Soloensis

Antara Saya, Solopos dan Jon Koplo

                Menuliskan sebuah kejadian atau pengalaman menarik saya pribadi dengan SOLOPOS, membuat saya menerawang kembali kejadian di tahun 2008 – 2009. Untuk kedua kalinya tulisan saya dimuat oleh SOLOPOS. Eits ….. sabar dulu, jangan dibayangkan tulisan saya ini adalah sebuah artikel yang berbobot sekaliber Tajuk Utama atau Opini yang sarat dengan bahasa-bahasa ilmiah dalam pembahasannya. Tulisan saya ini hanyalah sebuah cerita pendek yang biasanya ditempatkan special di pojok kanan bawah halaman pertama Koran SOLOPOS. Yup …. betul sekali sebuah tulisan jenaka di kolom rubrik  Ahh … Tenane.

Ternyata cukup sulit juga menuangkan pengalaman pribadi dalam sebuah cerita pendek dan mengandung unsur humornya. Terus terang, dalam menuangkannya saya butuh waktu cukup lama untuk dapat mengolah dari sebuah pengalaman pribadi saya ini ke dalam kharakter-kharakter jenaka legendaris Jon Koplo, Lady Cempluk dan Tom Gembus.

Sedikit flashback mengulas cerita dimana ide cerita ini berawal ketika kami (saya dan saudara-saudara saya) merayakan Iedul Fitri di rumah salah satu kerabat dekat. Seperti biasa di setiap kunjungan pastilah ada hidangan bagi tamu. Namanya juga anak-anak selalu saja sigap dalam memilih target makanan dan saya telah “mengincar” sebuah target makanan kaleng yang kemasannya “aduhai menggoda”. Nahas tidak dapat ditolak & untung tak dapat diraih, ternyata oh ternyata isi kaleng tersebut adalah ….. “ segerombolan rengginang”. Bayangan saya akan sekumpulan roti kaleng yang lezat dan menggoda seketika itu sirna. Karena sudah “tertangkap basah” membuka kaleng aduhai tersebut maka mau tidak mau suka tidak suka harus mengambil dan menyantap isi kaleng tersebut yang tidak lain adalah rengginang. Saya haqul yakin kejadian serupa pasti pernah menimpa pada anda juga …. betul ngga’, hayooo ngaku ajah lah … sudah kepalang basah …. hehehe (maaf hanya bercanda saja) 

Pada awalnya saya pesimis, tulisan saya ini akan dimuat oleh SOLOPOS. Namun seiring dengan waktu, akhirnya masa penantian itu berakhir juga dengan ditayangkannya tulisan cerita pendek saya di rubrik Ah … Tenane. Yang cukup mengejutkan adalah ketika beberapa teman sekantor saya (terutama yang sama-sama berasal dari Solo sekaligus pembaca setia berita-berita di www.solopos.com) memberi selamat karena artikel cerita pendek Jon Koplo saya sudah diterbitkan oleh SOLOPOS, rasa senang, haru, bangga sekaligus malu bercampur jadi satu.Terimakasih kepada SOLOPOS yang telah berkenan menayangkan cerita pendek pengalaman saya dan terimakasih pula atas kiriman “uang lelah” via wesel Pos.

 

Aditya – Jakarta Timur

nb. mohon ijin kepada www.solopos.com untuk memakai gambar Jon Koplo dan Tom Gembus

 

 

 

Apakah tulisan ini membantu ?

Aditya Nur Yuslam

jika senyum itu adalah ibadah, maka teruslah tersenyum kepada semua orang agar dunia selalu dibaluti dengan kegembiraan dan kebahagiaan

View all posts

Add comment