Soloensis

Ayo Berlibur ke Pekalongan

Anda suka pantai? Anda juga penggemar kuliner? Atau pencinta batik? Menyukai bangunan-bangunan lawas? Jika jawaban dari seluruh—atau sebagian pertanyaan itu—adalah “iya”, maka Pekalongan menjadi lokasi yang tidak boleh terlewatkan untuk didatangi.

Pekalongan, sebuah kota kecil yang terletak di pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Pekalongan berjarak 101 km di barat Kota Semarang. Kalau dari Solo, Pekalongan berjarak 200-an km. Pekalongan merupakan jalur utama yang dilewati setiap kendaraan dari arah Jakarta menuju Surabaya atau sebaliknya.

Lalu, ada apa saja di Pekalongan sih? Selama ini, Pekalongan lebih dikenal sebagai Kota Batik. Slogannya aja Kota Batik. Seperti di Solo, di Pekalongan juga banyak terdapat pengrajin dan sentra batik. Mari kita kupas satu persatu.

Batik

Tidak perlu dibahas panjang lebar, Pekalongan adalah pusatnya batik. Bahkan pedagang-pedagang di Pasar Klewer juga banyak yang berasal dari Pekalongan. Pusat sandang batik yang cukup terkenal di Pekalongan adalah Pusat Grosir Setono. Berlokasi di tepi jalan utama ke arah Semarang, Pusat Grosir Setono banyak menujadi jujugan wisatawan yang hendak mencari batik untuk oleh-oleh. Mulai dari harga termurah hingga termahal, ada di situ.

Tak hanya di Setono. Batik Pekalongan juga bisa Anda temukan di kawasan Kauman, dekat Alun-alun. Kauman bahkan sudah menyandang predikat kampung batik. Kawasan batik lain ada di Buaran. Selain itu, butik-butik yang menjual batik juga bertebaran di berbagai jalan di Pekalongan, seperti di Jl. Gajah Mada, Jl. Hayam Wuruk, maupun di Jl. Agus Salim, Sorogenen.

Pantai

Pantai di Pekalongan ada dua, yakni Pantai Pasir Kencana dan Pantai Slamaran. Pantai Pasir Kencana yang dikelola Pemkot Pekalongan merupakan objek wisata utama di kota ini. Meski bukan pantai berpasir putih, namun Pasir Kencana bisa menjadi jujugan wisata murah bersama keluarga. Selain bisa menikmati deburan ombak yang tak terlalu besar (ombak pantura relatif landai dan abrasive), Anda juga bisa menikmati minum es degan di bawah rerimbunan pohon-pohon rindang di kawasan tersebut.

Selain itu, tersedia pula wahana becak air bagi Anda yang ingin menikmati suasana santai di Pantai Pasir Kencana. Saran saya, datanglah pada pagi hari atau sore untuk menikmati pantainya. Saat sore selain hawa yang tidak begitu panas, Anda juga bisa mendapatkan foto sunset yang cukup bagus untuk diburu. Soal tarif masuk, dijamin murah di kantong.

Berbatasan dengan Pantai Pasir Kencana, ada objek wisata yang dikelola Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP). Tarif masuknya juga tidak terlalu mahal. Tak sampai Rp10.000. Di sini, terdapat beraneka macam permainan untuk anak-anak yang disediakan gratis. Jika ingin menikmati koleksi ikan-ikannya, bisa masuk salah satu wahana dengan harga tiket yang relatif murah pula.

Di sini Anda juga bisa menikmati suasana ala dermaga dengan adanya bangunan-bangunan seperti gazebo yang di bagian bawahnya adalah air laut. Agak ke ujung, terdapat menara suar. Di sana, setiap malam ramai para pemancing. Di dua kawasan ini, Anda bisa memanjakan mata memandangi laut dan kapal-kapal nelayan yang berseliweran seperti titik-titik yang berjalan karena saking jauhnya.

Nah, di sini tempat favorit saya justru di dermaga PPNP. Jika kebetulan banyak kapal berlabuh, saya suka naik kapal dan tiduran di jarring-jaring yang ada di kapal itu. Sewaktu kecil, saya suka sekali memancing dari kapal yang tengah bersandar di dermaga ini.

Satu lagi, jika Anda ingin melihat aktivitas pagi hari di pantai, datanglah ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pekalongan. TPI ini pernah menjadi salah satu yang terbesar di Tanah Air. Seru sekali melihat ikan-ikan segar berkeranjang-keranjang dilelang. Saya suka terkagum-kagum melihat bodi ikan pari yang ditangkap nelayan dan hendak dilelang. Besar sekali ikannya. TPI juga bisa jadi objek foto yang menarik bagi Anda yang menyukai fotografi.

Kuliner

Berwisata tak bakal lengkap jika tidak mencicipi kekhasan kuliner setempat, tak terkecuali di Pekalongan. Di sini, makanan khas yang sangat identik adalah Nasi Megono. Megono ini terbuat dari nangka muda (gori) yang dicacah-cacah lembut, dicampur kelapa dan combrang. Paling enak menikmati Nasi Megono saat pagi hari atau malam. Nasi Megono bisa dicampur lauk apa saja, mulai mendoan, ikan laut, cumi, udang, pepes, dan sebagainya.

Saat ini, tiap malam di sudut-sudut pekalongan, terutama di kawasan Medono menuju Buaran, berderet-deret warung lesehan yang menjual Nasi Megono. Hampir semuanya laris manis. Di tempat-tempat ini, Nasi Megono dibungkus dengan daun pisang dan disajikan dengan beraneka lauk pilihan. Mendoan biasanya menjadi teman utama saat menyantap nasi ini. Selain itu ada lauk udang, pepes, mangut ikan pari, telur, dan tak ketinggalan, petai! Nasi yang disajikan bukan nasi yang sudah dingin. Nasi Megono selalu disajikan dalam kondisi hangat. Satu bungkus biasanya tak pernah cukup bagi Anda yang hobi makan, hehe…

Selain megono, kuliner khas Pekalongan lainnya adalah soto Pekalongan. Berbeda dengan soto di Solo yang bening, soto Pekalongan berwarna kuning oranye dengan kuah yang kental karena dicampur tauco. Hemm, mencium baunya dan membayangkannya membuat saya jadi ingin mencicipinya. Daging yang dipakai bukanlah daging ayam, melainkan sapi. Soto Pekalongan bisa dinikmati dengan nasi putih atau lontong. Anda tinggal pilih saja suka yang mana.

Bangunan Lawas

Seorang kawan yang hobi travelling dan mengunjungi kota-kota di Indonesia, pernah berujar kepada saya. “Aku ingin ke Pekalongan lagi, ternyata banyak bangunan-bangunan tua yang indah di kota ini,” kata dia. Yup betul, ada banyak bangunan tua di Pekalongan, terutama di kawasan Pekalongan utara dan kawasan sekitar Pasar Besar.

Akomodasi dan Transportasi

Lantas, bagaimana pula dengan akomodasi di kota ini? Tenang saja, banyak hotel tersedia. Tinggal dicocokkan dengan uang saku di kantong, Anda bisa memilih sesuai selera. Ada Hotel Sahid Mandarin, Hotel Dafam, Hotel Santika, Hotel Nirwana, Hotel Istana, dan tak lupa pula hotel berkonsep boutique unik, The Sidji Hotel. Jika Anda tak membawa mobil sendiri, Anda bisa memanfaatkan angkutan umum atau becak, maupun taksi untuk mengantar bepergian. Karena kotanya relative kecil, jarak satu tempat ke tempat lain tidak terlalu jauh.

How to Get There?

Lalu bagaimana untuk bisa sampai ke Pekalongan? Gampang kok. Jika anda dari Solo, Anda bisa naik bus, bisa terusan sampai Pekalongan atau turun di Semarang dan berganti bus ke arah Pekalongan. Jika ingin lebih santai dan nyaman, bisa naik kereta api. Dari Solo, ada KA Kalijaga yang berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 05.15 WIB menuju Semarang. Sepanjang perjalanan, Anda bisa memanjakan mata dengan melihat stasiun-stasiun tua yang menjadi lokasi pemberhentian. Tiket kereta Solo-Semarang pun sangat murah, hanya Rp10.000/orang dengan jarak tempuh 3 jam.

Turun di Stasiun Poncol Semarang, Anda cukup menanti kurang dari satu jam sebelum naik KA Kaligung jurusan Tegal. Harga tiket Kaligung ke Pekalonggan Rp40.000/orang. Serunya, sepanjang perjalanan Semarang-Pekalongan, Anda akan menikmati keindahan laut yang berada persis di tepian rel kereta. Seru bukan?

So, jangan terlewat untuk memasukkan Pekalongan sebagai destinasi Anda saat liburan nanti.

Yonantha, jurnalis Solopos, lahir di Pekalongan

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment