Soloensis

Mengulik Kisah Path dan Belajar dari Kegagalannya

Rifkandi Jauza

Zakya Fitri

Mahasiswa FE Universitas Islam Sultan Agung Jurusan Akuntansi

Drs. Osmad Muthaher M.Si

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung

Pengampu Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

          Path adalah layanan jejaring sosial dimana masyarakat dapat berbagi foto dan pesan.  Dikutip dari situs resminya, Path mulai berdiri pada November 2010 di dirikan oleh Shawn Fanning dan Dave Morin. Dengan nilai-nilai “simplicity, quality, dan privacy” .Path melesat dengan cepat dan menjadi pesaingan kuat dari layanan sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Pinterest.

          Path mencatatkan peringkat pengguna dari 30.000 ke 300.000 orang hanya dalam waktu 4 bulan. Kini pengguna Path telah tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan pengguna Path terbesar dengan angka 4 juta pengguna dari total 10 juta pengguna aktif Path.

Sistem Pengendalian Manajemen Path

Berdasarkan dengan keberhasilan yang telah diraih oleh Path, dapat dikatakan bahwa path memiliki sistem pengendalian manajemen yang baik, yaitu seperti:

1. Proses Perencanaan Bisnis

Menentukan rencana yang akan dilakukan oleh suatu organisasi, dengan mengusung nilai simplicity, quality, dan privacy Path menciptakan inovasi dalam proses bisnisnya berlandaskan prinsip tersebut juga fokus kepada keinginan konsumen masa kini dalam ber-sosial media.

2. Penerapan Strategi Bisnis

Pengendalian manajeman tentunya fokus kepada pelaksanaan strategi yang telah ditentukan. Path telah menciptaka fitur-fitur canggih yang belum ada sebelumnya seperti : Berbagi Foto dan Video, Integrasi Layanan, Timeline Search, Inner Circle, Seen It dan Emoticon dan sebagainya. Hal ini sangat menarik minat masyarakat di dunia maya.

          Popularitas path tidak diragukan lagi di kalangan masyarakat pengguna sosial media. Keberhasilan path dilirik oleh perusahaan asal Indonesia yaitu Bakrie Group yang ikut menanamkan investasinya pada awal tahun 2014. Di tahun 2015 Path diakuisisi oleh Kakao Talk dari Korea Selatan. Namun, masa kejayaan path tidak bertahan lama. Pesaing path mulai bermunculan dengan menghadirkan penawaran yang lebih menarik minat masyarakat dunia maya. Bermula dengan Facebook yang mengeluarkan fitur terbaru mirip dengan fitur Path hingga path tersandung kasus privacy dimana pada tahun 2012 Path diam-diam telah mengakses dan menyimpan kontak pengguna tanpa permisi. Pada tahun selanjutnya, Path menyimpan data privasi dari pengguna dibawah umur. Atas kasus ini FTC (Federal Trace Consumption) mendenda Path sebessari $800.000, kasus inilah perlahan membuat kredibilitas Path menurun.

          Kegagalan path tidak lain disebabkan oleh gagalnya pengendalian pada perusahaan path terutama dalam strategi bisnis path dimana path tidak mampu mempertahankan bisnisnya dan gagal mencegah ancaman-ancaman yang terjadi seperti ancaman pesaing bisnis yang kian maju. Buruknya sistem organisasi didalam path kian memperburuk keadaan perusahaan, terbukti dengan adanya kasus pelanggaran privacy menunjukkan bahwa nilai-nilai yang dipegang teguh oleh path (simplicity, quality, dan privacy ) tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini terjadi karena proses komunikasi antar stakeholder kurang berjalan dengan baik sehingga menyederai tujuan organisasi itu sendiri. Puncaknya Pada tanggal 17 September 2018, Path mengeluarkan pemberitahuan melalui Akun resminya di Twitter bahawa mulai 1 Oktober 2018 Path resmi menutup aplikasinya dan tidak akan bisa lagi diunduh di Google Playstore dan Apple Store.

          Belajar dari kassus diatas, tindakan yang seharusnya dilakukan agar meminimalisir terjadinya kegagalan dalam proses bisnis yaitu:

1. Melakukan evaluasi atas kinerja organisasi yaitu dengan menerapkan 4 elemen pengendalian (detector, assessor, effector, jaringan komunikasi) dengan baik dan menyeluruh agar dapat mengambil langkah preventif atas ancaman-ancaman yang ada terutama pada pesaing bisnis

2.  Melakukan perencanaan strategi bisnis jangka panjang dengan matang sehingga keberlangsungan hidup suatu perusahaan dapat terjamin

3. Selalu memperkenalkan atau membuat fitur-fitur terbaru (inovatif) yang menarik.

4. Mengendalikan organisasi dengan baik serta selalu fokus terhadap tujuan organisasi dengan cara melakukan komunikasi ke segala arah dengan para SDM perusahaan.

https://bisnismaestro.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://dailysocial.id/post/apa-itu-path

Robert N. Anthony, Vijay Govindarajan (Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi 12 jilid 1)

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Zakya Fitri

    Saya mahasiswi jurusan Akuntansi di Universitas yang ada di Semarang, Jawa Tengah

    View all posts

    Add comment