Soloensis

Masa Kecil Ku Bukan Masa Kecil Mu

Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya masa-masa kecil yang bahagia, masa kecil penuh kehangatan tanpa mengerti apapun yang dilakukan orang dewasa, intinya hanya fokus bermain dan belajar. Hal diatas tidak pernah terjadi pada ku, karena mungkin asal ku juga berbeda dari teman-teman ku. Tapi, aku juga manusia tentunya. Yang aku maksud berbeda aku terlahir sama dengan yang lain dari pasutri (pasangan suami istri) yang membuat aku berbeda adalah ketika aku berumur delapan tahun ayah ku pergi. Ayah pergi dengan seseorang yang dia sebut ibuk baru, sedangkan aku tidak setuju karena aku merasa ibuk ku hanya satu. Tapi, ada sesuatu yang membuatku janggal, aku mengenal sosok ibuk baru ku itu. Dia adalah sahabat ibuk ku, dia sering berjalan-jalan bersama keluarga kami dan keluarganya, itu berarti aku sudah menjadi saksi ayah dan ibuk baru ku selama itu karena aku sangat sering diajak ayah untuk keluar walau hanya sekedar makan siang dengannya.
Kejadian diatas itu yang membuat aku berbeda dengan teman seusia ku, teman sekelasku, dan teman sepermainan ku. Ibuk ku memutuskan untuk pindah rumah untuk menjauhi ayah ku, aku hidup bertiga saja, aku, kakak laki-laki ku, dan ibuk ku. Kakak ku dan ibuk ku bekerja banting tulang dari pagi sampai malam, dan timbul pertanyaankah dibenak kamu bagaimana dengan ku? Aku dari pagi hingga malam hari beraktifitas sendiri, terkadang jika temanku makan disuapin ibuknya aku juga disuapin. Aku berangkat sekolah mengendarai sepeda begitupun pulang, aku jajan dengan hasil upah berjualan es kacang hijau buatan ibuk temanku yang kubawa setiap harinya, aku duduk sendiri dikelas, kursi sebelah ku, ku isi dengan termos es, dari situlah aku dipanggil teman-teman ku “si termos” tapi aku tidak masalah, itu semua bukan berarti aku tidak punya teman. Banyak yang dekat dengan ku karena aku juara satu terus saat aku SD. Setelah pulang sekolah aku tidur siang, aku tidur dan bangun sendiri, sore hari ketika cuaca cerah aku bermain di pos kampling perumahan, bukan hanya main, aku berjualan hasil gambar ku, karena aku hoby gambar aku jual seharga lima ratus rupiah. Bukan aku mata duitan, tapi aku hanya ingin membantu meringankan kakak dan ibuk ku yang tidak kenal waktu untuk mencari rezeki dan apapun dilakukan. Ada satu hal yang menurut ku paling suram saat aku kecil, yaitu aku sangat takut dengan kilat maupun petir apalagi yang suaranya sangat besar, saat hujan petir aku sendiri dikamar, menangis menutup muka dengan guling karena kakak dan ibuk ku tidak ada disampingku, terkadang jika tangisan ku terdengar bapak kolis (tetangga sebelah ku) aku dijemput dengan payung, dibawa kerumahnya, dan dibuatkan teh hangat. Sesederhana itu, tapi aku merasakan hal yang sudah lama tidak kurasakan dikeluarga ku. Tidak sampai disitu, terkadang aku sangat membenci diriku sendiri saat pertemuan orang tua, saat aku mendapatkan undangan yang bertuliskan ayah, ya, pada saat itu mewajibkan ayah yang datang. Tapi, aku bagaimana? aku kan tidak memiliki ayah? Akhirnya ibuk memutuskan untuk datang kepertemuan itu, tapi aku melarangnya, aku ingin kakak ku saja yang datang. Karena sudah sekian lama aku di cap teman-teman ku tidak memiliki ayah. Aku selalu menjawab jika ayah ku ada diluar kota bekerja, tapi teman-teman ku pada saat itu tidak percaya.
Tapi aku sangat bersyukur, aku tumbuh dengan jiwa yang kuat, otak yang memutar bagaimana caranya aku mendapatkan sesuatu tanpa membebani ibuk ku. dulu mungkin aku iri dengan kehidupan teman-teman ku, tapi sekarang aku bersyukur karena kehidupan banyak mengajarkan ku yang tidak diajarkan di dunia pendidikan. Dan mungkin masih banyak kehidupan yang lebih baik dari ku, tapi aku selalu melihat bahwa banyak juga orang yang mungkin ingin berada di titik kehidupan ku ini. Ibuk selalu bilang “lihat atas untuk semangat, lihat bawah untuk bersyukur, dan pejamkan mata untuk sadar dimana titik mu yang kamu pijak”.

    Apakah tulisan ini membantu ?

    putri kemala ariyani

    anak bontot yang mandiri
    suka tantangan yang berat bukan tantangan yang ringan
    cinta bangsa dan tanah air INDONESIA

    View all posts

    Add comment