau tidak ada utang-bunga. Ada yang bilang, investasi berupa rumah/tanah, dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan. Tapi pernahkah kita hitung-hitungan secara kasar keuntungan dalam kurun waktu sekian tahun. Berapa harga belinya, harga jual setelah sekian tahun dan setelah bunga utang diperhitungkan, memberi keuntungan atau tidak investasi dengan cara utang? Pertimbangkan juga jungkir jempaliknya kita tiap bulan gara-gara gaji yang kita terima tinggal sedikit karena cicilan utang.

Kalau mau memulai berinvestasi, sebaiknya jangan dengan cara berutang. Belajarlah dari pengalaman orang-orang yang gagal mendapatkan keuntungan bahkan bangkrut gara-gara berinvestasi dengan cara berutang. Kalau ada yang bilang hidup tak memiliki utang, membuat kita tidak semangat, itu keliru! Kalau ada yang bilang dengan berutang kita bisa memiliki barang-barang, sumangga, kita bebas berpendapat, bebas memilih.

Pilihan saya tetap tidak akan berinvestasi dengan cara berutang. Seandainya kita hanya memiliki dana sedikit, bagaimana cara berinvestasi? Pilihan kita bisa berinvestasi emas. Di toko emas (perhiasan) kita bisa membeli emas ukuran setengah gram. Memang, emas untuk perhiasan ada ongkos pembuatannya. Ongkos pembuatan ini akan hilang kalau kita menjual kembali emas di toko tempat kita membeli emas.

Saya terinspirasi cerita seorang pemuda, ketika masih sekolah-kuliah, rutin menabung ½ gram emas. Dalam jangka panjang, emas-emas ini harganya berlipat ganda. Betapa beruntungnya pemuda yang menabung emas meskipun hanya sedikit demi sedikit.

Nah, kalau ingin berinvestasi emas dengan cara menabung emas (berapapun uang yang kita miliki bisa kita belikan emas), menabunglah di pegadaian. Silakan yang ingin menabung emas di pegadaian. Jangan menunda-nunda menabung ya. Kita tidak akan rugi memiliki tabungan emas!

Berinvestasi dengan cara berutang, membuat kita menderita karena dikejar-kejar utang. Memang kita tidak lari-lari, tapi terengah-engahnya tetap saja kita alami. Bagi yang sudah terlanjur berinvestasi dengan cara berutang, maka langkah yang paling bijak adalah segera menyelesaikan utangnya. Lantas, langkah berikutnya adalah jangan berinvestasi kalau kita harus berutang.

Semoga bermanfaat.

Karanganyar, 13 Januari 2018

Sumber: Tulisan Noer Ima Kaltsum: https://www.kompasiana.com/noerimakaltsum/5a59c592bde57562213d1dd2/jangan-berinvestasi-dengan-cara-berutang

Apakah tulisan ini membantu ?

Noer Ima Kaltsum

Ibu Rumah Tangga, Ibu dari 2 anak. www.noerimakaltsum.com

View all posts

Add comment