Soloensis

Ketika, Gadget Menjadi Sahabat Anak

Indonesia adalah pengguna gadget nomor enam didunia menurut www.idntimes.com Tidak hanya orang dewasa, anak – anak Indonesia juga menggunakan gadget. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rideout (2016) yang ditulis di E-Journal Poltekkes-smg.ac.id. diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki pengguna sosial media yang paling aktif di Asia. Indonesia memiliki 79,9% user aktif di sosial media mengalahkan Filipina 78%, Malaysia 72%, Cina 67%.

 Sering kita temui orang tua membelikan gadget yang canggih dengan model yang sesuai dengan keinginan anak. Orang tua yang memiiki karir diluar rumah menjadikan gadget untuk memantau aktifitas dan berkomunikasi dengan anak yang ada di rumah. Sedangkan ibu yang selalu di rumah membelikan gadget bertujuan untuk mengalihkan perhatian si anak agar tidak menganggu aktifitas ibu dalam mengerjakan rumah tangga. Bagi anak, gadget itu memang memiliki sisi positif dan negatif. Namun, jika orang tua tidak mengontrol penggunaan gadget oleh anak, dikhawatirkan dampak negatif lebih  besar dibandingkan efek positifnya. 

Ada beberapa perilaku anak terkait dengan gadget harus diwaspadai guru maupun orang tua yaitu :

Ketika keasyikan dengan gadget anak jadi kehilangan minat dalam kegiatan lain. Contohnya anak tidak mau belajar padahal jam waktu belajarnya sedang berlangsung. 

Anak tidak lagi suka bergaul atau bermain diluar rumah dengan teman sebaya. Hal ini dikarenakan anak menganggap bermain gadget tidak membuat nya bosan. 

Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games. Ketika anak sudah terlarut lama bermain game, saat kita mengganggunya maka emosi anak tersebut tidak stabil. Karena mereka beranggapan sudah menganggu kesenangannya. 

Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu. Saat anak melakukan sesuatu kegiatan terkadang anak-anak mencuri waktu untuk bermain game. 

Kemajuan  zaman di bidang ilmu teknologi pada abad ke 21 ini semakin berkembang pesat. Berbagai kemajuan diciptakan untuk mempermudah aktivitas di masyarakat yang dikembangkan secara terus menerus setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa semakin majunya zaman maka semakin tinggi daya pikir dan juga perilaku dimasyarakat. Peningkatan penemuan menjadi lebih canggih tidak lepas dari para penemu-penemu sebelumnya. Sebagai contoh yan sangat banyak berkembang pesat pada saat ini adalah penyempurnaan penemuan pesawat telepon oleh Alexander Graham Bell. 

Penemuan telepon saat itu sangat menakjubkan, sebab dahulu untuk bertukar kabar saja harus menggunakan surat. Dimana surat tersebut bisa diterima dengan menunggu selama beberapa minggu. Tetapi, ketika telepon sudah ditemukan maka tidak butuh menunggu beberapa minggu untuk menerima surat kabar, cukup sama-sama memiliki telepon maka bisa langsung saling berhubungan. Penyempurnaan telepon saat ini semakin menjadi. Dimulai dari munculnya telepon koin, telepon genggam (HP), hingga saat ini masyarakat lebih akrab mengenalnya dengan istilah smartphone atau gadget.

Secara istilah gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut “acang”. Widiawati dan Sugiman (2014), gadget merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai media berita, jejaring sosial , hobi, bahkan hiburan. Kata gadget banyak muncul dalam buku-buku yan ditulis oleh Vivian Drake berjudul “ Above the Battle “ yang diterbitkan pada tahun 1918. Dalam buku itu tertulis “ our ennui was occasionally relieved by new gadgets. Gadgets is the flyng slang for invention! Some gadgets were good, some comic and some extradionary”. Pada saati ini istilah gadgets berkonotasi sebuah kekompakan dan mobilitas.

Tidak dapat dipungkiri, gadget sangat mempengaruhi kehidupan manusia, baik orang dewasa maupun anak-anak. Penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya mempengaruhi perilaku orang dewasa, anak-anak pun juga tidak luput dari pengaruh penggunaan gadget,dan salah satu contohnya ialah dalam kemampuan interaksi sosial.

Dalam artikel yang dimuat E-Journal IAIN Tulungagung, Gadget memliki fungsi dan manfaat yang relatif sesuai dengan penggunanya. Fungsi dan manfaat gadget secara umum diantaranya 

Komunikasi 

pengetahuan manusia semakin luas dan maju. Sekarang ini bisa saling bertukar kabar dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan gadget. Tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk saling bertukar kabar. 

Sosial 

gadget memiliki banyak fitur yang tepat untuk kita dapat berbagi berita, kabar, dan cerita. Sehingga dengan pemanfaatan tersebut, kita bisa menemukan berbagai teman dimana saja. Media sosial yang sering digunakan biasanya adalah Whatsapp, Instagram, Line dan media chatting yang lainnya. 

Pendidikan 

seiring berkembangnya zaman belajar tidak hanya terfokus dengan buku. Namun melalui gadget kita dapat mengakses berbagai ilmu pengetahuan yang kita perlukan. Tentang pendidikan, politik , ilmu pengetahuan umum, agama , tanpa harus repot pergi ke perpustakaan yang mungkin jauh untuk dijangkau. 

Dalam era globalisasi ini anak-anak lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan dengan melakukan kegiatan fisik bersama teman. ( Lisiswanti R & Nabila SI, 2017). Penggunaan gadget pada anak sudah menjadi hal yang biasa, bahkan Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi pengguna gadget terbesar. Gadget memiliki fitur menarik yang ditawarkan dan seringkali membuat anak-anak cepat akrab dengannya. Banyak manfaat positif yang diperoleh dari penggunaan gadget yang dikemukakan oleh psikolog Hadiwidjdjo, Psi (2014) yaitu :

“ Mempermudah Komunikasi Gadget merupakan salah satu alat yang memiliki teknologi yang canggih. Jadi semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi. Membangun kreatifitas anak ( Gadget memberikan beragam informasi yang juga bisa mendorong anak menjadi lebih kreatif). Anak akan lebih mudah dalam mencari segala informasi dan berita  yang dibutuhkan olehnya. Terutama dalam hal belajar sambil bermain ataupun bermain sambil belajar. Dalam usia ini, anak memang masih berada di dalam masa yang mengasyikan untuk bermain. Namun tak melepaskan diri dari sebuah proses pembelajaran yang juga harus dilakukan”.

Namun penggunaan gadget secara berlebihan akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak tergantung dan menjadi kegiatan yang harus dan rutin dilakukan oleh anak dalam aktifitas sehari-hari. Tidak dipungkiri saat ini anak lebih sering bermain gadget dari pada belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 

Menurut penelitian Williams & Sawyer, 2011 (dalam Nekie tahun 2013) mengatakan bahwa dikarenakan dari segi fitur yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan penggunaan dalam setiap kegiatannya dan banyak yang bisa dilakukan dalam satu genggaman saja. 

Penggunaan Gadget dan Perkembangan pada Anak-anak

          Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bahwa mereka sedang membutuhkan bantuan dalam menghentikan aktifitasnya dengan kecanduan bermain gadget. Berdasarkan sudut pandang ilmu kesehatan jiwa, penggunaan gadget pada  anak –anak tidak disarankan karena dapat menyebabkan anak tidak dapat belajar untuk berkomunikasi dan bersosialisasi (Hidayati, 2013 dalam Chikmah 2018 ). Jovita Mf menyatakan “ anak usia dibawah 5 tahun, boleh diberi gadget, akan tetapi harus diperhatikan durasi pemakaiannya. Anak boleh bermain tapi hanya setengah jam dalam satu minggu “. (Widiawati & Sugiman 2014 ).Feliana (2016)” menambahkan anak usia dini yang menggunakan gadget minimal 2 jam tetapi berkelanjutan setiap hari mempengaruhi psikologi anak, misalnya anak menjadi kecanduan bermain gadget daripada melakukan aktifitas yang seharusnya yaitu belajar”.

Hubungan antara lama penggunaan gadget dengan perkembangan sosial anak 

           Orang tua harus membatasi penggunaan gadget pada anaknya, jangan sampai dengan membiarkan anak bermain , anak akan sulit bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Gadget merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam mempengaruhi pola interaksi sosial pada anak. Gadget juga mengubah kebiasaan anak dalam berkomunikasi langsung menjadi serba menggunakan gadget, dan anak menghabiskan waktu untuk bermain menggunakan gadget ( Marsal A& Hidayati F, 2017). Menurut Sari dan Mitsalia (2016), pemakaian gadget dikategorikan dengan intensitas tinggi jika menggunakan gadget dengan durasi dari 120 menit / hari dan dalam sekali pemakaiannya berkisar >75 menit. Selain itu, dalam sehari bisa berkali-kali (lebih dari 3 kali pemakaian )dalam kisaran waktu seperti itu, dapat menimbulkan kecanduan dalam pemakaian gadget.

Dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada anak

            Artikel yang dimuat oleh digilib.unila.ac.id.menjelaskan ada beberapa dampak negatif karena berlebihan dalam penggunaan gadget pada perkembangan anak yang membuat anak menjadi ketagihan atau kecanduan. Diantaranya adalah :

Waktu terbuang sia-sia. Anak-anak akan sering lupa waktu ketika sedang ayik bermain gadget. Mereka membuang waktu untuk aktifitas yang  tidak terlalu penting , padahal waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk aktifitas yang lebih penting. Contohnya, lebih bagus anak memanfaatkan waktu yan ada untuk digunakan mencari pengetahuan-pengetahun yang belum diketahui nya dibandingkan menghabiskan waktu bermain game  

Perkembangan otak terlalu lama dalam penggunaan gadget dalam seluruh aktifitas sehari-hari akan menganggu perkembangan otak. Sehingga menimbulkan hambatan dalam kemampuan berbicara (tidak lancar komunikasi), serta menghambat kemampuan dalam mengeskspresikan pikirannya. Kecanduan gadget dapat menyebabkan anak sulit menerima informasi atau pengetahuan yang di berikan kepadanya. Karena saraf-saraf otaknya sudah tidak berfungsi dengan baik. 

Banyaknya fitur atau aplikasi yang tidak sesuai dengan usia anak, miskin akan nilai edukasi, norma dan agama. Contoh aplikasinya adalah game pembunuhan, game berkelahi, atau situs-situs yang di atas umur. 

Menganggu kesehatan. Semakin sering menggunakan gadget akan menganggu kesehatan terutama pada mata. Selain itu, akan mengurangi minat baca anak karena terbiasa pada objek bergambar dan bergerak. Kecanduan bermain gadget dapat menyebabkan mata mudah lelah dan penglihatan menurun. 

Menghilangkan ketertarikan pada aktifitas bermain atau melakukan kegiatan lain. Ini yang akan membuat mereka lebih bersifat individualis atau menyendiri. Banyak dari mereka diakhir pekan digunakan untuk bermain gadget ketimbang bermain dengan teman bermain untuk sekedar bermain bersama-sama. Contohnya sekarang ini sudah tidak terlihat lagi anak-anak bermain di luar rumah kejar-kejaran, atau bermain petak umpet. Karena mereka lebih memilih berdiam diri di rumah bermain gadget. 

            Sedangkan dalam perkembangan anak, dampak negatif dari penggunaan gadget secara berlebihan ialah :

Sulit Konsentrasi Pada Dunia Nyata

            Rasa kecanduan pada gadget akan membuat anak mudah bosan, gelisah dan  marah ketika dia dipisahkan dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman bermain dengan gadget kesukaannya dia akan lebih asik dan senang menyendiri memainkan gadget. Akibatnya anak akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan dunia nyata yaitu berteman dengan sesama usianya. Mereka bisa saja melihat dunia nyata itu seperti halusinasi pada khayalan mereka di dunia maya. 

Terganggu Fungsi PFC

            Kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. PFC atau Pre Frontal Cortex adalah bagian didalam otak yang mengontrol emosi , kontrol diri, tanggung jawab. Anak yang kecanduan gadget otaknya akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu. Anak akan sulit diatur dan sulit di beritahukan ketika mereka dipisah kan dengan gadget mereka. Karena emosi mereka sudah tidak terkontrol kan. 

Introvert 

            Ketergantungan pada gadget membuat anak-anak menganggap bahwa gadget adalah segalanya bagi mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan dengan gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain dengan gadget. Akibatnya tidak hanya kurangnya kedekatan antara orang tua dan anak-anak juga cenderung menjadi introvert. Anak tidak mau lagi menceritakan hal-hal apa saja yang terjadi kepadanya. Anak-anak lebih memilih mengupload nya di media sosial. 

Walaupun gadget memiliki banyak dampak negatif bagi anak-anak, gadget juga memiliki dampak positif dalam penggunaannya, diantara nya ialah 

Menambah pengetahuan. Dengan menggunakan gadget yang berteknologi canggih, anak-anak dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi mengenai tugasnya di sekolah. Ia bisa bertanya kepada temanya melalui aplikasi media sosial. 

Memperluas jaringan persahabatan. Gadget dapat memperluas jaringan persahabatan karena dapat dengan mudah dan cepat bergabung ke sosial media. Tidak perlu bingung untuk mencari teman, karena dari sosial media saja kita bisa memiliki banyak teman. Aplikasi yang biasa digunakan untuk menambah pertemuan ialah Skout, Line, Kick, dan masih banyak lagi. 

Mempermudah komunikasi. Gadget merupakan salah satu alat yang memiliki teknologi yang canggih. Jadi, semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia. 

Melatih kreativitas anak. Kemajuan teknologi telah menciptakan beragam permainan yang kreatif dan menantang. Selain itu bisa mengasah kemampuan anak dalam cara berpikir. Ada beberapa game yang bagus untuk melatih perkembangan otak anak, salah satu nya game teka-teki, game puzzle. 

Solusi mengatasi penggunaan gadget berlebihan pada anak 

Menurut ahli (Amin,2015), ada beberapa cara untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak, yaitu :

Mengajak anak bermain di luar rumah. Ketika anak di ajak bermain diluar rumah tanpa membawa gadget, maka anak akan lupa dengan gadget dan teralihkan bermain bola, lompat tali, atau kegiatan lainnya.

Membatasi waktu pemakaian gadget dan menciptakan hari bebas gadget. Cara ini lebih efektif untuk dilaksanakan di rumah oleh orang tua. Apabila anak belum dapat melakukan bebas gadget dalam sehari, dapat dilakukan bertahap dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit waktu penggunaan gadget pada anak.  Untuk anak usia dini, dapat dilakukan dengan cara hanya boleh menggunakan gadget pada hari libur saja, dan itu harus ada pantauan  dari orang tua. 

Memberikan kesibukan yang menarik. Masa anak-anak adalah masa yang banyak melakukan aktifitas. Selain itu dengan banyak beraktifitas dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada anak. Oleh karena itu, anak diberikan kesibukan yang lebih bermanfaat dan menarik agar anak anak merasa betah.

Mengajak anak bersosialisasi dengan temannya. Ajak keluar anak dan kenalkan anak kepada teman-teman seusianya. Bersosialisasi dengan teman dapat mengalihkan kebiasaan dalam bermain gadget pada anak karena anak akan lebih fokus untuk berinteraksi dengan teman-temannya dalam bermain.

Memberikan reward. Reward dapat menjadi pemicu untuk keberhasilan sebuah rencana yang sudah dijalankan. Anak akan tergiur untuk memperolehnya apabila reward yang ditawarkan sangat menarik dan bernilai bagi mereka. 

Ada baiknya orang tua mengontrol anak dalam penggunaan gadget, karena gadget dapat menganggu perkembangan anak serta membuat seorang anak Introvert. Cobalah ajak anak berbaur di lingkungan sekitarnya rumah. Agar anak mengenal lingkungan di sekitarnya. 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Gadis Manalu

    Mahasiswa

    View all posts

    Add comment