Soloensis

Infaq dan Perilaku Sosial Ekonomi Umat

Gerakan infaq sebagai gerakan beramal merupakan anjuran agama sebagai upaya ta’awun atau tolong menolong antar sesama. Biasanya gerakan ini tumbuh hidup ketika ada bencana kemanusiaan seperti: Tsunami, Banjir, Gempa Bumi, Gunung Meletus ataupun juga tanah longsor. Musibah tersebut membuat banyak orang yang simpati sehingga secara spontanitas mau mengeluarkan hartanya. Sudah saatnya perilaku sosial tersebut di kembangkan dalam bentuk gerakan berinfaq yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi umat seperti Dompet Dhuafa, Lazismu, ataupun Lazis.  Tujuan gerakan berinfaq menjadi bagian dari perilaku sosial adalah  untuk membersihkan harta seseorang dari hak orang lain ketika melakukan transaksi bermuamalah, selain itu seiring perkembangan zaman gerakan berinfaq perlu digalakan sebagai upaya untuk membangun kekuatan sosial ekonomi umat, di tengah arus kapitalisasi global yang makin merambah unit ekonomi keluarga yang dampaknya tentu ada positif dan negatifnya, dari sisi positif arus kapitalisasi global mampu mendorong nilai tambah income keluarga seperti perkembangan bisnis online yang saat ini sedang menjamur baik sebagai wirausaha ataupun kerja sambilan, sedang dari sisi negatif karakter umat untuk berwirausaha melalui proses hulu ke hilir dari proses produksi dan proses menjual menjadi berkurang dan berubah maka dari itu sebagai upaya untuk menyelaraskan perubahan karakter ekonomi keluarga dan juga kepentingan untuk membangun kekuatan sosial ekonomi umat agar tidak rapuh di telan situasi, penting untuk memasifkan gerakan kesadaran berinfaq yang tujuannya adalah untuk memperkokoh kekuatan ekonomi umat.

Untuk membangun kekuatan ekonomi umat tersebut penting untuk digerakkan konsep ta’awun melalui gerakan berinfaq di setiap saat dan waktu dengan niat menyisihkan berapapun uang yang ada pada saku kita, karena dalam Alqur’an juga ditegaskan pentingnya berinfaq disaat lapang maupun sempit karena infaq justru akan menjadi nilai tambah bagi siapapun yang bermuamalah berdasarkan ridha Allah swt. Bisa jadi karena berinfaq ini seseorang senantiasa di beri kemudahan jalan dalam mencari rizqi. Mengingat perkembangan zaman maka konsep gerakan berinfaq yang saat ini terus dimaksimalkan potensinya melalui berbagai pola dan metode yang mengikuti perkembangan seperti berbisnis dan berinfaq yang dikembangkan melalui aplikasi seperti : Paytren Yusuf Mansur patut dan layak untuk di tiru dan dikembangkan secara amanah karena berbagai tawaran barang dan jasa di media online berpotensi mengubah mindset seseorang sehingga dampaknya akan membuat perilaku konsumtif makin kuat yang secara otomatis akan menggerus semangat untuk berinfaq, walaupun juga masih perlu dikembangkan cara cara konvensional yang sudah umum dan lazim. Mindset seseorang itulah yang harus disadarkan karena pola konsumsi yang saat ini sangat dominan dengan berbagai penawaran barang dan jasa di satu sisi dapat menyumbang peningkatan produk domestik bruto (PDB) namun disisi lain justru akan menjadikan seseorang mempunyai sikap boros dan bermewah – mewahan sehingga dari sinilah suatu konsep gerakan berinfaq dirumuskan untuk kemaslahatan bersama. Konsep gerakan berinfaq sebagai jalan tengah atau moderat dalam mengatasi berbagai problematika ekonomi. Di satu sisi pola konsumsi yang makin berkembang akan meningkatkan pajak konsumsi namun di sisi lain bila tidak dikembangkan industri di sektor hulu  akan menyuburkan impor barang yang secara otomatis barang barang dalam negeri akan didominasi produk luar makin besar impor daripada expor juga akan mendevaluasi nilai mata uang, maka disinilah peran kunci infaq melalui berbagai program donasi yang ditawarkan untuk menarik para dermawan sehingga mindset konsumsi seseorang dapat dirubah menjadi investasi akhirat yang juga bermanfaat  untuk  investasi dunianya.

Secara teknis apapun cara dan metodenya yang perlu ditekankan disini adalah uang infaq itu harus dipastikan sesuai dengan tujuan dan sasaran infaq tersebut. Kreativitas dalam berinfaq juga penting untuk dikembangkan seperti pembagian nasi bungkus gratis, ini sangat penting dalam rangka menolong mereka para kaum marginal karena sedikit saja tapi bisa dirasakan manfaatnya seperti para kuli panggul di pasar atau abang becak dan tenaga kasar lainnya yang dengan bantuan sebungkus nasi akan menjadi energi baru bagi mereka yang berkeringat dan bergelut dalam kehidupan sehari hari. Jadi konotasi infaq yang selalu berhubungan antara uang recehan dan kotak amal harus di buang jauh jauh karena penting dalam menggalakkan infaq sebagai soko kekuatan muamalah umat. Lembaga amil yang saat ini dibentuk seperti Lazis, Lazismu ataupun Lazisnu perlu didorong perkembanganya bahkan kalau perlu dibentuk lembaga serupa dalam unit pelayanan umum ataupun usaha seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, supaya distribusi dari gerakan berinfaq tidak akan terpusat tapi makin mengakar dengan begitu melalui gerakan berinfaq mampu menghidupkan roda perekonomian umat yang saat ini makin termarginalkan, bagi mereka yang membutuhkan permodalan dapat meminjam kas dari uang infaq yang diatur melalui manajemen khusus, pola tersebut yang nantinya pengembaliannya juga melalui donasi kembali tanpa harus di kenakan bunga kembali tapi berupa pengembalian yang dilebihkan itu bagi mereka yang membutuhkan modal usaha sedangkan bagi orang miskin yang ingin bekerja juga bisa dimodali dengan sekali modal untuk dikembangkan dan diputar secara kontinu seperti tukang tambal ban.

Selain sektor ekonomi, gerakan berinfaq juga dapat untuk membangun sarana prasarana sekolah dan berbagai kelengkapanya sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bila gerakan infaq ini mewabah, cerita biaya pendidikan berkualitas yang selalu mahal serta berpotensi mengganggu ekonomi dapat terpecahkan, uang yang ada bisa dialirkan untuk permodalan yang terus berputar sehingga segala sesuatunya dapat berjalan secara normal. Kualitas pendidikan yang dihasilkan juga makin terjaga dan dapat membawa kebaikan karena di lakukan dalam kerangka saling tolong menolong seperti misal suatu lembaga pendidikan yang memiliki murid 250 murid  jika tiap wali murid dikenai infaq sebesar Rp. 10.000/bln maka tiap bulan sudah berkumpul kas 2,5 jt, uang tersebut bisa diputarkan kembali dalam bentuk infaq produktif seperti untuk membeli hewan ternak kambing bekerjasama dengan para peternak yang sudah ahli dengan sistem bagi hasil, hewan yang diternakan tersebut bisa untuk kebutuhan sekolah, pada saat kurban, atau kebutuhan keluarga seperti aqiqah ataupun bisa dikembangkan dengan cara yang lain.

Untuk menggerakkan sektor ekonomi mikro juga perlu digerakkan usaha mikro seperti penjual es, warung kopi, bakul sayur, penjual mi ayam. Dengan pinjaman plus infaq lewat dana bergulir ini akan mampu menghidupkan sektor ekonomi riil sekaligus menghidupkan ekonomi umat berbasis akar rumput. Melalui cara berbisnis yang sederhana terlebih dahulu nanti di tingkatkan sambil terus berinovasi melalui berbagai pelatihan pelatihan secara gratis yang didanai dari infaq sehingga dana infaq akan digerakkan dengan cara memberikan kail melalui berbagai investasi baik jangka pendek, menengah dan panjang. Investasi dalam jangka pendek bisa juga dengan cara pemberian bantuan modal, investasi dalam jangka menengah bisa juga dalam bentuk pelatihan dan jangka panjang yaitu investasi sumber daya manausia.

Misal investasi jangka pendek berupa pemberian modal katakanlah pinjaman 500.000 sampai 1 juta untuk membiayai kegiatan bisnis yang sederhana tapi dana berputar seperti jual es, warung kopi, bakul sayur, penjual mi ayam biasa penjual tersebut perputaran dana cenderung cepat berputar dan kembali. Sedangkan investasi jangka menengah yaitu berupa pelatihan bagi mereka yang sudah bergerak bisnisnya supaya produk yang mereka hasilkan lebih punya daya saing misalnya dari kemasan walaupun hanya makanan sederhana seperti cemilan kripik singkong bisa juga karena kemasan dapat juga di ekspor ataupun juga cara pengurusan hak hak paten bila produk tersebut adalah bagian dari makanan lokal. Investasi jangka panjang yaitu investasi sumberdaya manusia lewat pendidikan, karena dari pendidikan akan dihasilkan tenaga tenaga berwawasan yang nantinya diharapkan lebih cakap dalam mengikuti perkembangan teknologi sehingga mereka mampu mengembangkan potensinya secara lebih efisien baik itu ketika berwirausaha maupun sebagai pegawai atau profesi lainnya. Oleh sebab itu mari kita gerakan ekonomi umat dengan cerdas berinfaq menggerakkan konsep ta’awun menuju kejayaan ekonomi umat Islam yang jauh dari unsur ribawi.  (Syahirul SE, Praktisi Bisnis, Tinggal di Kudus).

    Apakah tulisan ini membantu ?

    syahirul alem

    berkarir sebagai wiraswasta, penulis dan pegawai.

    View all posts

    Add comment