Soloensis

Yuk, Makan Makanan Dengan Cara Dipuluk

Beberapa waktu yang lalu, kerabat jauh suami berziarah ke makam kedua orang tuanya. Saya tidak mengenal secara dekat tapi dalam pertemuan ini, kami langsung akrab. Selesai berziarah, kerabat suami yang tinggal di Bandung dan Jakarta tersebut mengajak kami untuk makan siang. Mereka menyebut Rumah Makan Menu Ayam goreng presto yang terletak di Palur. Oleh karena bagi kami Palur terlalu jauh kalau hanya untuk makan, maka suami menawarkan makan siang di Harjosari, Karanganyar.

Kerabat kami memilih menu ayam kampung goreng. Setelah satu ekor ayam goreng dihidangkan, kami mengambil nasi sendiri yang ada di mejikom. Mula-mula mereka mengambil sedikit ayam goreng lalu mencicipi. Ternyata mereka mengatakan enak dan empuk. Cocok di lidah mereka. Alhamdulillah, suami tidak salah memilihkan tempat makan siang yang tidak terlalu menguras kantong. Satu di antara kerabat kami, makan ayam goreng dengan sambal dan lalapan menggunakan sendok dan garpu. Lalu kakaknya menegur,”makannya dipuluk saja, tidak usah pakai sendok.”

Saudara yang ditegur tidak mau mengikuti perintah kakaknya. Dia tetap saja menggunakan sendok dan garpu. Kata adiknya, dia tidak mau tangannya bau terasi atau sambal setelah makan. Kelihatan lucu juga ya. Tapi tidak masalah mau makan dengan menggunakan sendok dan garpu atau dipuluk. Hal itu tidak terlalu prinsip.

Kami menyantap nasi dan ayam goreng dengan nikmat. Maka, apakah nikmat Tuhanmu tetap akan kau dustakan? Badan yang sehat, bisa bersilaturahmi lalu mendapatkan keberkahan dari makan siang, masihkah tidak kamu syukuri?

PULUK

Puluk adalah cara makan atau menyantap makanan dengan mengambil makanan menggunakan jari (tangan) secara langsung tanpa sendok dan garpu lalu kita suap ke dalam mulut. Saya sudah diajari makan tanpa menggunakan sendok sejak kecil.

Makan dengan cara dipuluk memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah kita tidak mungkin akan memasukkan makanan ke dalam mulut dalam keadaan panas. Jari-jari alias kulit tangan kita adalah pengukur suhu yang akurat. Apabila benda yang kita pegang suhunya panas, maka kita akan melepaskannya. Jadi, kita akan memasukkan makanan ke dalam mulut alias menyantap makanan minimal suhunya hangat.

Kalau jari-jari tangan kita saja merasa kepanasan oleh makanan, tentu saja mulut dan lidah kita juga akan kepanasan. Bila kita memaksakan diri untuk menyantap makanan yang panas-panas, dijamin lidah kita akan sakit.

Makan dengan cara dipuluk juga memaksa kita untuk membersihkan tempat makanan alias piring. Kebiasaan kami kalau makan dipuluk selalu tidak menyisakan sebutir nasi pun di piring. Bahkan, (maaf) ada yang makan sampai jari-jarinya dijilati.

Oleh karena makan dipuluk langsung dengan tangan kita, maka ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kebersihan tangan. Cuci terlebih dahulu sampai bersih tangan kita. Lalu gunakan untuk makan. Setelah selesai makan, segera cuci kembali tangan kita agar sisa-sisa makanan tidak segera mengering.

Bagi Anda yang belum pernah mencoba makan dengan cara dipuluk, silakan mulai saat ini mencoba terlebih dahulu. Dijamin makanan terasa lebih nikmat.
Makan dengan cara dipuluk, makanannya tidak boleh berkuah berlebihan. Jangan sampai makan bakso, soto atau sop (termasuk bubur lemu) dengan cara dipuluk.

Makanan yang cocok dipuluk adalah makanan yang tidak berkuah atau berkuah tetapi tidak berlebihan. Biasanya, menu ayam goreng, bebek goreng, rica-rica, lele goreng, trancam, nasi gudang, dan pecel cocok disantap dengan cara dipuluk.

Yuk, belajar makan dengan cara dipuluk.

Apakah tulisan ini membantu ?

Noer Ima Kaltsum

Ibu Rumah Tangga, Ibu dari 2 anak. www.noerimakaltsum.com

View all posts

Add comment