Soloensis

Media Siber Melawan Hoax

Perkembangan teknologi setiap harinya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terjadi juga di dunia jurnalistik, kalau biasanya jurnalistik menggunakan media cetak, seiring dengan perkembangan teknologi sekarang kegiatan jurnalistik mulai beralih ke media siber. Media siber merpakan media yang menggunakan wahana internet dan untuk melaksanakan kegiatan jurnalistik sesuai dengan Undang-Undang Pers dan Standar perusahaan pers yang ditetapkan Dewan Pers.

Media siber memiliki karakter khusus dan sensitif sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara professional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun1999 tentang pers dank kode etik jurnalistik. Namun masih banyak masyarakat yang melanggar pedoman tersebut.banyk masyarakat yang menyebarkan berita bohong atau biasa disebut Hoax.

Hoax atau berita bohong adalah salah satu bentuk Cyber Crime yang kelihatannya sederhana, mudah dilakukan namun berdampak sangat besar bagi kehidupan sosial masyarakat. Peristiwa tersebut menjadi keprihatinan tersendiri, bagi kondisi masyarakat yang mulai hobi mengkonsumsi berita tanpa kejelasan. Ditambah dengan fenomena hoax mulai mengkawatirkan seiring dengan akan diadakannya pilkada dan pilpres tahun 2019.

Masyarakat yang belum dapat membedakan antara bertita yang benar dan berita bohong (hoax), yang menyebabkan mereka langsung percaya dengan pesan berita yang mereka terima kemudian meneruskan berita tersebut ke orang lain. Masyarakat meneruskan atau membagikan berita yang mereka dapat tanpa mengecek kebenaran berita tersebut. Dan mereka beranggapan bahwa berita dari orang yang mereka percaya itu benar.

Gambar 1. Alasan Meneruskan Berita Hoax

Untuk menangulangi munculnya berita hoax pemerintah menerbitkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Undang-Undang ITE diterbitkan pemerintah karena menyadari pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi yang telah mengubah perilaku masyarakat.

Saluran terbanyak penyebaran berita bohong atau hoax dijumpai dimedia sosial. Presentasenya mencapai 92,40%, disusul aplikasi chating/percakapan 62,80 lalu situs web 34,90%. Sementara pada televise hanya 8,70%, media cetak 5%, email 3,10%, dan radio 1,20%. Demikian data yang diungkapkan presiden direktur viva media grup, Anindya Novyan Bakrie. Data tersebut merupakan hasil survey yang melibatkan 1.116 responden.

Banyaknya kasus pelanggaran penyebaran berita hoax membuat industri media siber mulai terancam. Karena masuknya berita hoax banyak melalui media sosial yang merupakan media siber. Meskipun media siber bukan yang menyebarkan berita hoax, tapi berdampak pada industri media siber. Berita hoax yang muncul di media siber berimbas pada kepercayaan masyarakat dan industri media siber.

Berita hoax mengakibatkan masayarakat mulai ragu dan trauma untuk membaca berita melalui media siber. Namun disisi lain media siber sangat dibutuhkan, dengan memberitakan berita yang inspatif bisa membantu dan mendorong perkembangan media siber yang berintegritas dan berkualitas. Media siber juga harus mampu mengemas berita yang menarik dengan mengabungkan konten multimedia dengan berita.

Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangkal sebaran berita bohong atau hoax adalah membentuk Gerakan bersama Anti Hoax dengan komunitas masyarakat yang selama ini konsen dengan penangkalan penyebaran berita hoax. Pihak kepolisian telah membentuk badan khusus menangani masalah media siber yaitu membentuk badan Cyber Crime Polri. Bagi masyarakat yang menjadi korban dapat mengirimkan laporan kealamat cybercrime@polri.go.id.

 

Sumber:

  • Henri Septanto, “Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Syber Crime dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat”, Kalbi Scientia. Vol. 5 No.2 Agustus 2018.
  • Budi Prayitno, “Langkah Pemerintah Menangkal Dimensi Berita Palsu”, Jurnal Wacana Kinerja. Vol. 20 No. 2, November 2017.
  • https://www.gatra.com/rubik/nasional/pemerintah-pusat/307668-presentase-hoax-terbanyak-hadir-dari-media-sosial

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Zulaikah Nur Fitriyah

    Mahasiswa IAIN Surakarta

    View all posts

    Add comment