Soloensis

Pentingnya Profit Planning menggunakan Break Event Point

Penulis :

Gilang Kurnia Rochman (31401800289)

Amanullah Ash S.H.N (31401800281)

 

Mahasiswa Falkutas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas sultan Agung

 

Drs. Osmad Muthaher, M.Si

Dosen Fakultas Ekonomi Unisula

Mengampu Mata Kuliah Akuntansi Majanemen

 

 

Pada hakikatnya setiap usaha yang didirikan mempunyai harapan di kemudian hari, misalnya mengharapkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan usaha pada dasarnya menginginkan tercapainya satu tujuan yaitu memperoleh laba dan menjaga kontinuitas usahanya. Adanya hal tersebut memaksa perusahaan untuk dapat bekerja keras agar dapat bersaing secara kompetitif. Bagi perusahaan yang ingin survive dan sukses harus berusaha untuk meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi pencapaian laba usaha yang maksimal. Apabila perusahaan mampu meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan mampu meningkatkan jumlah keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat pula menaikkan efisiensi perusahaan.
                       

Faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan manajemen perusahaan yaitu berhasil tidaknya satu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya tersebut. Ukuran keberhasilan manajer dalam memimpin sebuah perusahaan dapat di lihat dari laba yang di hasilkan selama periode tertentu. Manajer juga dituntut untuk dapat melihat kemungkinan yang akan terjadi maupun kesempatan atau peluang yang ada di masa yang akan datang, jangka pendek maupun panjang.

Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya, dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mempengaruhi volume penjualan, sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Tiga faktor itu saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting.

Analisis Break Even Point (BEP) atau titik impas yang merupakan teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan volume penjualan. Secara umum analisa ini juga memberikan informasi mengenai margin of safety yang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan gambaran kepada manajemen berapakah penurunan penjualan dapat ditaksir sehingga usaha yang dijalankan tidak menderita rugi. Selain itu apabila penjualan pada Break Event Point (BEP) dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan maka akan dapat diperoleh informasi tentang berapa jauh penjualan bisa turun sehingga industri tidak menderita rugi atau tingkat keamanan bagi industri dalam melakukan penurunan penjualan. Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam persentase atau rasio antara penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan pada tingkat impas.

Keadaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil penjualan hanya cukup untuk menutupi biayabiaya yang telah dikeluarkan perusahaan ketika memproduksi suatu produk. Biaya dalam analisis break even point terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui titik impas perusahaan. Analisis break even point juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk melakukan perencanaan yakni dalam hal membuat perencanaan penjualan dan laba.

PT. Kharisma Sentosa Manado adalah sub dealer mobil merek Daihatsu. Dalam upaya perencanaan perusahaan perlu menetapkan volume penjualan untuk menghasilkan laba yang ditargetkan maupun penjualan yang dapat menutupi total biaya (break Even point) untuk itu perlu melakukan perencanaan laba pada perusahaan dengan menggunakan konsep BEP.

Mulyadi (2016:01) mendefinisikan akuntansi manajemen adalah salah satu tipe akuntansi yang memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus di capai suatu usaha agar tidak mengalami kerugian. Dari anasilsa tersebut juga dapat di ketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang di rencanakan boleh turun, agar  perusahaan tidak menderita kerugian.

Analisis Break Even Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa tersebut sering disebut biaya, keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 2012: 359). Analisis break even point biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan mengeluarkan suatu produk yang artinya dalam memproduksi sebuah produk tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen (Kasmir, 2013: 332). berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis break even point adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.

Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan. perencanaan laba memiliki hubungan antara biaya, volume dan harga jual. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi (Munawir, 2011: 184).

Manfaat perencanaan laba menurut Harahap (2010: 41) meliputi:

1.   Memberikan pendekatan yang terarah dalam memecahkan permasalahan

2.   Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya maksimal.

3.   Mengerahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

Kegiatan PT. Kharisma Sentosa Manado adalah memasarkan mobil dengan merek Daihatsu. Dalam penelitian ini produk yang akan diambil sampelnya adalah produk yang memiliki nilai penjualan rata-rata terbesar, yaitu Xenia Sporty 1.3 (MT) karena produk ini memiliki kontribusi terbesar dalam perubahan laba yang diperoleh perusahaan.

Tabel 1. Hasil Penjualan dan Harga Jual

 

2013

2014

2015

Harga jual per unit
Jumlah produksi
Total penjualan

Rp. 165.710.000

68 unit
Rp. 11.268.280.000

Rp. 180.600.000

71 unit
Rp. 12.822.600.000

Rp. 210.850.000

72 unit
Rp. 15.181.200.000

Sumber : PT. Kharisma Sentosa Manado, 2016

Biaya diklasifikasikan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Perusahaan tidak mengklasifikasi biaya untuk biaya semivariabel. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan pola perilaku biaya.

 

 

Tabel 2. Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Uraian

2013

2014

2015

Biaya Variabel
Biaya Pemasaran

Rp.  540.900.000

Rp.  540.920.000

Rp.  540.940.000

Biaya Tetap
Biaya Pegawai

BIaya Administrasi dan Umum
Biaya Distribusi dan logistik
Biaya Depresiasi dan amortisasi

Rp.  202.200.000
Rp.
 130.750.000
Rp. 6.587.550.000
Rp.
 180.354.500

Rp.  202.200.000
Rp.
  130.900.000
Rp. 7.590.184.640
Rp.
 182.651.488

Rp.  202.500.000
Rp.
 130.800.000
Rp. 8.592.511.500
Rp.
 183.300.000

Jumlah Biaya Tetap

Rp. 7.100.854.500.

Rp. 8.105.936.128

Rp. 9.109.111.500

Sumber : PT. Kharisma Sentosa Manado, 2016

 

Tabel 3. Laba Bersih Penjualan Tahun 2013-2015

 

2013

2014

2015

Penjualan
Biaya variabel
Biaya tetap
Laba bersih

Rp. 11.268.280.000
Rp.
  540.900.000
Rp .
 6.100.854.500
Rp.
 3.626.525.500

Rp. 12.822.600.000
Rp.
  540.920.000
Rp.
 8.105..936.128
Rp.
 4.175.743.128

Rp. 15.181.200.000
Rp.
  540.940.000
Rp.
 2.540.940.000
Rp.
 5.531.148.000

Sumber : PT. Kharisma Sentosa Manado, 2016

Perencanaan laba merupakan perencanaan kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implementasi keuangannya dalam bentuk proyeksi perhitungan laba-rugi, neraca, kas, dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek.

1. Selama tahun 2013-2015 PT. Kharisma Sentosa Manado mampu menjual mobil Xenia Sporty 1.3 (MT) di atas titik impas dengan kata lain PT. Kharisma Sentosa Manado mampu memperoleh keuntungan, dan keuntungan ini bergerak cukup signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti PT Kharisma Sentosa Manado telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik mungkin.

2. Rencana atau budget penjualan yang harus di capai PT. Kharisma Sentosa Manado bilamana ingin meningkatkan keuntungan yang lebih besar pada periode berikutnya 2016 adalah menentukan elemen break even point yaitu: harga jual, biaya tetap, serta perubahan komposisi penjualan. Apabila salah satu faktor berubah (tanpa mempengaruhi faktor lain) maka akan mempengaruhi jumlah break even point.

 

 

Daftar Pustaka :

 

Harahap, Sofian Safri. 2010. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Persada.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Persada.

Mulyadi. 2016. Akuntani Manajemen, Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir. 2011. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4t. Yogyakarta : Liberty.

Riyanto, Bambang. 2012. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi 4. Yogyakarta : BPFE.

https://scholar.google.com/scholar?client=ms-android-samsung&um=1&ie=UTF-8&lr&q=related:c7NcCNHcNwrIbM:scholar.google.com/

 

 

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Add comment