Soloensis

Sesal dan Tangis

Sesal dan Tangis

Pada hari Kamis, 2 November 2017, siswa/siswi SMK Tunas Muda Karanganyar mengikuti Pelatihan Pengembangan Caracter Building dan Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Setelah nara sumber memberikan banyak hal kepada peserta pelatihan pengembangan pembentukan karakter, para peserta diminta untuk merenung mengakui kesalahan yang telah diperbuat selama ini, terutama pada orang tuanya.

Ada bermacam-macam ekspresi meski mereka menunduk. Ada yang betul-betul menangis sampai air mata terus menetes jatuh ke lantai, ingus ditahan dan badan terguncang, ada yang sesenggukan, ada yang matanya memerah menahan agar air mata tak menetes, ada yang datarrrr biasa saja tanpa ekspresi. Ada yang menunduk sambil noleh teman sebelahnya (ekspresi bingung karena teman sebelah bisa nangis, kok dia blas nggak ngapa-ngapa).

Aneh! Nak, benarkah hatimu tak bergetar ketika diingatkan suatu kesalahan? Apakah perasaanmu dan hatimu benar-benar membatu?

Ketika renungan usai, kulihat beberapa peserta menyeka matanya, mungkin hidungnya tersumbat ingus. Mereka sedikit malu karena di sampingnya adalah temannya. Ada yang kemudian menyadari kalau dia menjadi perhatian yang lainnya karena penyesalan terlukis dalam tangis.

Nak, betapa Ibu dan Bapakmu akan menitikkan air mata bila mereka tahu kalau kamu bisa menyesali perbuatan yang telah kamu lakukan betapa menyakitkannya.

Nak, masih ada waktu. Peluk Ibu dan bapakmu lalu katakanlah ,”maafkan aku, Ibu dan bapak.”

#kahfinoer

Apakah tulisan ini membantu ?

Noer Ima Kaltsum

Ibu Rumah Tangga, Ibu dari 2 anak. www.noerimakaltsum.com

View all posts

Add comment