Soloensis

Sudahi Perseteruanmu Demi Merah Putih!

Saat ini sedang viral di media sosial terutama instagram yaitu tentang penganiayaan salah satu capo ultras garuda oleh oknum The Jak Mania ketika laga pertandingan antara Timnas Indonesia U-19 VS Timnas Jepang U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Di indikasikan bahwa capo ultras garuda tersebut adalah seorang Bobotoh. Ya, kita semua tau bahwa kedua supporter ini mempunyai rivalitas yang sangat panas. Dimana ketika laga klasik antara Persib Vs Persija terselenggara maka akan selalu menelan korban jiwa. Save Our Soccer mencatat sudah ada enam pendukung baik dari Persija dan Persib yang menemui ajalnya ketika menonton laga penuh rivalitas ini.
Menurut capo ultras garuda yang menjadi korban penganiayaan ia mengaku bahwa dia dikeroyok oleh oknum The Jak mania kurang lebih 50 orang, tetapi hal itu langsung diketahui petugas dari kepolisian sehingga capo ultras garuda dari Bobotoh tersebut bisa di selamatkan. Capo ultras garuda menjelaskan bahwa dia tidak akan memperpanjang kasusnya ini karena dia menginginkan sepak bola indonesia yang damai, karena belum lama ini ada supporter The Jak Mania yang bernama Haringga Sirilla yang menjadi korban rivalitas antara Bobotoh dan The Jak Mania. Maka dari itu dia tidak ingin masalah ini terus berlanjut, toh dia pada saat itu sedang mendukung timnas Indonesia tidak sedang mendukung Persib Bandung.
Ada kalimat yang menarik dari akun Instagram pendukung Perisb Bandung ketika beredar kabar penganiayaan capo ultras garuda, kalimatnya kurang lebih begini “Nggak ngedukung timnas dibilang gak punya nasionalisme, pas ngedukung timnas malah di sweeping”. Kalimat tersebut ada benarnya juga bahwa setiap orang berhak untuk datang ke GBK untuk mendukung timnas ketika berlaga entah dari supporter klub manapun itu bebas sebagai bentuk cinta pada negaranya atau bisa dibilang rasa nasionalisme. Karena timnas Indonesia adalah milik semua rakyat indonesia, bukan hanya milik warga Jakarta. Sejatinya sepakbola adalah olahraga pemersatu bangsa, hiburan rakyat. Jadi hilangkan identitas klub,identitas nama supporter, hilangkan kebencian, jangan fanatik buta hanya karena kesenangan 90 menit demi kejayaan timnas Indonesia. Hidup timnas Indonesia, hidup PSSI!

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Yoga Perwira

    Mahasiswa IAIN Surakarta

    View all posts

    Add comment