Soloensis

Sejarah Ilmu Falak

Ilmu falak atau dalam istilah yunani disebut Astronomi, telah dikenal oleh manusia sejak 3000 tahun sebelum masehi, bahkan disebutkan dalam pendahuluan kitab “khulashatul wafiyah’ bahwa pencetus ilmu falak pertama kali aalah nabi idris, beliau langsung diajarkan oleh Allah melalui wahyu yang menjelskan tentang alam semesta, gugusan bintang dan perhitungan tahun yang pada saat itu belum mampu tergambarkan oleh akal.

Dalam beberapa buku banyak dijelaskan bahwa awal sejarah astronomi berasal dari peradaban babilonia kuno. Astronomi babilonia kuno merujuk pada ilmu perbintangan yang dikembangakan di mesopotamia, daerah yang diapit oleh sungai tigris dan eufrat. Di sana berkembang kerajaan kuno sumeria, akadia, bebilonia dan kaldera (babilonia baru). Astronomi babilonia mendasari banyak tradisi astronomi yang dikembngkan bangsa yunani, india klasik, sasanid (persia), bizantium dan eropa barat. Dasar-dasar astronomi barat ditemukan dimesopotamia, berupa papan liat dengan hukuf paku peninggalan sumeria sekitar 3500-3000 tahun sebelum masehi. Mereka menggunakan kurang lebih 350 tanda gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata. Mereka juga menggunakan sexagesimal (hitungan berbasis 60) sebagai sistem angka. Praktik modern membagi lingkaran kedalam 360 derajat, sehingga mereka bisa menentukan penanggalan 12 bulan dalam setahun dan tiap bulannya terdiri 30 hari.

Baca juga:

Biografi Pengarang Kitab Falak Nusantara

Gambaran tentang alam semesta telah dapat diketahui sedikit demi sedikit melalui penemuan-penemuan. Para ilmuan pada zaman dulu, untuk lebih mudahnya sejarah perkembangan astronomi terbagi menjadi 4 periode:

Periode prehistoric (sebelum 500 tahun SM)
Pada periode ini, manusia meneliti pergerakan bulan dan bintang dan mempelajarinya untuk menentukan waktu dan sebagai petunjuk arah.

Periode klasikal (500 SM – 1400 M)
Para ilmuan mulai membuat gambaran langit, dengan dengan pengetahuan geometri, mereka membuat model gambaran sederhana yang dapat menerangkan pergerakan langit.

Perode renaissance (1400 M – 1650 M)
Pada periode ini, para ilmuan menemukan ketidakcocokan antara hasil model geometri dengan kenyataan sebenarnya, kemudian mereka memikirkan model baru yang lebih memperhatikan data – data fakta yang dihasilkan dri pengamatan dengan menggunakan teleskop.

Baca juga:

Pengaruh Kecemerlangan Langit Terhadap Perhitungan Waktu Shalat

Periode modern (1650 M – sekarang)
Para ilmuan mulai meneliti hukum – hukum alam (seperti hukum gravitasi) yang mendasari penelitian terhadap pegerakan yang ada di langit. Teknologi terbaru seperti Teleskop, alat-alat optik dan matematika kalkulus semakin mempermudahkan pemahaman tentang alam semesta.

Sumber; https://almaidahfalak.wordpress.com/2015/04/13/sejarah-ilmu-falak

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Muamar Khadapi

    Beralamat di Cirebon, Jawa Barat

    View all posts

    Add comment