Soloensis

Lolos lewat Solopos

Haduhh… kalau disuruh cerita hal yang paling ngeselin, lucu dan nggak bakal lupa, menurut Ana sangat sulit sekali. Ini bukan karena susah nulisnya, tapi karena ceritanya dan kejadiannya tuh banyak sekali. Apalagi hidup Ana kan serba sesuatu. Hehe. Okelah… Ana ada satu cerita tengsin yang juga nggak bakal Ana lupain. Mungkin dibenak pembaca sekalian akan menebak, kalau-kalau yang Ana ceritakan paling-paling hal lucu?. Is not sahabat!. Justru ini lebih parah dari kebalikannya sahabat. Penasaran???, yup baca… ikutin… dan resapin kejadian Ana berikut… hehe. Kenapa jadi kayak orang mau hipnotis gitu ya?. Oke selamat membaca kawan!.

Kejadian ini masih terngiang sekali di benak Ana. Ibarat orang yang sudah nikah tuh, ingat sama tanggal walimahannya. Waduhh.. jangan baper ya…???. tapi memang benar sahabat!. Yaup, waktu itu hijriahnya tanggal 22 Ramadhan 1436. Wuishh keren amat sampai Ana hafal tanggal hijriahnya. Ih biasa aja kali. Oke dah lanjut… nah pas tanggal itu adalah H-7 lebaran Idul Fithri. Pasnya hari kamis tanggal 9 Juli 2015. Mungkin kalau yang baca tanggal ini anak-anak sekolahan yang baru kemarin lulus, pasti akan paham tanggal keramat apaan ini. Hihi.

Jadi sahabat, tepat tanggal segitu adalah hari dimana hasil ujian SBMPTN diumumkan!. Serentak di seluruh Indonesia. Mungkin beberapa dari kita masih ingat ya, gimana waktu itu kita juga ngerasain yang namanya menanti pengumuman keterima apa nggak di perguruan tinggi yang kita pilih dan kita favoritin. Dag dig dug jeger dah!. Kayak orang disuruh milih mau tinggal sama Bapak atau Ibu. Susah nerimanya!. Hehe.

Singkat cerita sahabat, Ana punya teman laki-laki yang tinggalnya tuh di kota Solo. Tak perlulah Ana jelasin juga di sini bagaimana awal ketemunya. Namanya Hadi. Yang jelas, umurnya tuh beda setahun sama Ana. Nah… di lain kesempatan dia pernah cerita kalau nanti lulus SMA dia mau kuliah di STAN Jakarta. Bahkan sebelum daftar SBMPTN dia juga sempat minta do’anya ke Ana agar SBMPTN nanti keterima di STAN. Otomatis sebagai teman kenalan yang baik, maka Ana do’akan. Hihi.

Saat itu Ana sedang sibuk-sibuknya i’tikaf di salah satu Masjid besar di Kota Depok dengan beberapa kawan Ana. Tahu kan gimana adab kita sebagai seorang muslim ketika menyambut i’tikaf. Ya, ketika itu yang Ana lakukan adalah menyibukkan ibadah tanpa memikirkan glamornya dunia. Sampai-sampai demi lancarnya ibadah setahun sekali itu, akhirnya Ana membuat keputusan untuk menjauh dari yang namnya smartphone. Ya, pikiran Ana saat itu adalah bagaimana caranya agar segala media sosial yang Ana punya tuh nggak mengganggu Ana ibadah i’tikaf di masjid. Melihat, memang Ana terkadang ketergantungan sekali dengan yang namanya sosial media meskipun sekedar share nasehat dengan kawan lain. Walhasil, Ana ganti smartphone Ana dengan sebuah ponsel jadul besutan nokia dengan layar hitam putih. Bahkan lebih parahnya lagi tuh, qwerty nya udah ada yang copot. Behh.. kerasa kan betapa saat itu rasa-rasanya seperti hidup di zaman nenek moyang Ana dulu. Hihi. Tanpa kemajuan teknologi.

Sore hari saat Ana mau bersih-bersih diri, ada satu pesan masuk. Awalnya Ana kira orang tua Ana yang sms, karena memang beberapa hari selama i’tikaf orang tua Ana terutama Ummi Ana selalu menanyakan kabar. Dan ternyata yang sms adalah Hadi. Yang intinya, isi sms itu mengatakan kalau waktu itu di Solo lagi rame-ramenya berita soal pengumuman SBMPTN. Otomatis Ana jadi ikut kelagapan juga. Padaal Ana nggak ikut tesnya, tapi rasanya seakan Ana ingin sekali mendengar kabar kemeriahan pengumuman keterimnya dia di SBMPTN terutama kemeriahan di kota Solo.

Dari sinilah cerita tak terlupakan itu bermula. Mendengar kabar kemeriahan pengumuman SBMPTN itu, saking penasarnnya, Ana bela-belain buat keluar komplek masjid yang Ana pakai buat i’tikaf. Padahal, dalam adabnya kan yang namnya i’tikaf nggak boleh keluar areal masjid. Yahh… karena sudah kepalang tanggung dan bisa kebayang kan dengan fasilitas informasi yang kurang yakni tanpa smartphone yang biasanya biasa Ana pakai ngenet, akhirnya Ana cari berita keluar. Niat awal sih, mau cari koran yang asli made in Solo. Tanpa pikir panjang, apalagi sore sudah mulai menghilang dan siap akan digantikan malam yang otomatis akan datang waktu maghrib untuk berbuka puasa, maka tersirat begitu saja kata “Solopos.”

Pikiran kedua Ana bagaimana bisa mendapatkan koran “Solopos” itu, sementara posisi Ana di Depok. Pun, kalau di Jakarta sepertinya juga jarang ada. Karena melihat dari namnya saja sekan sudah jelas mengatakan bahwa koran “Solopos” dibuat khusus untuk ‘paduka’ warga Solo. Berbekal nekat, entah ada hasutan dari mana, tiba-tiba terlintas : “minjem hape orang aja biar bisa buka koran Solopos secara online.” Dalam hati Ana tersenyum-senyum sendiri saja. Tapi memang ada benernya juga sih ya?. Hehe. Yang gratis-gratis itu emang selalu diburu ya. Siapa coba yang nggak suka gratisan?. Cuma orang yang sudah terlanjur kaya, mungkin, yang kurang suka gratisan. Wkwkwk. Kalau Ana pribadi sih, selama ada yang gratisan, kenapa harus repot-repot bayar? Hahaha.

Singkat cerita didapatlah smartphone pinjaman dari seseorang yang baru Ana kenal dalam hitungan jam. Bahkan menit!, weh… dan Ana membaca setiap time line berita yang ada di Solopos online. Hingga menjelang maghrib, ada suara bip-bip yang itu adalah suara ponsel jadul Ana. Tertera di layar ponsel, Hadi. Langsung Ana buka dan isinya Masya Allah… ternyata Hadi akhirnya diterima di STAN Jakarta. Ana pun ikut bangga. Saking senengnya, Ana lupa terima kasih sama bapak-bapak yang minjemin Ana smartphone. Hihi.

Ya, itulah singkat cerita kejadian yang menurut Ana sangat memalukan sekali untuk diceritakan. Namun mau gimana lagi. Ini adalah tuntutan skenario, hehe. Maka tak apalah… juga ingin berbagi cerita bahwa kebetulan Ana ini bukan tipe orang yang gampang mengeluarkan duit, jadi kalau mau beli apa-apa tuh mikirnya ribuan bahkan jutaan kali demi sebuah hal yang resikonya juga dipikirkan. Apalagi kalau hanya sekedar memuaskan dahaga bacaan. Maksih ya Solopos udah buat bacaannya sistem online. Sehingga Ana pun sampai sekarang masih membaca lewat media tersebut.

Dilain hal Ana memang musti cari cara biar otak Ana nggak sepi-sepi banget dengan bacaan, terutama novel-novel roman atau mungkin yang tak sesuai dengan selera Ana. So,kalau Antum berada di daerah Solo dan sekitarnya, dan ingin tahu info-info terbaru dan terapdet soal kota Solo dan sekitarnya… langsung saja buka web onlinennya di m.solopos.com. Apalagi semenjak internet menjadi kebutuhan yang udah nggak bisa ditinggalkan.

Oke… makasih ya udaaa mau baca kejadian tak terlupakan ini.

#Soloensis

Apakah tulisan ini membantu ?

emefrahmanen

Anak ke dua dari 3 bersaudara yang ingin membanggakan keluarga. Mahasiswa aktif fakultas Syari'ah BAhasa Arab di LIPIA Jakarta. Lebih lanjut bisa kunjungi di IG/TWT/LINE : @emefrahmanen atau goresan pena lainnya di FB : Mochammad Fadlur Rahman Nafis

View all posts

Add comment