Soloensis

WAH, MIRISNYA KEHIDUPAN KIDS JAMAN NOW AKIBAT PESATNYA PERKEMBANGAN MEDIA SIBER

WAH, MIRISNYA KEHIDUPAN KIDS JAMAN NOW AKIBAT PESATNYA PERKEMBANGAN MEDIA SIBER

     Media Siber merupakan media yang saat ini sangat mendunia di era milenial. Semuanya serba cepat, semuanya serba online, dan sangat mustahil kalau Kids jaman Now di dunia ini mempunyai Handphone tanpa digunakan untuk sharecing atau tidak melibatkan media sosial seperti Google sama sekali. Tetapi jangan sampai manusia dikuasai oleh media dimasa depannya.

     Dengan media yang sangat cepat saat ini,  Kids jaman Now menjadi sangat kesusahan mencari mana informasi yang benar-benar akurat, faktual, dan mana informasi yang memanipulatif dan yang Hoax. Bisa jadi kids jaman now sebagai pengguna media pernah menjadi salah satu oknum penyebar hoax. Setiap ada berita apapun langsung mengeshare-nya tanpa difilter atau dicari kebenarannya terlebih dahulu. Rata-rata mereka dalam keadaan tidak sadar, tetapi mereka sangat menikmati bahkan sering melakukan aktifitas yang namanya Broadcasting atau menyebarkan berita-berita hoax itu sendiri. 

      Media cetak akan tergantikan oleh radio, radio akan tergantikan oleh televisi, televise akan tergantikan oleh youtube, ojek pangkalan akan digantikan oleh ojek online, toko pasar akan digantikan oleh online shop, dan sebagainya. Semuanya akan dikalahkan oleh media jika manusia tidak mulai memikirkan bagaimana kehidupan dimasa depannya jika semuanya akan ketergantungan pada media siber. Mungkin semua kehidupan akan mulai lengah dan semuanya mulai terpusat dan hanya fokus pada media siber dibandingkan dengan hubungan sosialnya sehari-hari di masyarakat. Bisa jadi manusia akan mulai tidak meghargai manusia yang lainnya disebabkan oleh media.

     Dulu manusia kalau ingin berbelanja selalu perginya ke pasar tradisional dan disitu selalu akan ada yang namanya proses tawar menawar antara penjual dengan pembeli, tetapi apa yang dirasakan kaum milenial saat ini, semuanya serba instan atua cepat, tanpa bertatap muka dengan penjualnyapun pembeli dengan mudah bisa mendapatkan barang sesuai yang diinginkannya, yaitu cukup menggunakan barang kecil yang ada digenggaman atau Handphone. mereka akan lebih leluasa dengan menggunakan aplikasi shopi, toko pedia dan masih banyak lagi untuk kebutuhannya sehari-hari. disitu tidak ada yang namanya proses tawar menawar lagi dalam pembelian apapun, sehingga menjadikan hubungan manusia satu dengan manusia lain tidak saling kenal.

     Sekarang saja sudah banyak terlihat kalau anak kecilpun sudah mulai dipegangi Handphone sendiri oleh orang tuanya. Sebagai generasi muda, seharusnya kita bisa meminimalisir keadaan itu dengan  tidak melakukan hal yang sama dengan mereka. Dimulai dari kita sebagai generasi muda, jangan membiasakan mengasih atau meminjami Handphone kepada anak-anak karena disitu banyak sekali situs-situs yang belum pernah disangka akan muncul dan miris juga kalau disalahgunakan untuk hal-hal buruk yang akan berdampak juga pada orang tua itu sendiri, misalnya membangkang saat diperintah, membantah saat dinasehati, berani memukul orang tuanya sendiri, dan masih banyak lagi dampak buruk yang dilakukan si anak karena kecerobohan orang tuanya.

      “Lebih dari 50% orang Indonesia sekarang sudah mengakses internet, dan mayoritas adalah anak remaja yang berada disekitar perkotaan karna memungkinkan signal yang lancar. Sekarang saja banyak anak muda yang  lebih mementingkan membeli kuota internet daripada untuk makan sehari-harinya. Mereka rela mengeluarka uang sakunya sekitar seratus ribu perbulan yang sebenarnya uang itu jatah untuk membeli makan yang kemudian digunakan untuk memebeli kuota internet”, ujar Adib Muttaqin ketua Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Solo saat menjadi Narasumber di suatu acara seminar. Betapa miris sekali pemikiran diperadaban milenial sekarang.

      Di era digital ini, Kids jaman Now juga bisa dengan duduk manis saja akan menghasilkan uang pendapatan dari internet. Karena hampir semuanya yang ada di dunia ini bersangkutan dengan internet. “Tetapi sebenarnya semuanya tidak ada yang berada diposisi yang mapan baik pengguna maupun pemilik media. Kemaren salah satu bosnya Traveloka memundurkan diri dari usahanya di traveloka gara-gara ada perbedaan visi dengan anggotanya dan mungkin dia sekarang akan membuat sesuatu yang baru lagi”, imbuhnya saat berbicara didepan sebagai narasumber di acara seminar. 

     Hampir setiap hari Kids jaman Now mengakses yang namanya Google. Karena sebagian orang misalnya mahasiswa sekarang pasti saat membutuhkan apapun selalu tanya dan larinya ke aplikasi Google. Situs-situs yang ada di Google selalu dipercaya akurat untuk bisa membantunya. Anak jaman sekarangpun juga tidak bisa meninggalkan yang namanya  akun facebook. Facebook sampai sekarang juga masih mempunyai peran di keseharianya anak milenial. Contohnya saya sendiri yang sampai sekarang juga belum bisa meninggalkan yang namanya Facebook untuk mencari informasi ataupun untuk bahan eksistensi saya sendiri.

     Ternyata platform media sosial yang paling banyak diaktifkan di handphone anak jaman sekarang yaitu aplikasi youtube. Televisipun sekarang sudah mulai tergantikan oleh youtube. Kids jaman Now sekarang bahkan tidak bisa meninggalkan atau tidak bisa pisah dengan Handphone. Karena dengan Handphone semuanya bisa didapatkan, walaupun sebenarnya banyak sekali kelemahan atau dampak buruk yang ada dalam media itu sendiri kalau tidak digunakan dengan bijak dan memilah-milah informasi atau apapun itu yang didapatkan dari media.

     Salah satu dampak negatif dari media yang sekarang dirasakan oleh banyak orang, salah satunya yaitu mahasiswa yang sekarang rata-rata banyak menggunakan waktunya untuk bermalas-malasan dalam beraktivitas dan lebih mementingkan Handphone atau media sosial dari pada yang lainnya. Kadang salat, makan, tidur, atau mandipun juga tidak mereka hiraukan lagi saat sudah berseluncur di media sosial. Semua itu bisa menghambat kelulusan para mahasiswa karena waktu mereka banyak terbuang oleh Handphone yang selama ini tidak bisa lepas dari genggamannya. Semua itu menurut pengamatan saya selama di kos.

     Semuanya yang ada di dunia ini bisa jadi akan digantikan oleh Handphone. Tanyangan televisipun sekarang bisa jadi akan digantikan oleh handphone melaui video streaming. Resistensi manusia mulai digantikan oleh mesin. Satu-satunya yang menjadi kekuatan anak jaman sekarang supaya tidak kalah dan mampu bersaing di era globalisasi yang semuanya serba cepat, terkoneksi oleh jaringan dari negara satu ke negara lainnya adalah daya nalar, berfikir yang kreatif dan berfikiran kritis. Pemikiran yang kritis sangat diperlukan dijaman yang serba cepat ini karna dengan berfikir kritis, manusia sangat banyak pertimbangan emosional terlebih dahulu sebelum kemudia melakukannya.

     Belajar untuk meninggalkan agar tidak ketergantungan atau tidak selalu menggunakan Handphone juga sudah merupakan sikap untuk membantu kita agar semua pemikiran kita tidak hanya terpusat dan tidak hanya bersumber dari internet. Semua pengetahuan akan lebih dipahami secara mendalam saat kita bertatap muka (Face to  Face) dengan ahlinya sendiri, jangan selalu terpaku pada internet saat kita dalam keadaan yang mendesak untuk mencari informasi yang bersangkutan dengan kehidupan kita. Menghemat tenaga, uang, juga merupakan salah satu keuntungan kita sebagai orang yang tidak candu dengan media siber.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Tatik Aminatul Wakhidah

    Mahasiswa IAIN Surakarta Jurusan KPI Broadcast B Fakultas Ushuludin dan Dakwah

    View all posts

    Add comment