Soloensis

Tidak Ada Kejelasan Kompetisi, Eks Pemain Persis Solo Melatih Tim Tarkam

Tidak Ada Kejelasan Kompetisi,
Eks Pemain Persis Solo Melatih Tim Tarkam

Ketidak jelasan kompetisi di Indonesia akibat komflik kepentingan antara Menteri pemuda dan Olah Raga dengan Ketua PSSI terus memakan korban. Melalui surat keputusan bernomor 0137 Tahun 2015 Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi, membekukan PSSI beserta kompetisi yang berada dibawah naungan PSSI, Mulai dari Liga Super Indonesia hingga Liga Nusantara. Pemberhentian kompetisi memaksa klub memutus kontrak pemain, karena tidak ada kompetisi. Pemain menjadi salah satu pihak yang begitu jelas merasakan dampak dari konflik ini. Bagaimana tidak, Sepak bola sebagai lahan untuk mengisi pundi- pundi keuangan kini tidak ada lagi. Kompetisi berhenti berarti tidak ada pemasukan untuk pemain. Ketidak jelasan kompetisi membuat pemain memilih berbagai jalan. Mulai dari ada yang memilih Pensiun dini hingga ikut kompetisi tarkam.
Dua pemain yang pernah sama- sama bermain untuk tim kota bengan melih jalan yang berbeda. Ferianto dan Andri Siswanto memilih jalan yang berbeda. Ferianto, mantan kapten Persis Solo memilih gantung sepatu, sedangkan Andri Siswanto memilih untuk melatih klub di tempat kelahiranya di Wonogiri. Ferianto memilih gantung sepatu dan melakukan pertandingan eksebisi untuk perpisahan dirinya pada hari minggu (28-2-2016). El Tigre, begitu Pasoepati menjuluki dirinya mendapat kehormatan menggelar pertandingan perpisahan di Stadion Manahan melawan Persinga Ngawi.
Ferianto dan Andri Siswanto sama- sama pernah membela laskar samber nyawa pada periode 2010-an, sebelum akhirnya berpisah, Andri Siswanto pindah ke PSCS Cilacap pada tahun 2012. KIni pada saaat kompetisi tidak jelas. Andri Siswanto memilih untuk melatih klub di Wonogiri pada saat gelaran turnamen Madya Mandala Cup 2016 di Baturetno, Wonogiri. Pada pergelaran turnamen tersebut, tim asuhan Andri Siswanto, Giriwoyo U23 berhasil menjuarai kejuaraan tersebut.
Pembekuan PSSI oleh Menpora seharusnya digunakan untuk instropeksi pengusurs beserta seluruh insan sepakbola nasional supaya kedepanya bisa menjadi lebih baik. Kompetisi lebih baik tidak ada isu pengaturan skor, kongkalingkong pemilihan anggota pssi maupun pengurus yang korup bertahta di PSSI yang bertameng statuta FIFA. Alangka lucunya bila kompetisi dipaksakan digelar namu tidak ada perbaikan. Pemain, pelatih, supporter sudah muak dengan ketidakpastian ini, tidak ada kompetisi, tidak ada tontonan, pemian nasibnya terbengkalai namun tidak ada perubahan

Apakah tulisan ini membantu ?

Add comment