Soloensis

Nasib Tinggal di Pinggiran

Desa kedungharjo merupakan salah satu desa yang menempati wilayah perbatasan jawa timur dan jawa tengah. Desa kedungharjo ini berada di kecamatan mantingan dan kabupaten ngawi. Desa kecil ini merupakan tempat dimana saya dilahirkan dan tumbuh berkembang hingga saat ini, banyak sekali cerita-cerita yang dapat diperoleh dari tempat kelahiran saya ini. Didesa kedungharjo ini memang sangat jauh dari zona perkotaan, mungkin buat teman-teman sudah bisa membayangkan bagaimana jika seseorang tinggal disalah satu wilayah perbatasan. Banyak sekali kejadian-kejadian seperti diasingkan dan seperti di kucilkan oleh mereka yang tidak mengenal desa kami. Mulai dari pelayanan publik sendiri salah satunya, apabila hendak mengurus surat-surat yang penting harus melalang buana dengan menempuh jarak 30 km jauhnya untuk sampai di kantor pusat kabupaten, hal ini dilakukan lantaran jika mengurus dikecamatan terlalu lama untuk menunda-nunda pekerjaan. Akses jalan yang layak pun sangat susah untuk diperbaiki karena mungkin adanya kurang perhatian dari pemerintah kabupaten. Tinggal di daerah pinggiran memang sulit rasanya. Namun mau bagaimana lagi, inilah keyataan yang sudah terjadi dan tidak bisa dipungkiri lagi dan mau tidak mau harus tetap mau.

Desa kedungharjo ini merupakan perbatasan antara jawa timur dengan kabupaten sragen jawa tengah yang dibatasi langsung oleh sungai yang bernama “kali sawur”. Sungai yang mengalir sepanjang puluhan kilometer ini menjadi patokan antara wilayah Jatim dan Jateng. Jika pergi berpergian keluar kota ketika ditanya asalnya dari mana? Banyak orang yang tidak mengetahui nama tempat tinggal kami, namun justru mereka malah mengenal dengan Kota Sragen bukan Kota Ngawi, hal itu diketahui karena mereka lebih mengenal wilayah jawa tengah dari pada wilayah jawa timur.

Pada tahun 2018 ini di desa kedungharjo merupakan salah satu desa yang digunakan sebagai akses jalan tol Solo-Kertosono. Mungkin dengan adanya akses jalan tol yang lintas di desa Kedungharjo ini nanti bisa menjadi lebih dikenal oleh semua masyarakat yang ada di luar kota. Namun masyarkat kedungharjo sempat menuai kontriversi dengan adanya jual lahan yang dinilai berbeda harga dengan nilai jual lahan di jawa tengah. Lantaran ketidaksesuaian harga tersebut masyarakat memberhentikan proyek tol sampai dengan harga yang sesuai dengan yang lainnya. Banyak sekali keluh kesah atas proyek pembangunan jalan tol tersebut, mulai dari akses jalan sehari-hari yang menjadi rusak lantaran dilewati oleh kendaraan alat berat. Seringnya terjadi pemadaman listrik dan jalanan berlubang ketika diguyur air hujan, menjadi tantangan tersendiri untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Perbatasan Jatim dan Jateng ini juga memiliki ciri khas tersendiri dengan diberikan sebuah simbol berupa tugu kembar yang masih masuk wilayah jawa timur

    Apakah tulisan ini membantu ?

    septian andri

    Add comment

    Topic