Soloensis

ANAK RANTAU? GA MASALAH !

Kota Solo, salah satu yang kaya akan budaya Jawa,Keramahan,Penuh Toleransi dan Damai . Di Kota Solo juga ada beberapa universitas yang terkemuka di Negeri ini diantaranya Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Islam Batik, Universitas Kristen Surakarta, Universitas Slamet Riyadi dan lain-lain. Keberadaan Universitas yang terdapat di kota Solo tersebut menarik Siswa-siswa yang ingin melanjutkan untuk berkuliah disalah satu Universitas yang berada di Kota Solo.
Tak sedikit Anak-anak luar daerah,luar pulau yang berkuliah di Kota Berseri tersebut. Biasanya mahasiswa yang berasal dari luar daerah dan luar pulau menyebut dirinya adalah Anak Rantau, karena mereka merantau untuk mencari ilmu di luar tempat mereka berasal. Anak Rantau yang berbeda bahasa,budaya,gaya hidup,nada bicara,suku, terkadang sering mengalami masalah dalam beradaptasi di lingkungan sekitar. Namun tak sedikit juga ada yang membantu beradaptasi dari mulai mengajari bahasa Solo (kalo orang Tegal menyebutnya bahasa wong wetan), Nada bicara yang halus dan sopan, serta budaya-budaya yang berada di Kota Solo tersebut.
Pada masa awal hadir di Kota Solo tidak terlepas dari yang namanya bullying karena mungkin nada bicara yang berbeda,kebiasaan yang berbeda,tapi itu tidak menyurutkan anak rantau untuk berhenti belajar beradaptasi. Kesulitan lain yang dialami anak rantau adalah masalah keuangan karena mereka harus memanajemen keuangan untuk kerpeluan seperti makan,bensin,membeli buku,membayar kos dan yang lainnya. Anak Rantau juga perlu memperhatikan lingkungan,seperti di Kos dan di Kampus. Mahasiswa Rantauan biasanya mendapatan teman kos yang asal daerahnya berbeda-beda, kebiasaan,perilaku dan sifat juga pasti memiliki ciri tersendiri. Mungkin Ada beberapa yang memiliki teman kos yang peduli,individual,asik,pendiam ,pelit,baik dan macam karakter lain.
Tetapi menurut pandangan saya sebagai mahasiswa rantau, untuk teman kos harusnya kita sadar kita saling membutuhkan satu sama lain, karena ketika sakit orang yang pertama yang bisa di mintain tolong adalah teman kos, karena sama-sama jauh dari orang tua sehingga disini terdapat kesamaan nasib sebagai anak rantauan. Menjaga hubungan baik dengan teman kos, berbagi pengalaman, mengajarkan budaya yang meraka punya kepada teman-teman lain,juga salah satu cara untuk beradptasi di lingkungan sekitar kos. Dan yang paling penting, jangan pernah menyinggung teman kos dan sesakit apapun omongan teman kos terhadap kamu, usahakan jangan mudah marah, karena orang terdekat kita yang bisa membantu adalah teman kos.
Mahasiswa Rantau juga biasanya memiliki komunitas atau perkumpulan dengan orang rantau yang memiliki kesamaan daerah, misalnya saya memiliki komunitas anak-anak Tegal yang kuliah di Kota Solo. Selain dapat meningkatkan rasa solidaritas sebagai sama-sama anak rantauan, terkadang mereka dapat membantu kesulitan yang dialami di Kota tempat mereka tinggal, bisa juga berbagi pengalaman karena berbeda Universitas, dan ketika libur bisa sama-sama untuk pulang ke daerah asalnya.
Mungkin ini sedikit pengalaman dari saya sebagai mahasiswa rantau dari Tegal, yang berbeda bahasa,budaya dan kebiasan. Kesulitan apapun yang dialami sebagian besar anak rantau pasti mereka bisa lalui karena dia tau, dia masih mempunyai Tuhan ketika berada di dalam kesendirian.

Apakah tulisan ini membantu ?

NikenAsha

Mahasiswa UMS yang lagi OTW Sarjana Ekonomi

View all posts

Add comment