Soloensis

Tinggal di Desa Dekat Kawasan Bandara

Boyolali – Bandar udara atau disingkat Bandara merupakan kawasan di daratan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat terbang mendarat dan lepas landas. Bandara Adi Sumarmo ini dahulunya bernama Landasan udara (LANUD) panasan, karena terletak di kawasan panasan. Dulunya penerbangan ini hanya di peruntukan untuk penerbangan militer saja. Dengan beriiringnya waktu Bandara Adi Sumarmo menjadi penerbangan lokal karena dibuka umum dengan rute solo ke jakarta dan sebaliknya, lama-kelamaan bandara ini menjadi Internasional dengan hal itu bandara sangat membutuhkan lahan tanah yang luas dan panjang, maka mengakibatkan area lahan rumah-rumah warga menjadi tergusur.

Tahap pengusuran yang pertama dilakukan di desa saya kanoman gagak sipat dan yang kedua di desa dibal. Saat pengusuran berlangsung, maka muncul lah pernegosiasian harga antara pihak bandara dan warga. Dengan itu pihak bandara memasang pagar pembatas antara desa kanoman dengan Bandara Internasional Adi Sumarmo, kini desa kanoman menjadi sempit dan warga pada berpindah kedesa lain yang letak nya tak jauh dari desa kanoman. Walaupun sudah terpecah belah, “warga masih sering bergabung ketika ada acara didesa misalnya di acara PKK, ibu-ibu sangat bergotong royong untuk tetap menjalin silaturahmi” kata ibu salami.
Pembatas pagar tersebut menjadikan kondisi desa kanoman kaku. Yang dulunya warga bisa bercocok tanam dengan menanam sayur ataupun padi, kini sekarang sudah beralih kepemilikan menjadi lahan milik Bandara Internasional Adi Sumarmo, akan tetapi justru lahan tersebut menjadi terbengkalai karena tidak ada petugas kebersihan yang merawat lahan tersebut. Aturan sudah terpampang besar di perbatasan pagar bahwa warga dilarang memasuki kawasan tersebut, jika melanggarnya akan dikenakan denda. Kini tetangga saya menjadi sedikit akibatnya warga disekitar pembatas bandara banyak yang berpindah karena dampak buruk di dekat bandara.

Selain itu dampak buruknya tinggal didekat bandara yaitu keadaan yang sangat membisingkan membuat ketidak nyamanan yang dapat menganggu kesehatan, rumah kena getaran pesawat yang mengakibatkan dinding rumah banyak yang retak, masyarakat khawatir adanya angin pada saat pesawat take off atau pun landing, jaringan komunikasi pun juga susah. Adapun manfaat tinggal dekat dengan bandara yaitu kita bisa melihat pesawat saat landing maupun take off dengan secara langsung, adanya bantuan biaya beasiswa dari angkasa pura (AURI), memudahkan perjalanan jika berpergian jarak jauh, menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Penulis : Livia Dwi Prabandari (161211148)

    Apakah tulisan ini membantu ?

    Livia Dwi Prabandari

    Mahasiswa IAIN Surakarta

    View all posts

    Add comment